5 Tahapan untuk Menemukan Orang yang Sevisi

Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Di edisi kali ini saya akan mengajarkan anda cara membangun tim yang kuat. Cara menemukan orang yang tepat untuk tim anda, organisasi anda, atau perusahaan anda. Atau apapun yang sedang anda kerjakan saat ini. Dan di edisi kali ini saya akan membahas tentang : “5 Tahapan untuk Menemukan Orang yang Sevisi”.

Sebenarnya pada topik kali ini saya akan membahas tentang kepemimpinan atau leadership. Besar kecilnya sebuah organisasi itu tergantung dari orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Jadi sebetulnya organisasi itu bisa besar, organisasi itu bisa kecil, itu semua tergantung dari orang-orang yang ada di dalamnya. Sekarang pertanyaan saya, bagaimana agar anda bisa menemukan orang-orang yang tepat? Itu semua ada tahapan-tahapannya.

Sebelum saya membahas ini, saya juga akan menjawab dari kolom comment. Dimana orang-orang sering bertanya, “mengapa saya tidak bisa menemukan karyawan yang tepat?”. Mengapa karyawan saya sulit dipercaya? Mengapa karyawan saya sulit dipegang janjinya? Dan mengapa saya tidak bisa menemukan karyawan yang jujur?” Blablabla dan sebagainya.

Kemudian yang kedua adalah, “Mengapa saya mendapatkan partner kerja yang kurang cocok? Selama ini saya tidak bisa menemukan partner kerja yang tepat” Blablabla dan sebagainya. Disini saya akan menjawabnya dengan 5 tahapan. Semoga 5 tahapan ini bisa anda renungkan, anda pelajari, dan semoga bisa menjawab permasalahan anda.

1. Tahu

Tahap yang pertama yang paling dasar adalah tahu. Anda harus tahu sebelum organisasi anda besar. Sebelum perusahaan anda besar. Syarat nomor satu adalah anda harus mempunyai yang namanya ‘visi’. Jadi perusahaan ini visinya mau kemana? Organisasi ini visinya mau kemana? Jika anda mempunyai sebuah perusahaan/sebuah usaha, sebuah organisasi, atau apapun itu. Kalau tidak ada visi yang jelas, besar kemungkinan usaha anda tidak akan berjalan jauh. Perusahaan/organisasi anda tidak akan berjalan jauh.

Mengapa? Karena tidak ada visi. Visi itu seperti sebuah arah dan kompas. Visi itu akan menentukan perusahaan anda berjalan kemana, organisasi anda berjalan kemana. Tentunya untuk mengetahui visi anda, maka anda harus paham tahap pertama, yaitu ‘tahu’.

Saya ambil sebagai contoh adalah vegetarian. Vegetarian bukanlah milik agama tertentu. Tetapi vegetarian adalah pola/gaya hidup sehat. Kita lihat di Barat, banyak artis-artis terkenal yang menjadi seorang vegetarian. Anda tahu Andy Lau? Bintang film Hong Kong yang sangat terkenal. Beliau juga seorang vegetarian. Anda lihat Mike Tyson yang body’nya kekar, petinju kekar. Beliau juga seorang vegetarian.

Bahkan mantan presiden Amerika Serikat Bill Clinton juga seorang vegetarian.

Kita juga perhatikan bahwa vegetarian itu bahkan sudah menjadi tren dan gaya hidup banyak orang. Vegetarian bukan milik agama tertentu. Tetapi, vegetarian sudah menjadi gaya hidup. Saya pribadi sudah menjadi vegetarian hampir 22 tahun. Dan selama saya menjadi vegetarian, banyak sekali manfaat yang bisa saya dapatkan. Selain berat badan terjaga, kondisi fisik juga prima, dan kita juga bisa menjalani hidup dengan lebih baik.

Sekarang, kita bicara soal visi vegetarian. Yaitu menerapkan pola hidup sehat. Itu poinnya. Sekarang, berapa banyak yang tahu hal itu? Bahwa vegetarian adalah pola hidup yang sehat. Zaman sekarang kalau restoran tidak menyediakan menu vegetarian, itu kurang oke. Saya tidak bicara tentang restoran di Indonesia. Indonesia itu terlalu kecil. Saya membicarakan yang ada di negara-negara maju seperti di benua Eropa dan Amerika. Sepertinya jika anda berbicara bahwa anda vegetarian, disana pasti bisa menyediakan.

Apalagi kalau di India. Di India itu penduduknya ada 1 miliar lebih. Jika anda berbicara tentang vegetarian, mereka sudah pasti tahu. Orang India banyak yang menjadi vegetarian, apapun agama mereka. Termasuk di China. Memang tidak banyak yang vegetarian. Tetapi, mereka sudah pasti tahu apa itu vegetarian. Apalagi di Barat seperti di Amerika dan Eropa yang penduduknya juga miliaran. Pasti ada banyak dan mudah sekali menemukan vegetarian.

Tahap pertama adalah ‘tahu’. Berapa banyak yang tahu tentang vegetarian? Maka, pasti populasi ini akan lebih banyak. Populasi orang yang tahu kalau diibaratkan piramida, ‘orang yang tahu’ ini menempati posisi paling bawah. Yaitu ‘tahu’ ini yang paling banyak. Jadi, orang yang tahu bahwa vegetarian itu baik pasti lebih banyak populasinya.

2. Paham

Sedangkan tahapan yang kedua adalah  paham. Paham adalah level yang kedua. Berapa banyak orang yang paham bahwa vegetarian itu baik? Pasti orang yang tahu lebih banyak. Tetapi, orang yang paham pasti lebih sedikit daripada orang yang tahu. Itu sudah hukum alam.

3. Sadar

Sedangkan yang lebih kecil atau yang ketiga adalah sadar. Berapa banyak orang yang sadar ingin menjadi vegetarian daripada orang yang paham? Orang yang paham berkata, “Oh iya, vegetarian itu bagus”. Tetapi, sadar untuk melakukan vegetarian itu sepertinya lebih sedikit. Dan orang yang sadar itu adalah level yang ketiga.

4. Komitmen

Tahap yang lebih tinggi lagi dari sadar adalah komitmen. Ini tahapan yang keempat. Bicara soal komitmen, orang yang berkomitmen pasti lebih sedikit daripada orang yang sadar. “Saya sadar ingin menjadi vegetarian”. Tetapi, yang mau berkomitmen seumur hidup? Tidak banyak.

5. Sevisi

Dan akhirnya, tahapan yang lebih tinggi dari komitmen adalah sevisi. Orang-orang yang sevisi ini tidak perlu lagi disuruh berkomitmen. Karena mereka adalah orang-orang yang lebih terpilih lagi dari orang berkomitmen. Bahkan dia mungkin bukan lagi hanya menganggap vegetarian sebagai gaya hidup. Tetapi, di Amerika ada sebuah organisasi bernama PETA. PETA adalah organisasi pecinta binatang. Mereka memperjuangkan yang namanya animal right. Animal right adalah hak asasi binatang. Jadi, binatang itu punya kesetaraan untuk bisa hidup dengan manusia.

Jadi sangking ekstrimnya, mereka tidak memakai bulu binatang, mereka tidak mau menyakiti hewan. Bahkan mereka yang di negara Barat atau di negara maju, kucing dan anjing sampai punya Rumah Sakit sendiri. Mereka sampai punya organisasi untuk penampungan kucing dan hewan yang terlantar. Di Indonesia, sepertinya kucing malah menjadi makanan di daerah tertentu. Atau mungkin ditabrak mobil di pinggir jalan, kemudian dikubur dimana juga tidak jelas. Kalau di Indonesia, hewan itu kurang terawat.

Tetapi kalau di negara maju, mereka sangat menghormati hak asasi binatang. Dan mereka  bukan hanya tidak memakannya. Tetapi bahkan sangat menghormatinya. Itulah organisasi PETA. Organisasi itu adalah contoh orang-orang yang sevisi. Begitu juga dengan karyawan. “Visi perusahaan saya adalah menjadi perusahaan yang terdepan di bidang jasa”, contohnya. Sama dengan contoh vegetarian tadi. Di antara karyawan anda, persentase ‘orang yang tahu’ pasti lebih banyak. Mungkin karyawan anda yang ‘cuma tahu’ ini adalah mereka yang hanya ingin makan gaji buta saja. Cuma cari pekerjaan saja atau sekedar agar punya pekerjaan.

Tetapi dari sekian banyak ‘karyawan yang tahu’, level yang kedua adalah yang ‘paham’.

Paham atau tidak dengan visi itu? ‘Yang paham’ pasti lebih sedikit. Orang yang paham tentang visi perusahaan itu akan memberikan pelayanan terbaik. Karyawan itu mulai sadar, “Saya ini sudah memberikan yang terbaik atau belum bagi konsumen? Apakah saya sudah memberikan jasa yang terbaik pada konsumen?”. Kalau belum, maka orang yang persentasinya ‘tahu’ pasti hanya berpikir masa bodoh. “Saya sudah memberikan pelayanan terbaik pada konsumen atau tidak itu tidak penting. Yang penting saya dapat gaji”.

Mungkin saja selama ini anda belum menemukan ‘orang yang paham’. Anda hanya menemukan ‘orang yang tahu’. Ketika anda menemukan ‘orang yang tahu’, maka anda akan mendapatkan karyawan-karyawan yang tidak berkomitmen. Anda akan mendapatkan karyawan-karyawan yang menjengkelkan hati. Anda hanya mendapatkan karyawan-karyawan yang sebatas makan gaji, atau malah berpikir, “Apa yang bisa saya dapatkan dari perusahaan ini?”. Bukan “apa yang bisa saya berikan untuk perusahaan ini?”. Itulah karyawan yang tidak paham visinya.

Sedangkan yang ketiga adalah orang-orang yang sadar akan visi tersebut. Sadar bahwa visi saya adalah ‘bagaimana agar saya bisa memberikan pelayanan terbaik? Memberikan jasa yang terbaik?’. Dia sadar. Bahkan, dia sampai membawa pekerjaannya pulang ke rumah. Mungkin dia sampai datang lebih pagi ke kantor. Bahkan dia memacu junior-juniornya. “Bagaimana kamu bisa bekerja dengan baik jika kamu tidak memberikan jasa yang terbaik? Bagaimana kamu bisa memberikan pelayanan terbaik pada konsumen anda jika etos kerja anda seperti itu?”.

Itu yang ketiga. SADAR. Tentunya orang yang sadar ini lebih sedikit lagi daripada ‘orang yang paham’. Jadi jika anda ingin menemukan karyawan yang tepat untuk mengisi jabatan yang lebih tinggi, maka anda harus menemukan orang yang sadar akan visi tersebut. Dan yang keempat, anda akan menemukan orang yang berkomitmen. Orang yang berkomitmen ini levelnya sama dengan pemilik perusahaan tersebut.

Seorang pemilik usaha akan mati-matian mempertahankan perusahaan.

Seberat apapun tantangan perusahaan ini karena kompetitor, karena krisis finansial, karena inflasi, karena kenaikan harga bahan baku, karena tantangan dari luar. Atau mungkin juga karena modal. Apapun itu masalahnya, orang yang berkomitmen akan bertahan. Seberat apapun masalah dari perusahaan itu.

Mungkin barang dari supplier terlambat, mungkin terbentur masalah perizinan, atau mungkin juga buyer setianya hilang. Tantangan perusahaan itu besar. Tetapi jika ia berkomitmen, maka ia akan bertahan. Bahkan dia siap menerima resikonya. “Saya siap tidak diberi gaji”. Orang yang berkomitmen itu ngeri banget.

Orang-orang yang seperti ini layak anda beri saham dari perusahaan. Jangan hanya memberinya gaji. Karena orang-orang ini siap pasang badan untuk perusahaan. Orang-orang seperti ini siap membela perusahaannya, baik perusahaan itu dalam kondisi bagus maupun kondisi terburuk. Orang-orang yang berkomitmen ini jangan hanya dijadikan karyawan. Angkatlah dia menjadi partner. Angkatlah dia, orang-orang yang terbaik ini menjadi entrepreneur. Dan orang-orang yang berkomitmen ini akan menuju yang kelima, yaitu orang yang sevisi. Orang yang sevisi tidak akan meninggalkan anda. Orang-orang yang sehidup semati akan selalu bersama anda. Dan orang-orang yang akan selalu ada di saat anda susah maupun senang.

Suka maupun duka

Orang-orang ini adalah orang-orang yang menurut saya layak mendapat apresiasi. Dan orang-orang seperti ini bekerja bukan lagi karena uang atau gaji. Tetapi ia bekerja karena ia merasa perusahaan telah membesarkan dan mengubah hidupnya. ‘Perusahaan ini telah totalitas membuat perubahan finansial. Dari saya masih tidak punya keluarga sampai punya keluarga’. Orang-orang seperti ini layak diberikan apresiasi yang terbaik.

Itu tahapannya. Tentu saja persentasenya akan sangat kecil kalau anda mau menemukan orang dari level bawah. Seringkali, anda tidak menemukan karyawan yang tepat atau partner yang tepat. Karena orang yang seperti itu tidak paham fisik. Karena anda hanya di level ‘tahu’. Tahapannya itu masih sangat jauh. Jadi sahabat entrepreneur, tentunya dari analogi tentang cerita vegetarian tadi dan bagaimana anda bisa menemukan orang yang sevisi dari visi itu tadi.

Jadi nomor satu adalah visi yang paling utama. Karena visi  inilah yang menentukan perusahaan bisa berjalan sejauh mana. Jika perusahaan itu visinya hanya : “Hari ini saya ingin mendapatkan keuntungan uang sekian”, ya sudah. Berarti visinya hanya uang. Menurut saya perusahaan ini tidak layak diikuti. Karena visi dari perusahaan itu tidak jelas. Tetapi kalau visi perusahaan itu jelas, anda kenal pemimpinnya dengan jelas, maka saya yakin. Anda bisa mempertaruhkan hidup anda di perusahaan itu. Dan saya yakin itu tidak salah. Mengapa? Karena visi dari perusahaan itu jelas. Karena filosofi dari perusahaan itu jelas. Dan karena visi dari sebuah kegiatan itu jelas.

Ketika anda tahu visi dari sebuah organisasi itu jelas, visi dari sebuah kegiatan itu jelas, visi dari sebuah perusahaan itu jelas. Maka saya yakin, anda akan menemukan. Cepat atau lambat anda akan menemukan orang yang tahu. Anda akan menemukan sedikit orang yang paham. Dan sedikit lagi orang yang sadar. Dan lebih sedikit lagi orang yang berkomitmen. Lalu akhirnya, anda akan menemukan orang-orang yang sevisi.

Dan ingat, orang yang sevisi itu jumlahnya kurang dari 3% dari 100 orang.

Jadi, hanya 3% saja orang yang sevisi. Orang yang berkomitmen itu kurang dari 5%. Sisanya 95% adalah tahu, paham dan sadar.  Janganlah berhenti di level 95%. Tetapi naiklah terus. Maka suatu hari anda akan menemukan orang yang 5% tersebut.

Jadi sahabat entrepreneur, semoga 5 tahapan ini memberikan anda wawasan dan cakrawala. Jika anda kesulitan menemukan orang yang tepat, karyawan yang tepat, atau tim yang tepat untuk membangun organisasi anda. Semoga dengan cerita dan analogi saya tadi, anda bisa mempunyai suatu pandangan bagaimana agar anda bisa mempunyai suatu tim yang solid, pekerjaan yang kuat, organisasi yang tangguh, dan sebuah filosofi hidup yang sangat luar biasa.

Demikian untuk channel saya kali ini. Apabila anda menyukainya jangan lupa berikan like, berikan komentar positif anda, dan jangan lupa subscribe. Dan juga jangan lupa loncengnya diaktifkan. Serta jangan lupa tonton 2 video saya di sebelah kanan.

Sukses untuk anda, salam hebat luar biasa..!!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.