Apa Hubungan Drop Out Dengan Menjadi Orang Sukses ?

Anda kenal Bill Gates? Anda kenal Mark Zuckerberg? Apakah anda kenal tokoh-tokoh kenal seperti Brad Pitt, Oprah Winfrey, Ralph Lauren, Jim Carrey, Walt Disney, atau Abraham Lincoln? Semuanya adalah tokoh-tokoh besar. Pertanyaan saya satu : Apa kemiripan mereka? Kemiripan mereka adalah mereka DROP OUT. Sekarang pertanyaan saya adalah : “Apa hubungan drop out dengan menjadi orang sukses?”

Mengapa saya membahas topik ini? Karena di kolom comment saya perhatikan banyak yang bertanya, “Pak, apakah saya perlu kuliah? Saya harus kuliah/sekolah jurusan apa agar bisa seperti Pak Chandra?” Saya mau menjawab bagaimana ya.., saya bingung. Tetapi, semoga video ini bisa menjawab anda, para generasi muda/generasi millenial yang mungkin usianya masih 25 tahun ke bawah. Anda mungkin sedang galau. Atau mungkin, adik-adik yang sekarang masih kuliah semester 2-semester 3, mengapa sekarang anda merasa ‘semakin saya kuliah, semakin saya merasa salah pilih jurusan’. Ada yang merasa seperti itu?

Setelah anda menonton channel ini, justru semakin menambah kegalauan anda. Apalagi setelah hari ini kita membahas “Ternyata banyak tokoh-tokoh besar yang tidak menyelesaikan kuliahnya. Bahkan mereka cenderung drop out.”

Sahabat entrepreneur, disini saya ingin berbagi, apa hubungannya “drop out” dengan menjadi orang “sukses”?

Jawabannya satu, yaitu : “tidak ada hubungannya”.

Demikian, video ini saya akhiri. Kelarr… Penonton kecewa. Sebetulnya memang tidak ada hubungannya. Kenapa saya mengatakan tidak ada hubungannya? Kita ambil satu contoh, misalnya Mark Zuckerberg. Mark adalah pendiri Facebook. Sadarkah anda? Kalau anda menonton film “The Social Network”, itu awalnya beliau hanya mempertemukan beberapa teman bersama beberapa orang temanya. Dan sekarang melegenda dan fenomenal sekali.

Sebetulnya di film itu Mark tidak digambarkan membangun bisnisnya bersama mantan pacarnya yang sekarang istrinya, yaitu Priscilla Chan. Sebenarnya, Priscilla itu membangun Facebook bersama-sama dengan Mark. Awalnya seperti itu. Ketika dia rindu dengan teman-teman SMA’nya, maka akhirnya dia mendirikan Facebook. Waktu itu yang lagi terkenal adalah Friendster. Jadi, beliau membangun Facebook bersama-sama. Dan akhirnya beberapa temannya memang sekarang sudah tidak bersama-sama dengan beliau lagi. Tetapi, sebenarnya beliau di semester tersebut memutuskan untuk drop out karena dia tidak menemukan tujuan : ‘Why I should go to the college?’. ‘Why I should go to the university?’. Mengapa dia harus pergi ke universitas.

Ketika ia sudah mencapai “ledakan pemahaman”, itu istilah saya. Ketika seseorang mencapai “ledakan pemahaman”, ia sudah tidak lagi menemukan tujuan ‘mengapa saya harus kuliah?’. Saya selalu menyampaikan di seminar-seminar saya atau ketika saya diundang ke universitas dan juga di video-video saya : “Kuliah itu penting. Tetapi tidak cukup”. ‘Tidak cukup’nya itu bagaimana maksudnya?

Karena anda belum mencapai yang namanya “ledakan pemahaman”.

Orang-orang sukses seperti Steve Jobs, contohnya. Dia menemukan “ledakan pemahaman” ketika dia kuliah. Sehingga dia tidak perlu lagi menemukan tujuan ‘mengapa saya harus kuliah?’. Brad Pitt, contohnya. Siapa yang tidak kenal Brad Pitt? Bintang film yang sangat terkenal.

Oprah Winfrey, contohnya. Membawakan sebuah talkshow yang sangat interaktif. Mengundang tokoh-tokoh terkenal. Di Indonesia mungkin seperti Kick Andy, atau Hitam Putih’nya Dedy Corbuzier. Mengundang tokoh-tokoh inspiratif itu adalah acara yang luar biasa. Acara yang dibawakan Oprah Winfrey adalah show yang sangat terkenal dan melegenda sampai hari ini.

Ralph Lauren, contohnya. Pendiri Polo. Atau Jim Carrey, dengan filmnya The Mask. Ia berubah menjadi berwarna hijau. Walt Disney, contohnya. Siapa yang tidak kenal Walt Disney? Pendiri Disney Land. Atau Abraham Lincoln, presiden Amerika yang fenomenal. Yang mengalami kegagalan bertubi-tubi di dunia politik dalam hidupnya. Kemudian hidupnya juga berantakan, namun akhirnya ia menjadi presiden Amerika Serikat.

Anda bisa perhatikan, semuanya punya satu pola. Polanya adalah ketika mereka mencapai satu hal, yang namanya “ledakan pemahaman”. Yang dimaksud ledakan pemahaman adalah :

“Saya sudah menemukan tujuan hidup saya, Saya tahu saya harus apa. Dan saya temukan  jawaban itu tidak di tempat kuliah”

Saya berbicara begini di video ini bukan berarti menyuruh anda berhenti kuliah. NO. Jika anda belum menemukan “ledakan pemahaman”, anda belum menemukan tujuan, maka selesaikan kuliah anda. Saya sendiri seorang sarjana. Saya garis bawahi, saya seorang sarjana.

Di Indonesia sendiri juga banyak konglomerat yang sarjana. Ir. Ciputra, contohnya. Pak Chairul Tanjung, contohnya. Pendiri Transmart dan pendiri CT Corporation. Erick Thohir, contohnya. Lulusan Amerika. Banyak tokoh-tokoh terkenal di Indonesia yang juga seorang sarjana. Tapi yang tidak anda ketahui adalah bahwa karir mereka yang sekarang tidak ada hubungannya dengan kuliah yang mereka ikuti.

Contohnya pak Chairul Tanjung dulunya seorang mahasiswa terbaik di fakultas Kedokteran Gigi. Anda bisa baca bukunya : Si Anak Singkong. Mengapa saya tahu banget bukunya? Karena waktu di Gramedia tahun  2011 ketika saya menjual buku saya ‘Badai Pasti Berlalu’, selalu disandingkan best seller berdua dengan buku beliau di beberapa Gramedia. Saya keliling Gramedia di seluruh Indonesia dari Jakarta, Balikpapan, Manado, sampai Bali dan sebagainya, selalu bersanding berdua pada saat itu, tahun 2011. Karena bukunya sekarang sudah tidak ada di Gramedia. Jadi kalau anda ingin beli bukunya, silahkan klik link deskripsi di bawah. Atau anda cari beberapa reseller di tokopedia ada banyak sekali yang menjual buku ‘Badai Pasti Berlalu’, jika anda ingin membaca kisah saya.

Fakultas beliau tidak ada hubungannya dengan bisnisnya. Seharusnya beliau cocoknya menjadi dokter gigi. Tetapi mengapa beliau banting setir menjadi pengusaha? Jadi, tidak ada hubungannya. Apakah hubungan drop out dengan pengusaha, orang sukses dan konglomerat? Tidak ada hubungannya. Hubungannya terjadi ketika anda mendapatkan ‘ledakan pemahaman’.

Sekarang anda bertanya lagi di kolom comment, “Pak, supaya saya mendapatkan ledakan pemahaman, saya harus bagaimana?”. Saya harus menjawab bagaimana? Supaya anda mendapatkan ledakan pemahaman, kuncinya ada tiga. Yaitu :

1. Ubahlah teman anda

Yang pertama : ubahlah teman anda. Anda tidak akan kaya raya jika teman anda ‘masih kere’ semuanya. Tidak akan. Karena 5 teman anda menentukan siapa diri anda. Dan itu sangat penting. Masalahnya, jika anda hanya berteman dengan orang-orang satu kuliah yang tidak punya pemikiran yang sama untuk maju ke depan, anda tidak akan maju. Orang-orang ini mengubah teman-temannya (itu kemiripannya). Dan teman-temannya itu yang menentukan kualitas mereka.

Jika teman-teman anda usianya 40 tahun-50 tahun dan pengusaha, pasti cara berpikirnya berbeda. Kalau anak kuliah, mungkin pemikirannya hanya main game, ngejar cewek (mungkin bagi yang cowok). Yang cewek mungkin lomba banyak-banyakan follower di Instagram. Siapa tahu jadi selebgram, contohnya begitu. Atau mungkin memang cara berpikirnya hanya seperti itu. Tetapi, mereka mempunyai satu kemiripan. Yaitu : Mereka berteman dengan orang-orang yang berbeda. Ini yang paling penting.

2. Komunitas

Yang kedua, komunitas. Komunitas itu menentukan. Anda mencapai ledakan pemahaman lebih cepat atau tidak? Saya pribadi tidak tahu komunitas orang-orang terkenal seperti mereka karena informasinya minim sekali. Apalagi di Indonesia, informasinya sangat minim. Tetapi kalau saya berbicara dari pengalaman saya, sewaktu saya berusia 17 tahun, saya sudah mengubah “komunitas” saya.

Saya punya beberapa teman kuliah. Tetapi, saya tidak akrab dengan mereka. Mereka menjuluki saya “Si culun”. Mereka juga melihat saya bukan sebagai anak yang terkenal di kampus. Biasanya ‘kan ada orang yang terkenal di kampus. Misalkan anda menjadi ‘bunga kampus’, atau ‘bintang kampus’, contohnya. Saya bukan ‘bintang kampus’. Bahkan teman-teman saya sudah banyak yang melupakan saya. Saya orangnya kurus, tidak tahu apa-apa. Tetapi,  silahkan anda baca buku saya. Anda pasti mengerti.

Tetapi teman-teman saya yang mengisi pemahaman saya, semuanya rata-rata berusia 40 tahun ke atas. Padahal waktu itu saya masih berusia 17 tahun. Sehingga cara berpikir saya berbeda. Cara berpikir saya seperti orang berusia 40 tahun. Bukan badan atau wajah saya yang seperti orang berusia 40 tahun, tetapi cara berpikir saya seperti orang berusia 40 tahun. Dan cara berpikir orang berusia 40 tahun pastinya tidak berpikir seperti anak ABG. Cara berpikir mereka itu pasti tentang bagaimana mengembangkan bisnis mereka dan bagaimana anda membangun usaha anda.

3. Buku-buku yang harus anda baca

Dan waktu itu dia mulai memperkenalkan kepada saya tentang buku-buku yang harus anda baca. Ini adalah poin yang ketiga. Di komunitas saya, buku-buku yang diperkenalkan adalah buku-buku yang berkualitas. Buku seperti itu tidak ada di kampus. Buku-buku yang tidak dikenalkan oleh dosen saya. Buku-buku yang tidak diajarkan oleh guru-guru saya.

Dan tidak mungkin teman-teman saya mengajarkan saya tentang buku-buku tersebut. Teman-teman saya seusia 17 tahun mengajari apa? Membaca buku bokep. ‘Kan kacau jadinya? Seperti itulah anak-anak usia 17 tahun. Tentu tidak akan mengajarkan kepada saya buku-buku tentang bagaimana cara membangun bisnis yang besar. Mereka tidak tertarik. Tetapi saya tertarik dengan buku-buku yang membangun. Maka dari itu, tidak salah jika usia 20-21 tahun bacaan saya pasti berbeda. Karena pemahaman saya berbeda, akhirnya saya mencapai ‘ledakan pemahaman’.

Saya percaya orang-orang tersebut mengalami ‘ledakan pemahaman’ yang sama. Serupa. Mengapa bisa seperti itu? Karena kondisi dan keadaan. Dengan membaca buku saya, anda akan tahu. Bagaimana latar belakang saya dan sebagainya. Singkat cerita, itu semua tidak ada hubungannya antara drop out dengan menjadi orang sukses. Tetapi saya sudah mengatakan, bagi anda yang sekarang sudah kuliah, mulailah anda membaca buku di luar kampus. Cari situs internet atau bacaan-bacaan yang lebih bermutu.

Orang Indonesia itu punya satu kelemahan. Yaitu sangat tidak gemar membaca. Mereka tidak suka membaca. Sukanya membaca yang ringan-ringan.

Mulai sekarang, anda harus berusaha banyak membaca.

Teman-teman saya banyak di luar negeri. Perusahaan partner saya ada di 7 negara, dan di 30 provinsi di Indonesia.

Saya perhatikan orang-orang Asia Tenggara terutama di Indonesia, mereka sangat tidak gemar membaca. Jika mereka membaca, pasti bacaannya berita-berita yang singkat dan langsung main share saja. Itu sangat tidak berkualitas. Coba anda perhatikan kalau anda ke luar negeri. Bule-bule itu suka membaca buku. Kalau mereka sedang nganggur, bacaannya buku semua. Kemampuan membacanya itu sangat bagus. Saya sangat menyarankan anda untuk membaca buku yang berkualitas, supaya anda bisa cepat mencapai ‘ledakan pemahaman’.

Demikian tips yang bisa saya berikan kali ini. Jangan lupa berikan like, berikan komentar positif, dan subscribe. Serta jangan lupa ada icon lonceng silahkan anda klik. Ada 2 video lainnya disini, silahkan anda klik untuk mempercepat ‘ledakan pemahaman’ anda.

Sukses untuk anda, selalu salam hebat luar biasa..!!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.