Kenapa Saya Selalu Dikhianati ?

Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Di episode kali ini saya akan berbicara tentang seseorang yang selalu dikhianati. Saya lihat pertanyaan di kolom-kolom comment, “mengapa saya selalu dikhianati oleh keluarga terdekat, teman terbaik dan sebagainya?”. Disini saya akan membahas tentang : “Mengapa Saya Selalu Dikhianati?”.

Apakah anda pernah dikhianati oleh pacar? Dikhianati oleh teman baik? Mungkin dikhianati oleh pasangan? Atau mungkin juga anda pernah dikhianati oleh partner bisnis? Anda pernah dikhianati oleh orang-orang terdekat anda? Kalau dikhianati oleh orang-orang jauh, mungkin biasa saja. Pertanyaannya, kalau pernah, ada apa dengan anda, kok sampai bisa dikhianati? Bahkan lucunya, anda itu sering dikhianati.

Selama 20 tahun saya membangun bisnis, ada satu orang yang konsultasi kepada saya yang intinya dia sering ditipu. Dikhianati terus. Dia juga pernah konsultasi masalah pasangan terus. Tidak ada habisnya. Disini saya tidak akan membahas tentang topik asmara, atau apakah anda menemukan pasangan yang cocok atau tidak. Dan hari ini saya juga tidak akan membahas apakah sebaiknya anda mengakhiri perkawinan anda atau tidak. NO. This is not my expert. Ini bukan keahlian saya. Karena itu adalah masalah pasangan anda yang menjalani kehidupan bersama anda sehari-hari.

Tetapi poin yang ingin saya sampaikan adalah saya disini akan menceritakan polanya, mengapa anda selalu dikhianati. Karena saya sudah pernah membahas bahwa :

‘sukses itu berpola, gagal juga berpola’

Dan dikhianati itu ternyata juga berpola. Mengapa orang yang berhasil itu juga berpola? Mengapa orang menjadi juara itu berpola? Kenapa orang menderita itu berpola? Mengapa ketika seseorang mengalami kecelakaan juga berpola? Mengapa kecelakaan itu bisa beruntun? Termasuk kenapa orang dikhianati itu juga berpola? Anda harus tahu, pola itu dari mana?

Sebelum saya menjawab, jika anda sudah sering menonton video saya sebelumnya, harusnya anda sudah bisa menjawab. Apa itu pola? Polanya itu sederhana. Hanya satu hal, yaitu dari atensi. Karena atensi akan menghasilkan koneksi. Dan koneksi akan menghasilkan vibrasi.

Sekarang begini.. Atensi anda itu apa? Apa yang menjadi sumber perhatian anda selama ini? Apakah anda suka menonton sinetron yang temanya ‘dikhianati’? Ataukah anda ini jangan-jangan punya dendam di masa lalu yang belum lepas, dendam masa lalu yang belum clear, sehingga anda terus mengingat dendam tersebut. Dan hal itu akhirnya menjadi mindset dan believe system anda. Anda menjadi orang yang tidak mudah percaya dengan orang lain. Anda selalu menganggap bahwa semua pria itu adalah brengsek. Sehingga ketika anda berpacaran, anda dikhianati lagi. Karena mindset anda menganggap bahwa semua pria itu brengsek. Ada kok orang yang mempunyai mindset seperti itu.

Apakah anda menganggap bahwa semua partner bisnis pasti penipu? Anda tidak akan pernah menemukan partner bisnis yang baik. Karena anda selalu punya mindset bahwa yang namanya partner bisnis itu pasti ujung-ujungnya berakhir dengan kebangkrutan dan saling menyalahkan.

Sahabat entrepreneur, saya tidak tahu apa isi mindset anda. Tetapi itu semua berpola. Kata kuncinya adalah berpola.

Tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan.

Tidak ada buah mangga yang tumbuh tanpa sebab. Buah mangga tumbuh setiap tahun di pohonnya karena memang sudah berpola. Sama. Buah dari dikhianati itu tidak akan muncul tanpa adanya pola. Anda sekarang harus berusaha mencari polanya. Dan polanya itu seperti apa? Contohnya anda sendiri, simple. Anda harus memahami yang namanya hukum ‘menabur dan menuai’. Itu simple.

Jika anda hari ini menuai (mengalami) sesuatu, itu pasti karena anda pernah menabur sesuatu. Jangan-jangan, dulu sewaktu kecil anda suka mengkhianati orang lain? Hanya saja anda tidak sadar. “Saya ini orangnya baik kok..”

Sahabat entrepreneur, orang yang baik tidak akan pernah mengaku dirinya “I’m a good person. Saya adalah orang yang baik”. Menjadi orang yang baik itu gampang kok. Anda lihat sekeliling anda. Anda lihat  lingkungan anda. Dan anda lihat hasil yang anda kerjakan. Maka hasil yang anda kerjakan itulah yang akan menentukan anda itu baik atau tidak. Bukan diri anda yang menilai anda itu baik atau tidak. Tetapi hasil dari apa yang anda kerjakan itulah yang akan menentukan anda itu baik atau tidak.

Sebuah organisasi itu bertumbuh atau tidak, tergantung pada pemimpinnya. Jika dalam sebuah organisasi ada orang yang menganggap dirinya paling benar, maka akan terlihat. Organisasi anda berkembang atau tidak. Jika anda bertumbuh dan berkembang, maka dari situ akan ketahuan, anda itu benar atau tidak. Tidak perlu anda yang menilai anda itu benar atau tidak. Hasil yang akan berbicara.

Sebuah pernikahan itu bahagia atau tidak, yang menilai bukan anda. “Saya ini suami yang paling benar. Istri saya yang salah”. Sang istri juga berkata begitu. “Saya ini istri yang hebat. Saya sudah menjadi istri yang memberikan pelayanan terbaik pada suami. Suami saya saja yang tidak beres”.

No.., I don’t wanna talk about it.

Saya tidak akan berbicara masalah itu. Tetapi sekarang kita berbicara tentang “WE”. Kita. Apakah anda sudah melakukan yang terbaik atau tidak? Karena semua itu ada polanya. Kembali ke masalah pola. “Jadi bagaimana caranya pak, agar saya tidak dikhianati lagi?”. Sederhana. Ubahlah atensi anda. Jika anda masih suka curhat di socmed, berarti atensi anda adalah atensi negatif karena ‘menumpahruahkan’, meluapkan, menceritakan semuanya di social media. Secara tidak sadar, anda memberikan atensi kepada teman-teman anda. Kemudian anda dihibur, “Please sabar yaa.. Jangan khawatir, blablabla dan sebagainya”.

Bagi saya, anda adalah orang yang ‘lebay’. Anda perhatikan orang-orang sukses. Pernahkan mereka curhat di social media? “Pak, mereka ‘kan orang kuat. Saya ‘kan orangnya rapuh..”. Anda mau menjadi orang kuat atau tidak? Kalau anda mau menjadi orang kuat, maka anda harus memperbaiki diri anda. Siapa yang menyuruh anda ‘rapuh’ di social media?

Jika anda ‘rapuh’ di social media, anda memberikan atensi rapuh, maka nantinya yang datang kepada diri anda adalah orang-orang yang rapuh. Pribadi-pribadi yang rapuh. Calon pasangan yang rapuh. Karena atensi yang anda berikan seperti itu. Maka pola yang anda bangun adalah ‘pola kerapuhan’. Anda menarik orang-orang yang rapuh. Teman-teman yang rapuh. Sehingga orang yang rapuh rentan untuk mengkhianati orang lain. Karena apa? Karena orang yang rapuh jauh dari kata tanggung jawab. Orang yang rapuh itu yang penting diri sendiri selamat dan tidak perlu menyelamatkan orang lain. Karena dia rapuh.

Orang yang jiwa dan mentalnya rapuh, bagaimana bisa membangun orang lain?

Ingat lagu “Indonesia Raya”. ‘Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya..’. Nomor satu adalah membangun jiwanya dahulu, bukan membangun badannya dahulu. Orang yang suka mengkhianati dan juga dikhianati itu memikirkan badan terus, tidak pernah memikirkan jiwanya. Orang yang selalu berpikir untuk membangun jiwanya, maka otomatis badannya akan mengikuti.

Saya juga pernah membimbing seseorang yang terkena kanker stadium 4. Tetapi jiwanya kuat. Jiwanya tidak rapuh. Wow, luar biasa.. Tetapi saya juga pernah menghadapi orang yang secara badan sehat, tetapi jiwanya lebih parah daripada orang yang sakit kanker stadium 4. Sekarang anda yang pilih, anda mau yang mana? Apakah anda mau berpola dan merasa dikhianati terus? This is your choice. Itu pilihan anda.

Jadi ketika anda mengubah atensi anda, then you change the connection. Anda mengubah koneksi anda. Ingat, signal itu tidak akan salah orang. Jika gelombang radio anda AM, maka larinya ke siaran AM. Tidak mungkin gelombang AM pindah ke FM. Jika anda menonton channel televisi, misalkan channel 26, stasiun televisi A. Isinya sinetron dan gosip-gosip melulu. Selama anda tidak mau mengubah atensi channel’nya, misalkan channel program yang lucu, channel anak-anak,maka selamanya anda akan menonton channel itu terus.

So, change your channel. Change your attention.

Ubahlah atensi anda, and change your connection. Maka koneksi anda juga akan berubah. Channel 26 akan berubah ke channel 12, misalnya. Channel 12 akan membahas program anak-anak, misalnya. Channel hiburan atau channel motivasi, misalnya. Setelah anda merubah atensi dan koneksi anda,  barulah vibrasi anda berubah. Ketika vibrasi anda berubah, maka cara anda berbicarapun akan berubah. Saya sudah pernah membahas ini di “4 Cara Menghilangkan Kebiasaan Buruk”. Disitu saya sudah membahas tentang Awareness Book. Tonton lagi videonya. Disitu saya berbicara tentang awareness. Bagaimana membangun kesadaran.

Saya paling anti jika disuruh menonton channel-channel yang tidak bermutu. Sepertinya terakhir kali saya menonton televisi adalah almost fifteen years ago. Saya sudah tidak pernah menonton televisi. Kecuali channel televisi yang baik. Saya tidak mau comment tentang channel televisi di Indonesia. Mungkin hanya ada beberapa channel saja yang positif. Saya suka menonton channel luar negeri yang positif.

Sekarang ada media media YouTube. Di YouTube ini, kita bisa memilih channel yang kita sukai. Dari situ kita bisa belajar dari siaran-siaran yang bermutu. Dan hal itu akan memberikan atensi dan koneksi yang positif. Dan akhirnya terciptalah vibrasi yang positif dan baik. Jika kita menghasilkan vibrasi yang positif, maka awareness kita akan terjaga. Kesadaran kita akan terjaga.

Demikian sahabat entrepreneur edisi YouTube kali ini. Semoga anda bisa menghilangkan pola dikhianati. Dan otomatis anda akan menjadi pribadi yang lebih tangguh dan kuat. Bukan pribadi yang rapuh. Bukan pribadi yang suka mencela atau memaki-maki di social media.

Bila anda menyukai channel ini dan jangan lupa berikan like, berikan komentar-komentar positif anda. Silahkan anda nyalakan loncengnya, nyalakan notifikasinya. Maka setiap ada video baru, anda adalah orang pertama yang menjadi prioritas. Serta ada 2 video lainnya disini yang bisa anda tonton untuk menambah wawasan anda.

Sukses untuk anda, salam hebat luar biasa..!!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.