Bagaimana Sebuah Pertanyaan Dapat Membuat Anda Hidup Sukses Selama-lamanya


Klik disini untuk melihat di YouTube

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sebuah topik, yaitu “Bagaimana sebuah pertanyaan dapat membuat anda hidup sukses selama-lamanya”

Baik, sebagai seorang Life Coach dan Business Coach saya mempelajari Ilmu tentang cara berfikir.

Saya juga banyak mempelajari ilmu bagaimana manusia itu rupanya segala sesuatunya dimulai dari sesuatu yang namanya kepercayaan atau belief.

Di dalam buku saya Badai Pasti Berlalu halaman yang ke 57, disitu saya menanyakan 6 Belief atau 6 Pertanyaan yang sedikit banyak akan mendobrak belief anda.

Belief itu kalau saya ibaratkan seperti sebuah gelas dengan teh.

Teh itu biasanya kalau diletakkan di dasar gelas, kemudian air itu di atas teh.

Belief itu seperti di dasar gelas. Kalau tidak digali, maka selama-lamanya belief itu akan di dasar gelas.

Dasar itu kalau dalam cara berpikir itu namanya pikiran bawah sadar, atau subconscious mind.

Saya yakin hari ini anda pasti punya belief. Belief itu darimana asalnya ?

Belief adalah hasil dari pendidikan penanaman, cara berfikir sejak masa kecil yang diwariskan oleh orangtua kita, keluarga kita, maupun guru-guru kita semasa kecil.

Oleh karenanya, belief itu ibaratkan meja dengan pilar kokohnya, dengan 4 kakinya. Pilar itulah yang akan menopang sebuah meja.

Belief ini sangat menentukan apakah anda bisa sukses selama-lamanya atau tidak.

Dan belief ini juga akan menentukan kenapa seseorang kondisinya stagnan dan tidak bisa kunjung maju.

Belief ini pula yang juga akan menjadikan setiap orang, setiap mau melangkah maju selalu ada saja yang menghalangi.

Apakah anda mulai masuk ke belief? Ini adalah teorinya.

Sekarang saya akan berikan sebuah contoh supaya anda lebih mengerti apa itu belief.

Ada sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki di dalam seminar saya yang tidak bisa makan cabai.

Setiap dia makan cabai, dia seperti bukan cuma kepedasan, bukan cuma berkeringat tapi setiap dia melihat cabai dia seperti ketakutan. Dia seperti stress.

Saya tanya ke dia, mengapa anda makan cabai kok bisa stress? Kok bisa ketakutan ?

Rupanya dari beberapa pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan kepada dia, tentu  bukan cuma satu pertanyaan. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, akhirnya tergelitik sebuah statement yang cukup saya tahu bahwa inilah penyebabnya setiap melihat cabai dia seperti stress.

Ternyata pada saat dia berumur 7 tahun, padahal anak ini sekarang usianya sudah 19 tahun.

Sewaktu umur 7 tahun ayahnya pernah berkata begini sama dia :

“anak cowok kalau tidak bisa makan cabai itu tidak bisa jadi jagoan “

Coba anda bayangkan. Kata-kata ini diterima oleh seorang anak kecil berusia 7 tahun.

Dan rupanya kata-kata ini cukup mengganggu cara berfikir dia dan akhirnya menjadi belief.

Ketika sudah menjadi sebuah belief, inilah yang menjadikan dia mempunyai satu masalah yang namanya problem emosional atau Emotional Problem secara bahasa psikologis.

Ketika seseorang melihat sebuah peristiwa, dia akan menjadikannya salah satu problem emosional. Ini contoh belief yang pertama.

Contoh belief yang kedua adalah yang paling mudah,

Siapa disini subscriber pemirsa SB30 channel yang apabila melihat polisi anda mengalami ketakutan ?? Padahal polisi itu hanya di pinggir jalan, tidak ngapa-ngapain.

Cuma melihat kiri kanan kiri kanan.. Tetapi kalau anda lihat polisi seolah-olah anda takut dan seolah-olah mau menyembunyikan diri.

Mungkin anda sekarang mulai mengangguk-nganggukkan kepala anda, dan mungkin sekarang mulai berkata” iya juga yaa !”

Anda mungkin tidak tahu sebabnya kenapa, tapi secara mayoritas di dalam seminar saya sering kali menyampaikan suatu materi.

Bahwa semasa kecil, mungkin namanya anak kecil  anda suka berlari-lari, suka bermain-main.

Kalau disuruh belajar tidak mau.

Dan akhirnya orang tua anda itu sangking jengkelnya dia menggunakan jurus pamungkas.

Anda tau jurus pamungkasnya yaitu apa ?

Kalau kamu tidak mau makan, kamu tidak mau belajar, kamu tidak mau tidur siang, maka saya pastikan mulai sekarang ditangkap polisi.

Polisi itu tidak tahu apa-apa.

Dia cuma manusia yang berseragam dengan sebuhah title dan pendidikan.

Tetapi dia menjadi objek yang menakutkan bagi anak kecil.

Objek inilah yang selalu dijadikan senjata pamungkas bagi orang tua supaya anak kecil ini nurut.

Rupanya anak kecil ini sudah menjadi dewasa, salah satunya anda.

Bukankah anda mungkin saat ini juga takut dengan polisi ? Padahal polisi tidak semuanya menakutkan. Bahkan polisi itu ada yang sangat baik.

Tentu masih ada cara-cara yang lebih bijakasana untuk membuat anak menurut tanpa harus menjadikan polisi sebagi kambing hitam. Ini contoh belief yang kedua.

Contoh belief yang ketiga adalah ada sebuah cerita tentang kisah sebuah sosis.

Ada seorang ibu, dia itu memotong sosis. Kalau memasak sosis pasti memotong ujung kiri dan ujung kanan. Tetapi dia punya seorang anak kecil yang kritis

Anaknya bertanya, “ mama, Kenapa mama kalau memotong sosis selalu memotong ujung kiri dan ujuung kanan baru dimasak?”

Mamanya menjawab “ ya itulah cara membuat sosis”.

Sekarang saya ingin bertanya kepada anda.

Mendengar ceritanya saja anda mungkin geli bukan ? Anda mungkin menggumam, “Tidak juga, saya membuat sosis ya tinggal dimasak saja.”

Tapi si anak ini dia sangat mempercayai dan dia merasa aneh karena dia melihat teman-temannya memasak sosis ya tinggal digoreng saja. Namun mengapa orang tuanya selalu potong kiri dan potong kanan ??

Untungnya si anak kritis dan orang tuanya dengan sangat tekunnya, dengan sangat kuatnya mengatakan “cara membuat sosis ya seperti itu”.

Tapi dasar si anak ini masih penasaran, akhirnya orang tuanya pun kewalahan menghadapi pertanyaan anaknya.

Sekali lagi anaknya bertanya, rupanya pertanyaan ini membongkar dasar belief yang dianut oleh ibunya.

Akhirnya untungnya neneknya masih ada, dan si ibu bertanya kepada neneknya.

“nenek, kenapa sebetulnya membuat sosis itu di potong kiri kanan ?”

Akhirnya, untung neneknya belum pikun dan neneknya pun menjawab :

“sebetulnya, waktu dulu nenek kecil , nenek ini miskin. Nenek cuma punya loyang yang kecil. Ketika nenek ingin memasak sosis, loyang nya tidak cukup. Akhirnya harus dipotong kiri dan dipotong kanan supaya sosisnya cukup masuk ke dalam loyang nenek.”

Dan ibunya langsung menjawab “ astaga, ternyata itulah sebabnya saya harus membuat sosis dipotong kiri dan dipotong kanan.”

Intinya, itu bukan cara membuat sosis yang benar bukan ? Rupaya karena loyangnya tidak cukup bukan ?

Berapa banyak diantara kita yang memegang belief seperti ini ??

Beberapa diantara kita menganut kepercayaan-kepercayaan yang salah, dan hal itu justru menjadi pedoman kita, menjadi prinsip kita. Dan akhirnya membuat diri kita tidak kunjung maju.

Sahabat entrepreneur, pada kesempatan kali ini ada 6 belief yang saya tulis di buku “badai pasti berlalu”.

Belief yang pertama adalah : tolong tanyakan apakah belief yang anda anut ini bermanfaat bagi orang tua, keluarga , dan orang lain?

Sekarang saya ingin bertanya pada anda, apakah kalau anda sudah menetapkan impian, target yang anda inginkan apakah itu bermanfaat bagi orang tua , keluarga, dan orang lain ? Kalau jawabannya “iya”, berarti belief anda sudah benar.

Contoh, anda punya impian mau beli rumah contohnya.

Rumah ini mungkin ada manfaatnya bagi orang tua, atau orang tua mungkin dulunya tinggal di kontrakan sekarang bisa punya rumah sendiri. Itu bagus.

Keluarga anda mungkin juga butuh tempat tinggal . Tapi kalau belief yang salah adalah apakah ada manfaat bagi orang tua, keluarga dan orang lain ?

Contoh belief yang salah itu seperti ini, kalau anda meyakini sesuatu dan itu membuat anda jauh dari orang tua, membuat anda jauh dari keluarga, membuat anda hari ini merusak hubungan anda dengan orang lain, berarti belief anda sedang bermasalah. Itu yang pertama.

Yang kedua, apakah belief anda tidak bertentangan dengan ajaran agama anda ?

Disini saya tidak berbicara soal agama karena saya bukan pakarnya.

Tapi saya disini akan berbicara apapun agama anda, apapun kepercayaan anda.

Saya percaya agama dan semua kepercayaan mengajarkan tentang yang namanya kebaikan.

Di dalam kebaikan tersebut saya yakin anda harus punya belief yang sejalan dan tidak melannggar ajaran agama.

Kalau anda sejalan, saya percaya Tuhan pasti akan merestui dan meridhai usaha anda.

Yang ketiga, apakah belief anda mempunyai kontribusi yanng maksimal terhadap impian anda ?

Jadi impian dan belief anda harus sejalan. Kalau belief anda terbalik dengan impian anda, maka impian anda selalu terseret dan tidak kunjung tercapai.

Jadi kalau impian anda mau menuju ke depan, belief anda di tengah, anda sekarang terletak di belakang belief anda.

Bagaimana cara anda melaju ke depan kalau impian anda ditarik terus menerus oleh belief anda ?

Yang keempat, apakah belief anda sudah sesuai dengan apa yang anda lakukan atau sebaliknya malah melenceng dari tujuan semula ?

Yang kelima, apakah belief anda membuat anda semakin enjoy dan bahagia ?

Memang saya tahu proses menuju sukses tidak jarang membuat kita mengalami kesulitan, tantangan, halangan.

Tetapi selama anda meyakini bahwa yang anda impikan itu bisa tercapai, anda anggap itu bukan sebuah proses yang menyakitkan,  tapi anda harus menganggap itu adalah sebuah proses yang menyenangkan.

Karena proses itulah yang bisa membuat anda menjadi lebih baik.

Kalau anda menjalankan proses itu dengan happy, anda jalani proses itu dengan gembira, saya percaya impian anda pasti jadi kenyataan.

Di dalam setiap proses pasti anda mengalami kesulitan, halangan, anda lebih banyak stress , lebih banyak menderitanya sampai anda berfikir : jangan-jangan belief anda yang bermasalah,

Jangan-jangan problem anda ada di dalam belief anda.

Dan yang keenam terakhir, apakah belief anda semakin mendekatkan anda dengan 8 aspek kesimbangan hidup ?

Di dalam 8 aspek keseimbangan hidup itu saya banyak bercerita soal bagaimana kita disini sukses itu tidak bicara hanya tentang materi.

Tapi ada 8 jenis kekayaan. 8 jenis kekayaan itu antara lain meliputi : Kesehatan, finansial, karir, liburan dengan keluarga, spiritual, pengembangan diri. Ada 8 aspek.

8 aspek itu yang akan mengajarkan anda untuk menjadi manusia yang sukses secara holistik, bukan hanya secara materi.

Oleh sebab itu, saya percaya kalau belief anda seimbang dengan 8 aspek ini, maka anda sudah memiliki belief yang on the track menuju impian anda.

Sahabat entrepreneur, sekian pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada diri anda sendiri.

Self asking atau pertanyaan pada diri sendiri.

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini biasa membuat diri anda semakin maju dan semakin sukses.

Sukses untuk anda, salam hebat luar biasa !!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.