5 Skills Orang Kaya yang Tidak Diajarkan di Sekolah

<iframe width=”560″ height=”315″ src=”https://www.youtube.com/embed/w835LElahHo” frameborder=”0″ allow=”accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture” allowfullscreen></iframe>

Klik disini untuk melihat videonya

Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Kamu masih sekolah, masih kuliah, ataupun sudah lulus juga tidak masalah. Video kali ini akan membahas tentang beberapa skill yang dimiliki oleh orang kaya. Tetapi sekali lagi, hal ini tidak diajarkan di sekolah. Jadi, di video kali ini saya akan mengajarkan : “5 Skills Orang Kaya yang Tidak Diajarkan di Sekolah”.

Jadi begini, saya tidak menyalahkan sekolah. Saya juga bukan anti sekolah. Tidak. Karena anak saya juga sekolah. Tetapi sekali lagi, saya sering bilang bahwa sekolah itu penting, tetapi tidak cukup.

Sebelum saya lanjutkan, jangan lupa klik subscribe, dan jangan lupa loncengnya diaktifkan. Karena dengan anda subscribe, anda telah mendukung channel ini menjadi channel edukasi yang tidak pernah diajarkan di sekolah, sampai menuju Diamond Play Button.  

Jadi, skill yang pertama adalah sekolah tidak mengajarkan skill negosiasi.

Ya, mata pelajaran negosiasi itu tidak ada. Padahal, di dalam dunia bisnis negosiasi itu penting. Jika anda ingin mendapatkan project yang besar di dalam dunia pekerjaan, anda harus pandai bernegosiasi. Ya ‘kan? Jika anda tidak pandai bernegosiasi, anda tidak tahu how to deal with people, bagaimana cara bernegosiasi dengan orang, maka anda akan kalah dalam dunia bisnis.

Contohnya, hari ini saya mau menawarkan produk perbankan. Anda sebagai marketing perbankan harus luwes berbicara. Berbicara dengan klien harus bagaimana? Dengan customer harus bagaimana? Jika anda ingin menjual konsep ide atau gagasan, hal itu juga perlu negosiasi. Anda perlu bercerita dengan naik. Namun, hal ini tidak diajarkan di sekolah. Akhirnya, seringkali ketika anda memasuki dunia kerja, anda harus di’training ulang tentang cara bernegosiasi.

Jadi, problem’nya adalah sekolah tidak mengajarkan hal-hal yang dibutuhkan di dunia kerja untuk mendapatkan penghasilan. Oleh sebab itulah skill negosiasi ini penting.

Yang kedua, sekolah tidak mengajarkan skill selling atau menjual.

Padahal, menjual adalah syarat mutlak jika anda ingin menjadi orang kaya. Saya sering mengatakan bahwa dari 10 orang terkaya di dunia, 9 orang merupakan penjual atau sales. Jadi apabila anda menganggap profesi penjual atau sales itu profesi hina, profesi yang tidak menjanjikan atau anda berkata ‘saya tidak berbakat menjual’ atau ‘saya tida bisa jualan’, itu karena di sekolah tidak diajarkan hal tersebut.

Padahal, banyak miliarder yang awal merintisnya hanya dari berjualan.

“Pak, penyanyi itu apa? Dia ‘kan menjual suaranya?”

“Pak, guru itu apa? Dia ‘kan menjual jasanya?”

“Kalau berdagang? Saya ‘kan menjual dagangan saya”.

“Kalau konsultan? Saya ‘kan menjual jasa saya”.

Ya, semua itu adalah skill menjual. Jika anda tidak tahu cara menjual ide anda, sebagus apapun produk anda, sebagus apapun jasa anda, semua itu tidak akan laku. Jadi, anda harus punya keterampilan menjual. Pak, harus pandai bicara?”

Ya, karena sekolah tidak mengajarkan cara untuk bernegosiasi. Bagaimana cara anda mempresentasikan dengan baik, bagaimana cara anda menjual dengan baik, they present, selling with heart itu bagaimana, menjual dengan hati itu bagaimana, dan bagaimana membuat orang merasa yakin dengan produk yang anda jual. Itu semua tidak diajarkan di sekolah. Itulah problem’nya.

Skill yang ketiga, sekolah tidak mengajarkan skill komunikasi.

Ini juga problem. Kenapa? Padahal, komunikasi itu mutlak diperlukan jika anda ingin bisnis dan usaha anda lancar. Jika nda tidak bisa ‘ngomong’, bagaimana orang bisa tahu apa yang anda jual? Bagaimana orang bisa tahu kelebihanmu? Mengapa anda tidak belajar?

“Saya minder pak, gak pede..”

Itu karena sekolah tidak mengajarkan anda skill komunikasi. Mungkin memang ada kuliah D1 Komunikasi, tetapi itu ‘kan setelah tamat SMA. Padahal, kill komunikasi itu harus diajarkan sejak SD. Jadi, orangitu berani mengungkapkan gagasan atau idenya. Namun di Indonesia celakanya jika ada seorang teman di sekolah yang bisa bicara di depan umum, dia akan di’bully teman-temannya.

Contoh lagi, kalian yang bersekolah di sekolah Nasional. Saya tidak membicarakan sekolah yang menggunakan bahasa Inggris di sekolah. Jika ada teman kalian yang bercakap-cakap menggunakan bahasa Inggris, pasti di’buly : “Sok Inggris banget lo..!”

Padahal, itu karena teman kamu gak mampu berbicara bahasa Inggris. Oleh sebab itulah dia tidak suka jika ada orang lain yang berbicara bahasa yang tidak dia kuasai. Manusia ‘kan selalu begitu, mencari persamaan. Sama-sama susah, sama-sama tidak bisa bicara bahasa Inggris, atau sama-sama norak. Manusia itu suka mencari persamaan. Akhirnya ketika ada manusia di luar persamaannya, dia cenderung menolak dan membully.

Padahal, ada berapa banyak orang Indonesia yang ketika disekolahkan di luar negeri, sekolah Inggris, atau sekolah apapun, pulang dari sana juga tidak bisa memakai bahasanya. Mengapa? Karena tidak ada lingkungan untuk berbicara atau mempraktekkan bahasa asing yang dia kuasai.

Padahal jika anda mau berbicara bahasa asing dan dilatih terus, anda pasti mampu. Tidak usah malu. Tetapi justru teman kita yang berbicara : “Eh, sok bener lo ngomong bahasa Inggrisnya?!”. Itukah sebabnya, lingkungan itu harus diciptakan. Jika anda bisa bahasa Inggris, lalu teman-teman anda yang tidak bisa, bagaimana? Pusing deh.. Jadi, skill komunikasi itu harus dilatih.

Yang keempat, tidak diajarkan skill berinvestasi.

Apalagi mata pelajaran investasi. Itu tidak ada. Karena itulah banyak orang yang memiliki masalah keuangan. Coba anda lihat, mengapa video saya yang ditonton sampai jutaan view itu kebanyakan masalah finansial semua? Video “Mengapa Uang Saya Cepat Habis?”, itu sudah ditonton sampai 3 juta view. Karena itu adalah masalah keuangan yang tidak diajarkan di sekolah. Mereka baru mendapatkan pelajarannya di channel Success Before 30. Jadi, skill-skill seperti ini penting.

Contoh, video “Bagaimana Menabung Emas Hanya dengan Uang 5 Ribu”. Saya juga mengajarkan bagaimana cara menabung dengan uang 10 ribu. Bagaimana menggantikan uang rokok kalian dengan emas. Itu hal sederhana. Mungkin dalam sehari anda merokok sampai 20 batang. Jika yang 10 batang dijadikan emas, bisa saja. Kok bisa seperti itu?

Bisa. Tetapi, di Indonesia hal-hal sesederhana itu tidak diajarkan di sekolah. Kita tidak perlu memakai contoh investasi properti. Itu terlalu jauh. Investasi yang sederhana saja, seperti emas dan menabung di bank. Itu sederhana.

Yang kelima, tidak diajarkan skill mengelola keuangan atau financial management.

Yah.., padahal finansial saja sudah jadi problem, apalagi ini? Jadi, contohnya seperti ini. Kalian habis menerima gajian. Lalu setelah beberapa hari, gaji habis. Tanggal 30 gajian, tetapi tanggal 1-2 sudah habis. Mengapa? Karena tips mengelola keuangan tidak pernah diajarkan. Padahal, mengelola keuangan itu penting.

Seandainya sejak muda anda sudah memiliki penghasilan, mungkin anda sudah pandai mengelola keuangan. Saya sudah berapa kali menceritakan ini. Saya pernah menemui orang yang sudah bekerja selama 7 tahun, tetapi motor saja tidak punya.

Bayangkan, motor saja tidak punya. Dan ini banyak sekali terjadi di Indonesia. Masih pakai motor dari kantor, padahal sudah 7 tahun bekerja. Yang namanya mengelola keuangan itu ada uang berapa, habis berapa, semua dihitung. Bukannya berapapun uang di kantong, habis melayang entah kemana. Ini karena dia tidak memiliki financial education yang baik.

Seandainya financial education ini diajarkan. Tidak perlu sampai mempelajari ilmu akutansi yang aman anda belajar debet dan kredit, neraca aktiva dan pasiva, tidak usah serumit itu. Anda kelola dengan menyisihkan uang saja. Sesederhana itu. Uang untuk pekerjaan sekian, uang untuk ditabung sekian. Yang basic saja.

Jika anda tidak menguasainya, maka uang tabungan anda akan terkuras terus.

Padahal, sebenarnya dari kecil anda diajarkan cara menabung oleh guru anda. “Taruh uang di celengan kecil”. Itu semua sudah dilakukan. Tetapi, mengapa akhirnya anda tetap memecah celengan tersebut? Why? Karena tidak ada financial education. Bagaimana cara mengunci uang tersebut agar menjadi aset, dan aset itu tidak bisa dicairkan/tidak mudah dicairkan. Itu adalah hal basic.

Jadi sahabat entrepreneur, saya selalu menekankan bahwa 5 skill ini harus anda kuasai. Semoga anda memiliki 5 skill ini. Saya tidak membahas kelimanya secara rinci di video kali ini. Tetapi silahkan anda tonton ratusan video saya yang lain. Saya sudah membahas itu semua.

Yang perlu anda ketahui, cara membuat konten itu susah. Saya harus membaca buku dulu. Saya harus membaca artikel dulu dan menyesuaikan dengan pengalaman saya. Oleh sebab itu, anda jangan malas mencari video saya yang lain. Disitu saya sudah memberikan anda pendidikan secara gratis. Anda sudah dipermudah, tidak perlu lagi mencari di perpustakaan karena sudah saya rangkum semuanya.

Oleh sebab itu, jangan lupa klik subscribe, dan jangan lupa loncengnya diaktifkan. Setiap ada video baru, anda pasti akan mendapatkan notifikasinya. Demikian episode saya kali ini. Semoga skill anda meningkat sehingga anda bisa menjadi miliarder yang kaya raya. Salam hebat luar biasa..!!

 


Posted

in

, , , , , , , ,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.