4 Teknik Maling yang Digunakan Dalam Investasi

SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Tahu gak sih, bahwa orang itu bisa kaya raya dan sukses itu karena ia memang memiliki ilmunya. Jadi, anda itu tidak boleh iri ataupun nyinyir pada mereka apabila melihat mereka sukses.

Pasalnya, mereka memang memiliki ilmu yang sangat luar biasa. Namun pertanyaannya : apakah semua orang sukses mau berbagi ilmunya?

Pada kesempatan kali ini, saya akan sharing ilmu kepada kalian tentang 4 teknik maling yang digunakan dalam investasi. Tentunya agar kalian tahu bahwa sebetulnya ilmu tersebut bisa dipelajari.

Anda mungkin bertanya-tanya :

“Pak Chandra kok ngajarin orang jadi maling sih?”

Saya disini hanya menggunakan analogi ‘maling’ sebagai sebuah teknik, bagaimana orang-orang sukses menggunakan ilmu tersebut di dalam portofolio investasi mereka.

Jadi, apa saja 4 teknik yang digunakan dalam investasi tersebut?

Sebelum saya membahas hal ini lebih lanjut, saya ingin berterima kasih kepada para sahabat SB30 yang sudah menonton video ini. Channel kami sudah berdiri selama 8 tahun.

Kami konsisten membuat  video tentang investasi, tips-tips bisnis, tentang cara pengelolaan keuangan, pengembangan diri dan motivasi sehingga anda bisa mendapatkan tips-tips finansial serta tips bisnis yang bermanfaat di kehidupan kalian.

Jadi teknik yang pertama adalah teknik maling.

Maksudnya bagaimana? Kalau maling itu kan biasanya ‘menganalisa’ rumah mana yang menjadi incarannya. Dia pasti akan mencari rumah yang kosong atau ditinggal pergi pemiliknya. Kemudian juga rumah yang sistem keamanannya minim. Ia pasti akan mengincar rumah-rumah tersebut.

Sedangkan seorang investor ketika menggunakan ‘analogi maling’ ini, maka investor itu biasanya akan menganalisa saham yang akan diincarnya. Ia pasti akan memahami saham mana yang menguntungkan dan akan membeli saham itu duluan.

Kemudian yang kedua adalah mencari tahu harta di seisi rumah tersebut.

Ketika maling tersebut akan merampok, tentunya dia tahu apa saja barang yang berharga. Kalau terlihat barang murahan, dia akan malas mengambilnya. Karena tidak worth it dengan resikonya. Akan tetapi jika ia sudah mengincar harta di seisi rumah tersebut, entah disana ada emasnya atau apapun, sudah pasti dia incar duluan.

“Kayaknya rumah ini punya TV LED nih. Lumayan kalo dijual lagi!”.

Jadi tipikal investor yang menggunakan ‘analogi maling’ ini, mereka akan menganalisa fundamental perusahaan. Jadi, dia tahu riwayat perusahaan tersebut seperti apa. Sejarahnya seperti apa, historinya seperti apa, kemudian market cap’nya itu seperti apa. Kemudian, total pemegang sahamnya itu ada berapa.

Intinya, semua fundamental perusahaan itu dianalisa. Sejarah berdirinya kapan, pernah ada corporate action’nya kapan, kemudian ada copyright issue yang seperti apa, pergerakan sahamnya seperti apa. Dari situ tentunya sudah sangat terlihat.

Kemudian yang ketiga adalah memperhatikan gerak gerik pemilik rumah.

Jadi, dia tahu pemilik rumah itu perginya kemana, pulangnya kapan, jam berapa dia pulang dan jam berapa dia pergi. Saya pribadi juga pernah kena tipu. Zaman dulu, saya masih sering langganan koran. Yang sering mengambilkan koran tersebut adalah pembantu saya.

Namun entah kenapa hari itu bertepatan dengan Idul Fitri dan pembantu saya pulang ke rumah semua. Jadi, rumah saya saat itu agak sepi. Hanya ada saya, istri saya dan anak-anak saya. Dan tiba-tiba saja, hari itu ada seorang loper koran yang datang. Ia berkata, “Pak, mau nagih koran”.

Saya tidak begitu paham, karena biasanya yang mengurus hal ini adalah asisten rumah tangga saya. Apalagi, saat itu asisten rumah tangga saya tidak bisa dihubungi. Saya pikir mungkin tagihannya hanya 100 ribu, jadi saya langsung bayar. Setelah itu, saya diberi kwitansi palsu.

Kemudian istri saya bertanya : “Ngapain bayar lagi? Kita kan sudah bayar langganan koran juga kayak biasanya”. Jadi, saat itu saya kena tipu.

Begitu juga dengan tipikal investor yang menggunakan ‘analogi maling’ ini, mereka akan menganalisa agar bisa membeli dengan harga yang paling rendah. Dia tahu kapan harga saham tersebut anjlok. Ia memahami timing yang tepat. Jadi, sama dengan ilmu ‘maling’. Di saat orang lain lengah, disitulah ia mengincar harganya. Begitulah bagaimana investor menganalisa teknikal agar bisa membeli di harga yang paling rendah.

Kemudian yang keempat adalah memperhatikan cara masuk dan keluar.

Maling itu pasti tahu kapan anda masuk dan kelaur rumah. Cara ini memang merupakan yang paling sulit. Karena jika mudah, semua orang pasti bisa kaya raya. Semua itu memang butuh ilmu. Investor itu memahami entry point dan exit plan. Jadi, dia tahu kapan masuk dan keluar. Dengan demikian, ia bisa mendapatkan keuntungan yang sangat luar biasa.

Analogi maling ini sebenarnya hampir sama juga dengan pasar modal. Dengan demikian, kita bisa tahu bagaimana cara agar investor pemula bisa mendapatkan keuntungan. Namun sekali lagi saya sarankan, anda berinvestasi hanya menggunakan uang dingin. Jika anda ingin berinvestasi di saham, gunakan uang yang betul-betul ‘tidak terpakai’. Jangan berhutang untuk investasi saham. Karena pasar modal itu sangat kejam dan tidak kenal belas kasihan.

Sahabat entrepreneur, demikian sharing saya kali ini. Semoga hidup anda akan lebih maju. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa baca di buku saya ‘Success Before 30’.

Semoga video kali bermanfaat. Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!

 


by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.