Sampai Kapan Hidupku Terus Begini ?

Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Edisi kali ini membahas dari pertanyaan di kolom comment. Banyak keluhan dan curhat yang mempertanyakan kondisi nasib mereka atau kondisi hidup mereka. Intinya seperti itu. Jadi, saya mengambil sebuah ‘topik’ kesimpulan, yaitu : “Sampai Kapan Hidupku Terus Begini?”.

Rasanya pusing kalau membicarakan ‘Sampai Kapan Hidupku Terus Begini?’. Seolah-olah anda adalah manusia yang sudah tidak punya harapan. Manusia yang sudah putus asa, sudah frustasi, dan seolah-olah anda itu sudah depresi tingkat berat.

Sahabat entrepreneur, saya sendiri sebenarnya juga pernah mengalami fase-fase sulit di dalam kehidupan saya. Dan saya juga pernah mengalami fase-fase berat di dalam kehidupan saya. Saya juga pernah mengalami badai berat. Silahkan anda membaca buku saya “Badai Pasti Berlalu”.

Jadi kalau berbicara soal melewati kesulitan, melewati masalah, melewati tantangan atau melewati badai, hal itu sepertinya sudah menjadi makanan pokok saya sehari-hari dari kecil, dari remaja, sampai dewasa, sampai berbisnis, dan sampai saat ini.

Sebetulnya memang banyak orang yang frustasi, ‘mengapa gaji saya masih segini-segini saja?’. ‘Mengapa karir saya masih begini-begini saja?’. ‘Mengapa hutangku tidak berkurang sedikitpun, malah bertambah banyak dan hidupku masih begini-begini saja?’. ‘Lalu, mengapa berat badanku tidak pernah berkurang? Gemuk terus dan selalu begini-begini saja?’. Lalu, ‘Mengapa rezekiku masih begini-begini saja?’.

Sampai kapan hidupku terus begini?

Jadi begini, sahabat entrepreneur. Kapan ya hidup anda mengalami suatu perubahan? Jangan-jangan, setelah ketemu channel saya ini? Ayo ngaku..  Setelah ketemu channel saya, anda mungkin ada banyak perubahan,  banyak terobosan, dan banyak wawasan baru. Sehingga mungkin akhirnya anda berpikir, “benar juga ya..”. Sekarang pertanyaan saya satu : “Kenapa hidupku masih begini?”. Yang membuat hidup anda berubah itu apa? Anda tidak ingin begini-begini saja. Berarti anda maunya bagaimana? Begitu?

Jadi intinya, anda maunya hidup anda ada perubahan. Anda ingin hidup yang ada terobosan. Anda pasti menginginkan hidup yang lebih baik. Ingin karir yang lebih baik, ingin penghasilan yang lebih baik, ingin omzet yang lebih baik, ingin rezeki yang lebih baik, ingin memiliki pasangan hidup yang baik. Kalau sudah punya, ya jangan cari yang lebih baik. Cukup satu saja. Kalau misalkan anda ingin punya mobil yang lebih baik, bukan hanya yang biasa. Ingin punya rumah yang lebih baik. Ingin punya mesin cuci yang lebih baik. Atau ingin punya luas kamar yang lebih baik. It’s okay. Tidak ada yang salah dengan itu semua.

Tetapi yang ingin saya garis bawahi disini adalah “bagaimana anda bisa mempunyai sesuatu yang lebih baik dan tidak begini-begini saja”. Silahkan anda tonton video saya. Yaitu “Bagaimana Agar Anda Mempunyai Kualitas Hidup yang Lebih Baik”. Disitu saya sudah memaparkan nomor satu, yaitu :

anda harus mengubah dulu kualitas pendidikan anda

Mengapa kualitas pendidikan itu sangat menentukan? Channel Success Before 30 ini lebih banyak membahas tentang Bagaimana, Mengapa, dan bagaimana Solusinya. Serta Pendidikannya. Dan apa yang saya bagikan disini adalah pengalaman hidup saya.

Jika anda hari ini berbicara soal mengapa kualitas pendidikan bisa mengubah hidup seseorang, itu sederhana. Contohnya juga sudah pernah saya bahas di channel YouTube. Bagaimana orang yang sukses hanya dari YouTube saja, yaitu Julius Yego. Ia adalah seseorang dari Afrika. Dimana orang-orang Afrika itu kebanyakan menjadi pemain sepak bola. Tetapi, ia justru menjadi pemain lempar lembing. Lucu ‘kan? Pemain lempar lembing. Padahal, kebanyakan orang Afrika itu menjadi pemain sepak bola. Tetapi, ia justru menjadi atlet lempar lembing.

Ia tidak memiliki mentor. Tidak ada yang mendidik dia. Jika dia menjadi pelari atau pemain sepak bola, badannya terlalu besar. Tidak cocok, mungkin karena sepak bola itu butuh badan yang gesit, kecil, dan lain sebagainya. Tetapi mungkin badan seperti dia lebih cocok menjadi pemain lempar lembing atau javelin throw.

Julius Yego itu menemukan sebuah channel. Ia mulai belajar internet di kota, karena ia adalah orang desa. Ia pergi ke kota setiap hari untuk menonton channel YouTube. Dari menonton channel YouTube, ia belajar bagaimana teknik melempar lembing yang baik. Itulah yang saya maksud dengan kualitas pendidikan.

Mengapa saya membuat channel ini?

Channel ini tujuannya sudah jelas, yaitu 1% penduduk Indonesia harus menjadi entrepreneur. Itulah yang menjadi tekad saya dalam membangun channel ini. Tidak lain dan tidak bukan. Anda silahkan menonton video saya dari yang pertama sampai hari ini. Visi saya tidak pernah berubah. Jelas.  1% penduduk Indonesia harus menjadi pengusaha. 1% saja, saya tidak meminta banyak.

Sekarang masalahnya, menjadi pengusaha itu harus ada ilmunya. Harus ada edukasinya. Dan menurut saya edukasi yang diberikan di sekolah-sekolah dan di bangku perkuliahan, menurut saya itu masih belum maksimal. Karena yang mengajar adalah guru. Yang mana guru itu konon mengajar kewirausahaan, tetapi semua guru itu bukan guru yang mempunyai usaha. Jadi kualitas pendidikannya ini masih dipertanyakan. Khususnya mata pelajaran kewirausahaan.

Harusnya kalau guru matematika adalah ahli matematika, itu wajar. Guru pendidikan jasmani, guru olahraga, guru yang punya reputasi olahraga yang baik, itu wajar. Kalau guru fisika, dia memang ahli fisika, itu wajar. Guru geografi, dan dia mengerti ilmu geografi, itu wajar. Guru ilmu bumi atau seni rupa dan dia menguasai, itu wajar.

Tapi bagaimana dengan guru wirausaha?

Harusnya dia juga mempunyai suatu usaha. Bukan hanya mempunyai usaha, tapi usahanya juga harus sukses. Barulah dia layak mengajar wirausaha.

Tetapi, di Indonesia ini dipaksakan. Guru wirausaha itu hanya belajar dari buku wirausaha kutipan dari orang ini, kutipan pengusaha ini. Kemudian dibagikan di kelas. Tidak bisa begitu. Wirausaha yang benar itu bukan di dalam kelas, tetapi di luar kelas. Karena itulah saya bisa menceritakan di channel ini apa yang mungkin media tutup-tutupi. Apa yang televisi tutup-tutupi. Apa yang perguruan tinggi atau sekolah tutup-tutupi.

Tetapi, di YouTube ini saya bebas berbicara. Saya bisa berbicara apapun, yang menurut saya benar. Sehingga saya yakin 100% yang namanya wirausaha yang harus seorang pengusaha yang mengajarkannya. Namun, masalahnya ada dua. Yang pertama, adakah pengusaha yang mau mengajar? Itu yang pertama. Tidak banyak pengusaha yang mau mengajar. Karena apa? Sudah tidak ada waktu. Waktunya habis untuk usahanya. Yang kedua, bisakah pengusaha itu mengajar? Karena banyak pengusaha yang hanya pintar berdagang, tapi tidak bisa mengajar.

Yang pertama tidak punya waktu mengajar, yang kedua bisa mengajar atau tidak. Kebetulan sahabat entrepreneur, saya pribadi mengapa mau membangun channel ini? Karena saya terpanggil oleh saudara-saudara kita di Indonesia ini. Banyak sekali yang tidak menjadi seorang pengusaha. Tidak menjadi wirausaha. Bahkan, angka wirausaha sangat kecil. Sangat-sangat kecil. Oleh sebab itu, saya tertarik untuk membangun kualitas edukasinya.

Karena saya percaya bahwa nasib seseorang bisa berubah.

Hidupnya tidak begitu-begitu saja. Bisa berubah, dari kualitas edukasinya. Ingat, seorang pemain lempar lembing saja nasibnya bisa berubah menjadi juara dunia hanya gara-gara menonton YouTube. Karena kualitas edukasi yang baik. Mengapa anda yang menonton channel ini tidak?

Channel ini mengubah cara berpikir anda. Membuat anda berani membangun usaha, membuat anda mengubah kualitas hidup anda, dan akhirnya, anda bisa melakukan suatu terobosan besar daalm hidup anda. Kuncinya satu : Adakah edukatornya? Atau adakah orang yang mau memberikan edukasinya yang mungkin tidak diajarkan di bangku sekolah maupun bangku kuliah.

Saya juga sering mendengar dari teman-teman di sekolah/universitas. Bahkan belakangan di channel Success Before 30 ini banyak stasiun televisi lokal/daerah yang mengajukan proposal ke ­e-mail kami. Ke :

successbefore30team@gmail.com

Anda bisa mengirim kesini apabila anda punya ide, saran dan sebagainya. Anda bisa kirim ke e-mail ini. Atau jika anda ingin mengambil channel kami untuk ditampilkan di channel televisi di lokal/daerah, bahkan juga kemarin ada dari Taiwan yang meminta. Ada stasiun online yang meminta untuk menampilkan channel saya, untuk memberikan edukasi kepada sahabat entrepreneur yang ada di Taiwan. Para TKI/BMI yang ada di Taiwan.

Anda juga bisa menonton di Formosa TV, yang kemarin juga minta kata-kata saya. Saya izinkan. Tidak masalah, asalkan ada izin. Minta izin kepada kami, kalau kami izinkan, tidak masalah. Tetapi jika anda tidak minta izin, bisa kena masalah copyright. Jadi tolong, anda harus minta izin. Tidak masalah. Karena apa yang saya tampilkan disini adalah pengalaman saya. Saya ingin berbagi disini dan bisa memberikan manfaat.

Tidak sedikit yang mendengar bahwa channel saya ini juga diputar di sekolah, dan juga diputar di bangku perkuliahan. Di mata pelajaran wirausaha. Menurut saya, dosen ini pintar. Karena apa? Dosen yang mengajar cukup memutar video saya, karena dosennya merasa tidak qualified. Maka saya yang mengajar. Dan mungkin ia menyuruh mahasiswanya untuk merangkum. Itu boleh juga.

Jadi yang terpenting itu satu : Kualitas edukasi.

‘Jadi, kapan hidup saya berubah? Tidak begini-begini saja’. Dimulai dari kualitas edukasi anda. Yang kedua, ketiga dan keempat apa? Ada 6 poin disitu, silahkan anda tonton videonya. “6 Kualitas yang Harus Anda Miliki untuk Mengubah Hidup Anda”.

Jadi demikian sahabat entrepreneur, saya yakin hidup anda akan berubah, nasib anda akan berubah, totalitas hidup anda akan berubah, dari kualitas edukasi yang harus dimiliki sebagai seorang pemula. Bila anda menyukai channel ini jangan lupa berikan like, berikan komentar anda di bawah. Jangan lupa subscribe. Ada 2 video lainnya disini silahkan anda tonton. Silahkan anda nyalakan loncengnya, maka anda orang pertama yang akan mendapatkan notifikasinya setiap Selasa dan Jum’at. Jangan lupa selalu salam hebat luar biasa..!!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.