Apakah Kids Zaman Now Sama dengan Generasi Micin?

Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Pada edisi kali ini, saya ingin membahas tentang ‘generasi micin’. Karena di kolom-kolom comment saya banyak menemukan kata-kata tersebut. Saya juga tidak mengerti apa maksudnya ‘generasi micin’. Ternyata setelah saya selidiki, saya baru tahu. Itu artinya adalah ciri-ciri generasi millenial atau mereka-mereka para generasi Y. Dan sekarang topik saya adalah : “Apakah Kids Zaman Now Sama dengan Generasi Micin?”.

Saya ingin tertawa membahas tentang ‘generasi micin’ ini. Apa sih maksudnya ‘generasi micin’? Saya baru paham. Ternyata banyak anak-anak zaman sekarang ini yang suka sensitif, suka baper, dan suka tidak nyambung di social media. Usut punya usut, ternyata kebanyakan makan vetsin. Terlalu banyak makan micin. Ya, saya paham.

Terus terang Indonesia ini kalau masalah gizi memang masih bermasalah. Kita banyak menemukan di sekolah-sekolah SD, anda perhatikan jajan-jajanan anak SD itu apa sih? Pentol, cilok, dll. Mohon maaf bagi yang berjualan cilok, saya bukannya ingin menghantam profesi anda. Itu ‘kan hanya tepung dan vetsin. Kemudian juga gorengan. Itu semua mengandung vetsin karena rasanya yang sedap dan murah. Dan itu memang tidak baik untuk kesehatan dan otak anda, sehingga anda jarang mengkonsumsi nutrisi dan vitamin.

Mungkin seringkali kalau kita memakai bahasa yang terlalu intelek, anda sering tidak nyambung. Inilah yang dimaksud dengan generasi micin. Dan mengapa di generasi yang sekarang itu semakin lama semakin banyak?

Sebelum saya membahas lebih lanjut, saya akan membahas ini terlebih dahulu. Saya sudah pernah membahas itu sebelumnya. Mengapa ada banyak generasi? Generasi X, Y dan Z, dan ada lagi generasi boomers.

Ada 4 generasi yang masih hidup di zaman sekarang.

Generasi X itu adalah orang yang lahir antara tahun ’60 sampai ‘80an. Generasi Y adalah orang yang lahir tahun ‘80 sampai ’94. Dan generasi Z adalah orang yang lahir tahun ’95 ke atas sampai dengan sekarang.

Sekarang pembahasan saya lebih fokus terhadap generasi Ydan Z. Karena penonton channel YouTube saya ini paling banyak adalah generasi Y dan Z. Anda sekalian yang masih berusia 18-40 tahun ini yang paling banyak.

Ciri-ciri orang generasi Y dan Z itu seperti ini :

1. Suka cari perhatian di social media

Yang pertama adalah suka cari perhatian di social media. Jadi update karena misalkan anda itu sedang apa. 1 hari saja tidak upload, rasanya tidak enak. Tidak upload di Instagram rasanya tidak enak. Tidak upload di Facebook rasanya tidak enak. Itu adalah ciri-ciri orang yang kelahirannya di generasi Y/generasi millenial.

2. Orang-orang di generasi Y dan Z cenderung spiritualis, tetapi tidak religius

Yang kedua adalah orang-orang di generasi Y dan Z cenderung spiritualis, bisa dinasehati, bisa mendengarkan arahan, tetapi tidak religius. Jadi, apa maksudnya spiritualis tetapi tidak religius? Generasi Y & Z itu banyak ‘WHY’nya. Banyak bertanya. Mengapa saya harus sembahyang? Mengapa saya harus berdoa? Dan mengapa saya harus baca kitab suci? Mengapa saya harus mendengarkan blablabla..

Mereka banyak bertanya. Inilah yang berbeda dengan generasi sebelumnya, yaitu generasi X. Generasi X tidak seperti itu. Generasi X atau bahakn generasi baby boomer itu cenderung kalau mendapatkan arahan dari orang tua, mereka akan patuh dan tunduk. Mereka tidak akan banyak bertanya. Karena mereka takut, dan mereka memegang teguh prinsip-prinsip/norma-norma yang dilakukan di dalam keluarga.

Tetapi generasi zaman sekarang tidak. Generasi yang ketiga atau generasi Y & Z itu mudah sensitif. Kalau seandainya Facebook anda di’stalking oleh orang tua anda, pasti bilang “Mama ngapain sih, kok lihat-lihat Facebook saya terus?  Saya merasa terganggu, tahu..!”. Anak sekarang ‘kan seperti itu zamannya.

Kemudian berikutnya lagi, kalau  belajar itu harus sambil mendengarkan musik. Kalau tidak mendengarkan musik, rasanya tidak tenang. Padahal di zaman generasi X atau generasi saya, kalau saya mendengarkan musik, justru pelajarannya tidak masuk. Saya justru bingung. Tetapi generasi yang sekarang sambil nonton TV, sambil main gitar, baru bisa belajar. Woow.. Ini generasi yang sangat berbeda.

Kemudian, generasi Y & Z adalah generasi yang penakut. Jadi cenderung tidak berani berhadapan dengan manusia secara langsung/tatap muka, tetapi beraninya di socmed. Kalau bicara di socmed pedasnya minta ampun. Tetapi waktu berhadap-hadapan, justru menjadi manusia yang penakut. Tidak segalak sewaktu dia di socmed.

Ini adalah generasi yang semakin banyak di zaman sekarang.

Nanti akan saya amati, mengapa terjadi masalah seperti ini, dan akhirnya generasi millenial ini Y & Z ini suka cari perhatian di socia media. Bahkan harus terlihat kaya dan keren supaya diakui.Dan dari cara berkomunikasi saja sudah berbeda. Nanti saya akan menyampaikan perbedaannya.

Dan perbedaan yang paling mencolok disini yang saya temukan ada 6. Ada 6 perbedaan yang paling mencolok antara generasi Y & Z dengan generasi X. Mari kita lihat..

#1. Generasi Y & Z tidak tahan banting

Perbedaan yang pertama adalah generasi Y & Z tidak tahan banting. Orangnya tidak konsisten dan mudah bosan. Kenapa? Saya ambil satu contoh seperti zaman dahulu, yaitu zaman dulu kita pakai telepon. Kalau orang generasi X dan baby boomer, kalau sedang menelepon dengan itu seperti ini. Kalau sedang telepon dengan teman saya tangannya seperti ini.

Tetapi generasi Y & Z itu seperti ini. “Saya sedang menelepon”. Karena apa? Karena sekarang android itu tidak ada yang bentuknya seperti gagang telepon. Kalau dahulu gagang telepon itu seperti ini, dan nomor telepon itu diputar. Perlu angka 7, diputar.. Perlu angka 9, diputar lagi.. Seperti inilah gambarnya telepon zaman dulu.

Tanyakan pada orang tua anda, telepon zaman dulu ya seperti itu. Kalau dulu harus mengalami yang namanya interlokal. Kalau anda misalkan dari Jakarta (021), mau menelepon ke Surabaya (031). Maka harus menekan tombol dulu 0,3,1.. Atau jika tidak, anda harus telepon operator. “Tolong saya mau interlokal ke Surabaya”. Itu zaman dahulu, sehingga mereka lebih sabar.

Tetapi zaman sekarang, anda tinggal angkat WA call, anda tinggal telepon menggunakan LINE, ketika anda ingin menelepon ke seluruh penjuru dunia sampai di pedalaman hutan. Asalkan ada channel internet di Nigeria, contohnya. Bisa nyambung. Bahkan bisa Facebook face to face video call seperti ini. Woow.. Coba anda perhatikan. Bagaimana orang zaman dahulu tidak lebih sabar? Bagaimana orang generasi X tidak lebih tabah? Karena untuk telepon saja, mereka penuh perjuangan. Sedangkan zaman sekarang, asalakan ada koneksi internet bisa. Anda pun mudah bosan. Inilah perbedaan perilaku antara generasi Y & Z dengan generasi X.

#2. Generasi Y & Z terlalu banyak pilihan sehingga mudah bosan

Yang kedua, generasi Y & Z terlalu banyak pilihan, sehingga mudah bosan. Sedangkan generasi X dan sebelumnya itu sisi positifnya adalah meskipun mereka bosan, mereka harus tetap menjalaninya. Karena mereka tidak mempunyai pilihan. Contohnya adalah mengetik. Anda tahu mengetik? Kalau zaman dahulu, mereka mengetik menggunakan mesin ketik. Pakai 11 jari. Jika seandainya salah ketik 1 huruf saja, Maka 1 ketikan itu harus diganti semuanya, 1 kertas.Dan anda tidak menemukan ini di zaman sekarang. Anda mungkin para generasi millenial atau generasi micin yang mendengarkan mungkin terkejut. “Wow, kok bisa begitu?”.

Anda jangan tersinggung.. Saya tidak mengatakan generasi millenial itu pasti generasi micin. Tidak. Banyak kok generasi millenial yang bagus. Generasi micin adalah orang-orang yang sensitif dan tidak nyambung saja. Tetapi, mengapa anda bisa mengalaminya? Jawabannya hanya satu. Karena anda tidak mengalami apa yang dialami oleh generasi sebelumnya. Karena mengetik saja butuh perjuangan. Jika salah, walaupun sudah mengetik ¾, maka harus mengetik ulang dari awal. Pusing. Itu zaman saya dahulu. Zaman sekarang, anda tinggal copy-paste dan del. mengganti. Mudah sekali. Itulah sebabnya mengapa generasi sebelumnya lebih sabar.

#3. Generasi Y & Z menyukai suasana kerja yang santai

Yang ketiga, generasi Y & Z menyukai suasana kerja yang santai. Karena zaman sekarang itu ada CCTV dan ada internet. Anda sudah bisa memantau pekerjaan dengan sangat mudah kapanpun. Dan anda juga tidak mau terlihat formal. “Saya tidak mau pakai pakaian formal, kayak om-om saja..” Zaman sekarang banyak miliarder-miliarder generasi zaman sekarang, mereka penampilannya santai. Mereka bisa mengerjakan usaha dimanapun, asalkan ada koneksi  internet, mereka bisa lakukan.

Sedangkan generasi sebelumnya tidak bisa. Pakaian harus pakaian kerja, harus formal, dan harus disiplin di kantor seperti ini dll.. Karena memang kondisi dan keadaan harus seperti itu. Dan bisa anda bayangkan pada zaman dulu. Saya masih ingat waktu kecil kalau mau menelepon itu di wartel. Sekarang adanya warnet, warung internet untuk browsing. Tetapi dulu wartel itu hanya melayani telepon interlokal. Kalau seandainya kita bicara yang tidak efektif, argonya jalan terus. Dan itu mahal sekali.

Saya masih ingat, zaman saya dahulu saya harus menelepon ke Gorontalo. Gorontalo itu di Sulawesi Utara. Saya menelepon ke Gorontalo dalam waktu 1 menit itu 2 ribu Rupiah. 2 menit, 4 ribu Rupiah. Jadi jika telepon 5 menit, 10 ribu Rupiah. Wow.. Pada zaman dulu telepon itu mahal sekali. Mungkin hampir 15 tahun yang lalu. Zaman sekarang, kalau anda mau menelepon bisa pakai paket data sepuasnya. Sehingga kita di zaman dulu sangat menghargai pembicaraan (komunikasi).

Anak zaman sekarang bisa WA call itu sampai berjam-jam. Kalau zaman dahulu, biayanya bisa bengkak, bahkan bisa dipakai untuk beli handphone baru di zaman sekarang. Cara berkomunikasi dan suasana kerja pun juga sudah sangat berbeda. Itulah poin yang ketiga.

#4. Generasi Y & Z tidak menemukan jati dirinya

Yang keempat, anda tidak menemukan jati diri anda. Mengapa? Karena anda selalu melihat kehidupan orang lain. Anda selalu stalking kehidupan orang lain. Anda selalu melihat Instagramnya selebritis. Sehingga, anda seolah-olah ingin menjadi seperti dia. Penampilan anda seperti dia, kemudian cara bicara juga seperti dia, lalu anda seolah-olah tidak menjadi diri anda. Ya ‘kan? Ini lucu banget..

Berusahalah untuk tetap menjadi diri anda. Mengapa anda harus menjadi orang lain?

Kalau misalkan logat anda bahasa Jawa medok, ya sudah.. Biarkan saja medok. Untuk apa anda harus menirukan logat orang Bule, huruf -R- dibaca –aŕe- begitu?? Menurut saya jadinya lucu.. Biarlah diri anda menjadi diri anda. Anda tahu Tukul Arwana? Justru dengan kemedokkannya dia berhasil sukses. Coba kalau Tukul logatnya –aŕe- begitu, jadi tidak lucu. Justru dengan gaya keluguannya dan menampilkan diri yang apa adanya, hal itulah yang membuatnya berhasil. Jadi anda tidak usaha malu. Kenapa anda harus malu? Jadilah diri anda!

Generasi millenial ini aneh banget.. Selalu ingin menjadi orang lain. Please, menurut saya anda harus menjadi diri sendiri. Sedangkan pada zaman dahulu, generasi X dan baby boomer, mereka tidak bisa berekspresi. Mereka mau mengekspresikan seperti apa? Zaman dahulu kalau mereka sudah masuk koran itu sudah bangga sekali. Kalau zaman sekarang, setiap orang punya koran. Setiap orang punya newspaper. Maksudnya koran apa? Ya social media. Setiap orang punya media pribadi. Bebas mengekspresikan apapun. Kalau berita anda bagus, maka anda akan di’share banyak orang.

Kalau zaman dahulu, “Wah, gue udah keren, masuk televisi!”. “Wah, gue udah keren, masuk majalah!”. Itu zaman dahulu. Mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mengekspresikan diri. Itulah sebabnya mereka bisa menjadi diri mereka sendiri.

#5. Generasi Y & Z lebih open minded dan lebih cepat beradaptasi dengan teknologi

Dan yang kelima, generasi Y & Z sekarang ini positifnya adalah lebih open minded dan lebih cepat beradaptasi dengan teknologi. Anda jangan marah-marah kepada orang tua anda jika anda mengajari SMS saja sudah setengah mati (ini kelemahan generasi X). Mengajari WA saja setengah mati. Orang tua anda masih ingin telepon, tapi anda mengajari “Ma/Bu, please deh.. Pakai WA”. “WA itu apa? Itu merek apa? Jenis apa? Snack dari apa?”

Anda jangan capek dan harus bersabar kalau mengajari ibu anda atau orang tua anda, ayah anda tentang masalah teknologi. Kenapa? Karena mereka tidak hidup di zaman itu. Jadi please, anda harus tetap bersabar. Adik-adik yang mendengarkan channel ini, tadi anda sudah melihat kelemahan anda. Sekarang anda harus melihat kelebihan anda. Karena ketika anda lahir, anda sudah akrab dengan teknologi. Bahkan anak usia 4 tahun pun sudah punya Facebook. Kacau ‘gak? Kok bisa? Tentu yang membuatkan orang tuanya. Anak kecil kok bisa sudah punya e-mail.. Jadi, zaman sekarang itu sudah serba adaptasi dengan teknologi.

#6. Generasi Y & Z akrab dengan penggunaan media teknologi dan digital

Dan yang keenam, generasi Y & Z itu akrab dengan penggunaan media teknologi dan digital. Kalau pada generasi X, mereka masih menyebar brosur. Mencari percetakan brosur dahulu. Kalau zaman sekarang, semua itu serba digital. Ngapain pakai brosur? Lebih cantik kalau dikirim via WA. Tidak perlu dicetak juga tidak apa-apa. Tetapi generasi X harus cetak brosur, cetak ini dan itu. Karena mereka hidup di zaman itu. Anda tidak bisa salahkan itu.

Dan jangan salahkan kalau mereka mengetiknya lambat. Anda kalau mengetik bisa tanpa melihat. Namun anda tidak bisa menyamaratakan. Karena mereka (generasi X) hidup di zaman yang serba lambat. Oleh sebab itu, mereka lebih sabar. Anda harus belajar kelebihan mereka tersebut.

Tetapi bagi anda generasi X yang menonton channel saya ini, anda jangan mencari pembenaran diri. “Wah, saya lebih sabar..”. Tetapi anda lebih lambat. Anda harus belajar pada generasi millenial. Kalau anda mau lebih cepat, maka anda harus belajar dari mereka (generasi Y & Z). Itulah kelebihan mereka.

Jadi anda jangan mengatakan mereka itu orang yang tidak punya pekerjaan, orangnya main game melulu, chatting’an terus. Terkadang mereka bisa mendapat suatu ide dari chatting. Bagi anda yang generasi millenial, saya membela anda sekarang. Generasi X, saya menasehati anda sekarang. Anda yang sekarang berusia 35-40 ke atas, please. Anda harus beradaptasi dengan metode sekarang. Dan anda harus adaptasi dengan orang-orang zaman sekarang. Dengan kids zaman now. Dengan anak zaman now. Anda harus beradaptasi dengan anak yang katanya generasi micin ini. Mereka itu punya kelebihan yang harus anda pelajari.

Jadi, bagaimana mengkomprehensikan atau menggabungkan generasi X, Y dan Z ini adalah dengan 1 cara. Yaitu KOMUNIKASI. Itu pesan saya. Dan yang kedua adalah ADAPTASI. Yang tua adaptasi, yang muda juga adaptasi. Yang muda adaptasi dengan generasi X. Generasi X adaptasi dengan generasi Y & Z.

Generasi Y & Z harus lebih sabar, sedangkan generasi X juga harus belajar adaptasi dengan teknologi zaman sekarang.

Semoga pembahasan saya ini bisa membuat anda lebih sadar dan lebih terbuka bahwa memang generasi millenial tidak selalu generasi micin. Menurut saya banyak generasi X yang generasi micin juga. Banyak makan micin juga. Mengapa? Karena tidak mau adaptasi, jadinya keras kepala. Generasi X merasa paling benar? Tidak juga. Jadi harus sama-sama terbuka dan paham. Akhirnya, terjalinlah komunikasi dengan baik. Niscaya di zaman sekarang ini terjadi hubungan komunikasi yang sangat bagus, dan generasi X, Y dan Z ini akan menjadi generasi yang sangat luar biasa.

Demikian video kali ini, sahabat entrepreneur. Jangan lupa klik like, anda juga bisa memberikan komentar positif anda. Dan jangan lupa klik subscribe. Meskipun saya generasi X, saya selalu mau beradaptasi dengan generasi Y & Z. Jangan lupa klik icon lonceng disini, serta ada 2 video disini, silahkan anda bagikan kepada teman-teman anda.

Sukses untuk anda, salam hebat luar biasa..!!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.