5 Hal yang Sering Dilupakan Padahal Lebih Mahal dari Uang Ratusan Milyar

 

https://www.youtube.com/watch?v=TmCqfcQnamE

SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Dunia sosmed ini bisa dikatakan merupakan ajang pamer. Banyak orang yang suka pamer jam tangan, pamer suit’nya, bahkan pamer barang-barang hypebeast seperti sepatu dan sebagainya.

Tetapi, kita ini seringkali lupa bahwa sebetulnya ada 5 hal yang jauh lebih berharga daripada penampilan barang-barang bermerek itu tadi. Kita seringkali menilai orang itu dari mobilnya. Kemudian, kita menilai orang itu dari rumahnya atau jam tangan yang ia pakai.

Kebanyakan dari kita menilai kesuksesan dari situ. Padahal, bisa jadi barang-barang tersebut bukan milik mereka, melainkan ‘pinjam’ alias fake rich.

Namun tahukah anda, bahwa sebenarnya ada 5 hal yang jauh lebih bernilai daripada barang-barang tersebut? Apa sajakah 5 hal tersebut?

Seperti yang tadi saya sampaikan di awal, kita itu selalu menilai orang dari ‘duitnya berapa?’. Makanya sekarang banyak konten artis yang suka melihat saldo ATM’nya para public figure.

Menurut saya, ini adalah tindakan masyarakat kita yang ‘sakit’. Ketika kita dipertontonkan isi saldo ATM, hal ini menjadi habit kita untuk selalu berpikir : “Duh, gimana ya rasanya jadi orang kaya?”. Padahal, itu adalah tindakan orang-orang yang low class. Dan orang Indonesia suka sekali dengan hal-hal seperti itu.

Kemudian kita juga merasa segan ketika seseorang memiliki jabatan. Apakah salah? Tidak juga. Namun ketika kita hanya menilai seseorang dari jabatannya, maka kita akan lupa dengan nilai lain yang sebenarnya jauh lebih tinggi daripada jabatan, prestasi dan gelarnya.

Memang benar bahwa biasanya kita melihat seseorang itu dari prestasi, gelar dan media sosialnya. Tetapi sebenarnya ada yang jauh lebih bernilai dari semua yang terlihat itu.

 

1. Kebaikan hati

Jadi nilai yang pertama adalah kebaikan hati. Ini adalah harta yang jauh lebih berharga jika dibandingkan dengan semua yang terlihat itu tadi.

2. Empati

Lalu poin yang kedua adalah empati. Empati itu adalah kita mengerti perasaan orang lain. Ketika orang lain sedang kesusahan, kita berempati. Semalam saya melihat postingan temannya Densu yang sedang berduka karena kehilangan anjing peliharaannya.

Ketika melihat video itu, secara tidak sadar saya meneteskan air mata. Saya ikut merasakan betapa ia sangat mencintai anjingnya. Mungkin bagi kebanyakan orang Indonesia, anjing itu hanya hewan peliharaan, atau hanya sebagai kosakata candaan.

Padahal bagi beberapa orang, memelihara anjing itu sama seperti memelihara anak. Saya sampai menulis ucapan bela sungkawa di Insta Story saya untuk anjing tersebut.

Apakah saya pecinta anjing? Yes.

Apakah saya memelihara anjing? Tidak, karena saya tidak sanggup memelihara anjing.

Apakah saya pernah memelihara anjing? Pernah.

Apakah anjing itu sangat menyenangkan dan bisa menjadi teman bagi manusia? Yes.

Namun kebanyakan orang yang tidak memiliki empati akan berkata, “Cuman anjing yang mati, kenapa sampai ditangisi seperti itu?”.

Itu artinya, ia tidak pernah menghormati keyakinan orang lain. Bisa jadi anjing tersebut sudah seperti anaknya sendiri. Mungkin saja ada seseorang yang tidak punya anak dan ia terpaksa mengadopsi anjing untuk menemani hidupnya. Ia merasa hidupnya lebih bermanfaat dan produktif karena anjing tersebut.

Mungkin hanya di Indonesia saja ada hujatan seperti itu. Tetapi kalau di negara Barat, anjing itu justru bermanfaat untuk menuntun orang tua yang buta. Anjing itu juga bisa menjadi sahabat orang tua yang kesepian. Anjing itu menjadi solusi bagi anak-anak yang tidak bisa merawat agar orang tuanya tidak sampai masuk ke panti jompo.

Namun karena kita kurang waasan, maka kita dengan mudahnya menghujat seperti itu. “Masih banyak saudara-saudara kita yang kelaparan, mengapa tidak ditangisi?”

Anda jangan berkata seperti itu. Itu artinya, level pendidikan kita itu jauh dengan orang-orang yang memiliki empati. Kita itu harusnya memiliki wawasan yang luas. Hal seperti ini memang jarang terlihat, but we must learn.

 

3. Dermawan

Kemudian yang ketiga adalah dermawan. Kita harus belajar menyisihkan sedikit penghasilan dan tenaga kita untuk orang lain. Menjadi dermawan itu adalah panggilan hati. Karena saya percaya bahwa sumber rezeki kita itu berasal dari sebagian harta kita yang kita bagikan kepada orang lain.

Kalau saya hanya memiliki ilmu, maka saya membagikan ilmu saya melalui media channel SB30 secara gratis kepada orang lain karena saya menganggap ini adalah amal saya. Saya percaya ketika suatu saat saya tidak ada lagi di dunia ini, maka pahala saya akan terus berputar karena yang saya sampaikan ini bermanfaat untuk generasi anak bangsa.

 

4. Kerendahan hati

Kemudian yang keempat adalah kerendahan hati. Manusia itu kalau sudah merakyat dan rendah hati pula, maka valuenya itu sudah bertambah. Apalagi jika ia adalah orang kaya raya yang tidak sombong.

 

5. Integritas dan kejujuran

Kemudian yang kelima adalah integritas dan kejujuran. Hal ini sangat penting. Karena sekaya apapun anda jika anda tidak jujur, maka akan menurunkan citra dan nilai anda. Jadi, menurut saya kejujuran ini adalah hal yang paling utama.

Demikian sahabat entrepreneur sharing saya kali ini. 5 poin ini adalah hal yang tidak terlihat. Kalau dari segi viral, mungkin memang kalah viral dengan konten pamer saldo dan jabatan. Namun bukan berarti saya harus mengejar konten apa saja yang sedang viral.

Karena saya berada di sini untuk mengajar konten edukasi. Karena konten ini merupakan sebuah pengingat bagi sahabat SB30 bahwa masih banyak hal-hal yang  jauh lebih berharga daripada uang triliunan. Kalaupun suatu saat kita dititipkan uang triliunan dari Tuhan, maka jangan sampai anda melupakan kelima poin di atas itu tadi.

Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.