Apakah Benar Jadi GAMERS Bisa Bikin KAYA ??

<iframe width=”560″ height=”315″ src=”https://www.youtube.com/embed/i2qKWfZBXEk” frameborder=”0″ allow=”accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture” allowfullscreen></iframe>

Klik disini untuk melihat videonya

Welcome to 2019..! Selamat datang di tahun 2019..! Sebuah tahun yang penuh dengan optimisme dan penuh harapan, sekaligus penuh dengan tantangan. Di tahun ini, coba tuliskan di kolom comment. Kira-kira harapan anda untuk channel Success Before 30 bisa mencapai berapa juta subscriber? Karena kita telah mencpai pencapaian fantastis di tahun 2018. Yaitu mencapai 1.100.000 subscriber..! Yeah..!

Karena ini masih awal tahun, tentunya saya juga mengharapkan apa yang menjadi harapan anda, para sahabat SB30. Channel ini bisa growing sampai berapa banyak subscriber di tahun 2019. Dan di awal tahun ini, saya akan memberikan beberapa materi yang belum pernah saya bahas di tahun 2018. Yaitu salah satunya adalah : “Apakah Profesi GAMERS Bisa Membuat Anda Menjadi KAYA RAYA ??”.

Bicara soal profesi gamers, bagi anda yang menonton channel ini, jika sekarang profesi anda adalah seorang gamers, kemudian anda sekarang menjadi seorang gamers, anda hobi bermain game, maka anda pasti tertarik. “YES!! Bisa dong..”

Sekarang saya tanya, “Duitnya darimana?”.

Dan bagi anda yang nonton channel ini yang usianya sudah 40 tahun ke atas, dan anda punya anak-anak yang kecanduan main game, anda pasti mengatakan, “Enggak, enggak.. Gamers itu gak punya masa depan! Hal itu cuma bikin kecanduan, cuma bikin anak menjadi bodoh, bikin malas sekolah, tidak bisa berpikir dan sebagainya”.

Baik, semua kontroversi itu akan saya bahas di video kali ini. Begini, saya punya beberapa reason mengapa orang tua suka melarang anaknya bermain game terlalu banyak. Saya akan berikan dua fakta disini.

Reason yang pertama atau fakta yang pertama adalah orang tua manapun tidak ingin anaknya hidup susah.

Itu sudah pasti sebuah fakta. Ini fakta yang pertama. Mengapa? Karena di dalam benak orang tua, orang sukses yang hidup enak di zaman orang tua adalah sesuai gambaran hidup sukses di zamannya mereka.

Di zaman orang tua anda yang mana orang tua anda sekarang sudah berusia 40-50 tahun ke atas, orang sukses di zaman mereka adalah paling enak menjadi PNS. Paling enak menjadi dokter. Paling enak menjadi tentara. Siapa tahu bisa menjadi jenderal.

Kemudian, paling enak jika punya pangkat. Paling enak menjadi orang yang dihormati. Paling enak menjadi notaris. Intinya, semua orang tua itu melihat figur sukses di zamannya mereka adalah dengan mereka melihat figur di lingkungan mereka.

Paling enak menjadi dosen. Anda punya pangkat yang dihormati. Karena mereka akan berbicara berdasarkan pengalaman mereka. Dimana figur sukses di zaman mereka adalah di profesi-profesi tadi. Jadi orang tua itu biasanya akan “melarang” jika anaknya melakukan profesi di luar sepengetahuan mereka. Itu sudah menjadi naluri setiap orang tua manapun. Karena apa? Fakta pertama adalah orang tua tidak ingin anaknya hidup susah.

Dan definisi hidup susah bagi mereka adalah melakukan suatu profesi di luar profesi yang tadi sudah saya sebutkan. Tetapi, zaman itu berubah terus. Karena zaman sudah berubah, dari tahun ke tahun zaman semakin berubah, dan selalu bermunculan profesi-profesi baru yang tidak diketahui oleh orang tua anda.

Sampai disini, anak-anak zaman now yang menonton channel ini pasti berkata, “Ya, saya setuju om!! Lanjutkan om, bener! Supaya saya bisa tunjukkan video ini ke orang tua saya, bahwa sekarang banyak orang kaya raya dengan menjadi gamers profesional. Is that true?”.

Sekarang, saya akan bongkar konfrontasi, konflik atau hal kontroversial melalui video ini. Semoga orang tua anda menonton, dan anda juga menonton. Karena saya akan memberi dari 2 sudut pandang. Dari orang tua maupun anak agar anda tidak berantem terus. Agar anda tidak berkelahi terus. Supaya orang tua juga tidak melarang terus anaknya bermain game, dan jadinya anak setiap hari main game secara sembunyi-sembunyi di balik orang tua.

Sekarang, fakta yang kedua akan saya bongkar. Yaitu orang tua tidak punya figur model orang sukses di zaman sekarang.

Jadi, yang dia tahu figurnya adalah mereka yang sukses di usia mereka atau yang lebih tua. Jadi jelas saja apabila anda hari ini berdebat terus dengan orang tua, termasuk yang berprofesi entrepreneur juga. Profesi entrepreneur ini mungkin di benak orang tua anda tidak ada. Bagi mereka, figur sukses itu mungkin maaf, tokoh agama, mungkin. Atau figur sukses itu mungkin maaf, kepala desa, mungkin. Atau figur sukses itu adalah orang yang dihormati. Menjadi PNS, atau mungkin menjadi Pak Camat.

Akhirnya, dia akan melakukan yang menurut dia figur sukses. Dan dia memberikan doktrin itu kepada anaknya. Karena sekali lagi, naluri orang tua tidak mau anaknya hidup susah. Jadi bicara soal figur sukses, di setiap zaman itu pasti berbeda-beda.

Coba kita lihat kembali ke figur sukses 200 tahun yang lalu. Mungkin figur sukses saat itu adalah orang yang berprofesi sebagai tentara. Menjadi pahlawan, membela negara. Setiap zaman pasti berbeda. Atau figur sukses pada saat itu adalah mereka yang whatever, 200 tahun yang lalu. Berbeda-beda.

Sekarang dalam 10 tahun belakangan, kita tahu. Terutama 2-3 tahun belakangan, di seluruh dunia itu ada profesi baru yang disebut dengan professional gamer Esports. Esports ini adalah sebuah profesi baru dimana profesi ini layaknya atlet profesional. Seperti pemain-pemain bola profesional.

Yang anda kenal siapa? Christiano Ronaldo, mungkin. Lionel Messi, mungkin. Atau pemain bola basket legendaris terkenal seberti LeBron James, mungkin. Atau pemain bola profesional dari Indonesia, siapa yang anda kenal? Siapapun itu. Atau pemain bola basket profesional, siapa yang anda kenal? Figur yang anda idolakan.

Sekali lagi, gamer profesional itu sama seperti atlet profesional.

Bedanya, mereka bermain di dalam dunia maya. Dan eSports ini sendiri sekarang sudah menjadi suatu cabang olahraga yang mengerikan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan sebagainya. Yang nonton saja bahkan bisa sampai puluhan ribu orang. Anda bisa lihat videonya disini. Jadi, di satu stadion orang bisa menyaksikan mereka berdua sedang lomba main game. Itu mengerikan.

Sekarang, anak-anak. Mungkin di Indonesia kita juga kenal beberapa YouTuber yang terkenal di Indonesia seperti Jess No Limit, yang mungkin anda kenal dari video-videonya. Anda melihat anak-anak muda tiba-tiba menjadi kaya raya dari YouTube. Lalu, anak-anak muda zaman sekarang yang mungkin level kematangannya belum kuat dan mengidolakan Jess No Limit itu layaknya pemain bola profesional, yes. Itu hak anda.

Tetapi, tahukah anda bahwa gamer profesional itu hidupnya sama seperti atlet profesional?

Mereka makannya juga diatur, meskipun mereka secara fisik tidak seperti atlet profesional yang mungkin badannya harus bagus atau harus sixpack. Tidak. Tetapi, mereka juga menjaga pola makan, menjaga pola tidur. Dan yang saya tahu, seorang gamer profesional harus berlatih bermain game sampai 18 jam per hari.

Dan mereka bukan asal nongkrong di warnet sambil ngerokok, sambil bolos sekolah, lalu mereka bermain seolah-olah mereka adalah pemain profesional. Bukan seperti itu. Kalau diibaratkan pemain bola, yang seperti itu hanya pemain tarkam. Pemain antar kampung, bukan profesional. Kalau profesional itu anda digaji. Anda juga mempunyai manajer tim, dan anda mempunyai klub yang profesional. Sama seperti atlet pada umumnya.

Kemudian, diajarkan juga bagaimana caranya anda bisa mendapatkan penghasilan dari menjadi seorang gamer profesional. Anda mendapatkan kontrak setahun dari pengembang game. Anda juga mendapatkan kontrak setahun dari klub yang membesarkan anda. Sama. Dari endorsement, atau dari iklan. Anda juga hidup dari uang tersebut. Sama seperti layaknya pemain bola profesional.

Ketika orang melihat Christiano Ronaldo, ia berkata : “I want to be like him..!”.

Pertanyaan saya, bisakah anda mengikuti gaya hidupnya Christiano Ronaldo? 18 jam dalam 1 hari untuk berlatih dan berlatih. Pola makannya dijaga. Makan lemak itu saja gak ada. Sangat dijaga. Sedangkan anda, Ind*mie terus setiap hari. Asal makan saja, asal kenyang saja. Gak bisa seperti itu. Makanannya dijaga, asupan nutrisinya dijaga, dan asupan proteinnya dijaga. Pemain game profesional meskipun tidak harus seperti itu,  tetapi dia juga pasti harus menjaga kondisi kesehatannya. Karena dia pemain game profesional. Bahkan, tahukah anda? Cabang eSports ini akan dipertandingkan di SEA Games 2019.

Dan kemarin di Asian Games 2018, cabang ini sudah dipertandingkan. Tetapi dalam bentuk eksibisi. Dan ke depannya, akan dipertandingkan secara profesional layaknya liga-liga di seluruh dunia. Hal ini mengerikan sekali. Lalu,apakah profesi gamer bisa membuat anda menjadi seorang miliarder kaya berikutnya? Bisa. Asalkan profesional.

Sekali lagi saya katakan, asal profesional. Dan sampaikan hal ini kepada orang tua anda. Pertanyaan saya adalah, ‘kriteria profesional itu apa?’. Inilah yang menjadi suatu pertanyaan. Syarat menjadi tentara, contohnya. Tinggi badan harus minimal sekian. Berat badan sekian. Lalu body harus proporsional, sehat jasmani dan rohani. Misalkan anda gendut, kemudian tinggi badan tidak sampai kriteria yang dibutuhkan tentara, jelas saja anda tidak masuk kriteria.

Pemain eSports profesional itu juga ada kriterianya.

Googling saja kriteria pemain eSports, saya tidak akan bahas disini. Anda Googling saja, maka anda akan tahu. Tetapi jika anda tidak bisa memenuhi kriteria tersebut, jangan harap anda bisa menjadi gamer profesional. Karena profesi apapun jika tidak anda jalankan secara profesional, tidak anda tekuni secara profesional, maka tidak akan sukses. Beda jika anda main game hanya untuk sekedar hobi. Menghabiskan waktu luang. Beda. Sudah ngerti ya..

Jadi, anak-anak zaman sekarang itu berpikirnya, “Wah, saya main Mobile Legend, berarti saya bisa kaya raya..! Saya bisa beli Ferrari dan lain-lain”. Hati-hti. Anak-anak ini tidak disertai dengan level kematangan berpikir secara rasional.

Padahal, semua itu tidak didapat dalam waktu 1-2 hari saja. Anda harus menjadi pemain profesional dulu. Pemain amatir beda dengan pemain profesional. Jadi bagi anda yang menonton channel ini, adik-adik yang menonton channel ini, bedakan. Anda ini pemain profesional atau atlet amatiran?

Itulah yang bisa saya share pada kesempatan kali ini. Jadi sekali lagi, apakah profesi gamer bisa membuat anda kaya raya? BISA..! Karena ini profesi baru. Dan kita harus akui bahwa eSports itu adalah salah satu cabang olahraga baru yang memungkinkan di zaman sekarang bagi orang yang punya skill dan bakat bermain game yang hebat. Bukan mustahil anda bisa menjadi Jess No limit, yang mana kelasnya sudah kelas dunia. Anda bisa kelas Nasional saja sudah hebat. Tetapi sekali lagi, mereka adalah profesional.

Baik sahabat entrepreneur, demikian sharing saya pada kesempatan kali ini. Silahkan share video ini kepada orang tua anda. Dan juga bagikan kepada anak-anak. Jadi sekali lagi, disini tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar. Semua itu kontroversi. Tetapi karena perkembangan zaman, sehingga memudahkan adaptasi di zaman ini. Dan seringkali terjadi sebuah konflik yang tidak perlu.

Dengan adanya video ini, saya bisa sharing bahwa semua itu hanyalah masalah komunikasi. Jika orang tua bisa memahami figur zaman sekarang dan anak-anak bisa memahami mengapa orang tua anda itu melarang karena figur orang tua di zaman dahulu, harusnya tidak perlu terjadi konfrontasi atau pertikaian. Semoga video ini bisa memberikan jawaban dan memberikan gambaran.

Sekali lagi jika ingin sukses, anda harus profesional.

Tidak ada sukses yang jalan setengah-setengah.

Demikian video kali ini. Sukses untuk anda, jangan lupa klik like, berikan komentar anda di bawah saya harus buat video apa lagi. Dan jangan lupa subscribe, ada dua video disini silahkan ditonton. Dan mari kita sambut tahun 2019 dengan optimisme yang hebat luar biasa..! Selalu salam hebat luar biasa..!!

 


Posted

in

, , , , , , , , ,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.