Apakah Saya Bermimpi Terlalu Besar ?

Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Di episode kali ini saya akan membahas tentang DREAM. Impian itu adalah sesuatu yang harus anda miliki sampai kapanpun. Jangan pernah kehilangan mimpi anda. Di episode kali ini saya akan membahas : “Apakah Saya Bermimpi Terlalu Besar?”.

Anda pasti berpikir, “Am i dream too big?”. Apakah saya bermimpi terlalu besar? Yes.. Apalagi anak-anak muda, penonton setia channel SB30. Saya perhatikan di statistik channel SB30, penonton terbanyak itu usia 18-35 tahun. Ini usia yang produktif. Usia dimana anda sekarang ini sedang mengejar karir dan impian. Tidak salah. Tetapi pertanyaan saya satu, mengapa impian anda selalu gagal? Target anda tidak tercapai? Silahkan anda tonton video saya yang lain.

Di video kali ini saya akan membahas sekali lagi pertanyaan : “Am i dream too big?”. Apakah saya bermimpi terlalu besar? Setidaknya ada 4 faktor yang mempengaruhi apakah sebetulnya mimpi anda terlalu besar. Anda harus cek 4 faktor ini pada diri anda. Sebetulnya anda itu mimpinya terlalu besar atau tidak?

1. Bukan impiannya yang terlalu besar, tetapi tidak ada perencanaan dan persiapan

Yang pertama adalah sebenarnya bukan impiannya yang terlalu besar. Tetapi tidak ada perencanaan dan persiapan. Contoh, saya ingin menikah di usia 27. Tetapi coba anda tonton video saya : “Menikah atau Membangun Karir Terlebih Dahulu?”. Banyak anak-anak muda zaman sekarang yang menikah tanpa berpikir. Menikah karena emosi, menikah karena tuntutan, menikah karena kakak sudah menikah, atau menikah karena desakan orang tua. Menurut saya, anak-anak muda seperti itu tidak bisa berpikir jauh. Anda harus mempertimbangkan setelah anda menikah nanti, anda harus mempertimbangkan kalau anda sudah punya anak dan sebagainya. Anda harus berpikir, kalau pernikahan anda tidak siap, maka yang menjadi korban adalah anak.

Banyak anak-anak muda yang tidak punya persiapan matang dalam urusan pernikahan. Membangun perusahaan pun juga sama. Misalkan : Saya ingin mencapai target omzet 300 juta per bulan. Pokoknya cuma berani, tetapi persiapannya tidak ada. Perencanaannya tidak ada. Jadi, bagaimana anda mau mencapai 300 juta?

Sebetulnya bukan masalah impian anda terlalu besar. Tidak ada impian yang terlalu besar. Semua pencapaian besar di muka bumi ini dimulai dari impian dan persiapan yang matang. Anda lihat zaman dahulu di Las Vegas. Dulu daerah itu hanyalah gurun pasir. Tetapi ada seorang konseptor. Dia mengubah gurun pasir itu menjadi sebuah pusat hiburan yang besar di seluruh dunia. Mengapa gurun pasir tersebut bisa diubah? Di Indonesia juga banyak padang rumput ilalang. Tetapi sudah puluhan tahun, ratusan tahun tetap tidak menjadi apa-apa. Mengapa? Karena tidak ada orang yang berani untuk bermimpi dan membuat suatu perencanaan.

Sahabat entrepreneur, anda juga bisa menonton video saya yaitu “Bagaimana Mencapai Omzet 3 Milyar dalam 1 Bulan”. Disitu sudah saya jelaskan bagaimana strateginya. Perencanaannya seperti apa, bagaimana faktor kalinya, anda harus berjualan seperti apa, sudah jelas ‘kan disitu? Jadi, tidak ada suatu target yang tidak bisa dicapai. Namun anda harus mempunyai persiapan dan perencanaan yang matang.

I guarantee, you will achieve your target and you will achieve your dream.

2. Tidak mempersiapkan diri untuk resiko terburuk

Poin yang kedua adalah tidak mempersiapkan diri untuk resiko terburuk. Banyak orang itu hanya “panas-panas tahi ayam”. Pokoknya saya berani, pokoknya saya ambil keputusan. Tetapi resiko terburuknya tidak dipikirkan. Resiko terburuk itu seperti apa? Contoh, kalau anda mencapai target ‘ini’, mungkin anda berani dan yakin. Tetapi ada resikonya. Resikonya mungkin barang anda cacat. Atau misalkan demi mencapai target, piutangnya diperbesar. Akhirnya, ada resiko piutang tak terbayar lebih banyak. Anda harus pikirkan itu.

Misalkan anda kuliah. Yang biasanya 8 semester, anda ingin kuliah dipercepat lulus dalam 6/7 semester. Mungkin ada resikonya. Resiko terburuknya mungkin lupa makan. Atau mungkin sampai tidak ada waktu untuk keluarga. Anda harus pikirkan resikonya. Seringkali anda berani mengambil satu keputusan impian besar, tetapi anda tidak memikirkan resiko terburuknya. Padahal menurut saya kalau anda sudah punya persiapan yang matang, maka persiapkan juga resiko terburuknya. Kalau anda sudah siap dengan resiko terburuk, that’s good. Lagi-lagi masalah persiapan ‘kan? Ini penting sekali.

Kalau anda sudah punya persiapan, niscaya minimal anda bisa lebih ikhlas kalau misalkan anda mengalami kegagalan. Karena apa? Anda sudah siap terima resikonya. Seringkali anda membuat keputusan atas dasar emosional. Berani capai target? BERANI..! Tetapi anda tidak mempertimbangkan resikonya.

3. Jangan menjadi superman. Tetapi bangunlah super-team

Yang ketiga adalah jangan menjadi superman. Tetapi bangunlah super-team. Seringkali banyak orang yang inginnya ‘one man show’. Contohnya jika anda berorganisasi di kampus. Anda disuruh membuat project oleh kampus. Buatlah project ini..! Anda inginnya ‘one man show’. Anda tidak ingin bekerjasama dengan tim.

Menurut saya, project sebesar apapun tidak akan tercapai kalau tidak ada tim. Anda lihat artis yang sukses, di belakangnya pasti ada tim. Pengusaha yang sukses pasti memiliki tim yang hebat di belakangnya. Seorang pemain bola yang hebat itu tidak bekerja sendirian, satu melawan sebelas orang. Tetapi ada 10 orang yang bekerjasama untuk dia mencetak gol. Anda harus tahu ini. Banyak orang mengeluk-elukan pemain sepak bola yang mencetak gol. Namanya tercetak di top scorer. Tetapi dia bisa mencetak gol karena ada seorang goalkeeper yang menjaga gawang. Ada seorang gelandang yang memberikan umpan bola kepadanya. Ada seorang playmaker yang mengatur bola. Disitu ada super team.

Banyak orang yang menjadi superstar. Behind every superstar, super team have always been there. Anda harus tahu itu. Michael Jordan itu tidak sukses seorang diri. Ada pelatihnya dan ada pemain-pemain hebat di belakangnya. Di kesempatan kali ini, saya juga mau mengapresiasi tim saya. Saya bisa meraih prestasi seperti sekarang. I’m proud of my team. Saya sangat senang sekali dan bangga dengan tim saya. Karena tanpa anda, saya juga tidak bisa menjadi seperti hari ini. Saya membuat video ini pun saya perlu tim. Saya tidak sendirian. Ada tim yang mengedit video saya. Ada tim yang shooting saya. Ini adalah satu hal kecil, namun i can’t do it by myself.

Dan ketika anda mempunyai suatu visi yang besar, punya goal yang besar, maka anda harus cocokkan dengan kemampuan tim anda. Jangan anda hari ini ingin target berlaga di olimpiade, tetapi tim anda kemampuannya masih antar kampung.

Tidak cocok..

Misalkan anda ingin punya omzet 5 miliar dalam sebulan. Tetapi kemampuan tim anda 500 juta saja tidak tercapai. Jangan bertanya, ‘am i dream too big?’. YES. Karena level kemampuan tim anda belum sampai sana. Kalau level kemampuan tim anda bisa sesuai dengan target yang ditetapkan, maka tujuan itu akan tercapai.

Jadi sahabat etntrepreneur, perencanaan itu penting. Persiapan itu penting. Disesuaikan, dikomunikasikan dengan tim anda. Baru kita mulai. Maka suatu hari omzet 5 miliar per bulan itu pasti tercapai. Dimulai dari 500 juta. Kalau 500 juta sudah tercapai, maka kemampuan tim anda akan berkembang. Bertumbuh, berkembang, bertumbuh, berkembang. Maka nanti omzet anda akan naik. 1M per bulan, 2M per bulan, sampai 5M per bulan. Saya yakin sekali. Dan semuanya harus dikerjakan secara tim, if you want to be big, kalau anda mau menjadi lebih besar.

4. Tingkatkan kemampuan anda

Dan yang terakhir, yang keempat adalah tingkatkan kemampuan anda. Bahasa sekarang itu ‘pantaskan dirimu’. Sekarang pertanyaan saya, misalkan “Saya ingin punya penghasilan 100 juta per bulan”. Tetapi level kemampuan anda cuma 2 juta per bulan. Semua orang juga mau mempunyai penghasilan 100 juta per bulan. Tetapi level kemampuan anda sampai dimana? Anda belum pantas. Anda belum qualified. Pantaskan diri anda, tingkatkan level kemampuan anda. Bergaullah dengan orang yang lebih sukses, belajarlah dari orang yang berhasil, dan tingkatkan kapasitas diri anda.

Ibaratnya begini..

Anda ingin mempunyai kualitas video yang bagus seperti channel Success Before 30. Tetapi anda cuma memakai kualitas android yang harganya 500 ribu atau 800 ribu. Ya tidak bisa. Suaranya juga tidak bisa jelas seperti ini. Pantaskan diri anda jika anda ingin  membuat video yang terbaik. Invest’lah kamera yang mungkin harganya puluhan juta. Mic yang kualitasnya juga bagus, suaranya bisa jernih, suaranya oke. Pantaskan diri anda dahulu. Anda ingin mendapatkan omzet yang terbaik, income yang terbaik, tim yang terbaik, tetapi anda tidak berani memantaskan diri. Anda tidak berani meningkatkan kapasitas dan kemampuan anda. It can’t. Tidak bisa.

Jadi sahabat entrepreneur, kalau anda mau mendapatkan ikan yang kecil, cukuplah mencari ikan di sungai. Tetapi kalau anda ingin mendapatkan ikan paus, beranilah bayar harga untuk anda naik kapal ke tengah lautan, di samudra yang luas. Anda tidak akan pernah dapat ikan paus di sungai. Tidak ada. Ikan paus yang masuk sungai itu tidak ada. Terdampar iya. Tetapi anda harus bisa memberanikan diri investasi lebih. Investasi kapal, ilmu, pelajaran. Pantaskan diri, baru anda bisa dapatkan ikan paus di lautan.

Sama. Kalau anda ingin mendapatkan customer yang sebangsa ikan kecil, berarti kualitas anda sampai disitu. Tetapi kalau anda mau mendapatkan buyer yang besar, customer yang besar, project yang besar, maka anda harus berani meningkatkan kapasitas diri anda.

Niscaya anda tidak bermimpi terlalu besar.

Tetapi anda punya faktor-faktor untuk bisa meraih mimpi yang jauh lebih besar.

Demikian tips saya kali ini. Bila anda menyukai channel seperti ini silahkan klik like, berikan komentar positif anda, dan jangan lupa subscribe serta share kepada teman-teman anda yang membutuhkan. Dan yang terakhir, jangan lupa ada 2 video disini. Serta ada icon lonceng di bawah silahkan anda tekan, maka anda akan mendapatkan notifikasi setiap ada video terbaru dari channel kami.

Sukses untuk anda, dan salam hebat luar biasa..!!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.