Bongkar Kisah Sukses Tung Desem Waringin yang Tidak Pernah Anda Ketahui !!!

Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Hari ini kita kedatangan bintang tamu special. Yaitu sahabat lama saya, Bapak Tung Desem Waringin, bapaknya/mbahnya ‘dahsyaat’..!!

T : “Bapak ini ‘dahsyaat’ yang kedua ya.. Dahsyat banget..!”

C : “Baik sahabat entrepreneur, hari ini kita akan mengulas sisi-sisi yang belum anda ketahui dari Bapak Tung Desem Waringin. Seperti biasa, channel Success Before 30 ini akan menguak kisah-kisah yang belum anda ketahui. Dan melalui video kali ini, apa yang belum pernah anda ketahui tentang Pak Tung melalui seminarnya, melalui bukunya, melalui yang anda ketahui selama ini akan kita bongkar di sesi kali ini. Kita kembali setelah yang satu ini..!!”

C : “Baik Pak Tung, senang sekali hari ini Pak Tung mampir di channel Success Before 30, seperti baju yang kami pakai hari ini. Meskipun Pak Tung ini usianya sudah di atas 30, tetapi semangatnya itu selalu Before 30..!!”

T : “Tetapi, saya itu suksesnya after 30. Kenapa? Karena dulu gak ada channel Success Before 30.”

C : “Bener.. Jadi begini ya, sebetulnya kisah yang selama ini anda ketahui dari Pak Tung, mungkin bagi anda para viewer baru atau subscriber baru di channel Success Before 30, mungkin anda belum tahu siapa Pak Tung Desem Waringin ini. Pak Tung, bisa diceritakan sedikit biografi singkatnya Pak Tung itu waktu kecil dimana, sampai berkarir di Bank, dan akhirnya beralih profesi menjadi trainer sampai menjadi pengusaha itu boleh diceritakan sedikit, pak?”

T : “Jadi, saya ini lahir di Solo. Saya anak ketiga dari 5 bersaudara. Kakak laki-laki dan perempuan. Lalu pada waktu hamil saya, mama saya dalam kondisi bangkrut. Jadi, saya ini sebelum lahir sudah dikasihkan orang. Tetapi karena waktu lahir muka saya jelek, karena kalau orang miskin itu ‘kan mukanya sedih. Jadi, ketika saya lahir itu katanya muka saya jelek. Dan yang dikasih itu gak mau.”

C : “Ekstrim banget ya..”

T : “Lalu nebus Rumah Sakit pun gak bisa karena gak siap. Harusnya yang nebus ‘kan orang yang dikasih saya itu.”

C : “Wah, kondisinya ekstrim ya..”

T : “Itu awal lahirnya saya. Kemudian, adik saya laki-laki semua, jadi saudara yang perempuan satu doang. Lalu ketika di Solo, saya sekolah di SD Kanisius. Kemudian, SMP’nya di Bintang Laut, di Solo juga. Dan SMA’nya di SMA Negeri 3. Kemudian ketika akan kuliah, ternyata saya gak diterima di swasta.

Mengapa gak diterima di swasta? Karena gak punya duit. Jadi kalau saya kemarin ke Trisakti, diundang ke Tarumanagara, di Parahyangan, saya bilang, ‘Anda yang masuk di sekolah-sekolah ini adalah orang-orang yang lebih pinter dari saya’. ‘Kok bisa?’. ‘Karena saya gak diterima disana’.”

C : “Anda dengar ya..

Jadi di balik kisah sosok Pak Tung yang luar biasa, ternyata beliau punya masa lalu yang kelam.

Yang sebetulnya bagi anda yang menonton channel ini, jika anda punya masa lalu kelam, anda jangan putus asa. Jangan berkecil hati. Suatu hari, anda pasti bisa menjadi orang besar seperti Pak Tung Desem. Lalu singkat cerita, setelah lulus kuliah itu bagaimana, pak?”

T : “Setelah lulus kuliah, kemudian rencananya dulu saya inginnya masuk di jurusan Teknik Sipil. Tetapi dasar dari IPA itu saya gak ngerti, karena saya dasarnya IPS. Akhirnya saya masuk jurusan Ekonomi Studi Pembangunan. Gak ngerti, salah jurusan. ESP, Ekonomi Salah Pilih. Karena bukan manajemen, bukan akuntansi. Ternyata, ESP sekarang sangat dibutuhkan. Ekonomi Makro dan lain-lain. Tetapi, dulu saya gak ngerti sebagai mahasiswa.

Akhirnya saya diterima di negeri. Ya sudah, masu negeri. Tahun berikutnya, masuk lagi pilih Fakultas Hukum. Double sama Fakultas Hukum karena pada waktu itu pengen jadi notaris. Waktu magang di notaris, saya merasa itu bukan panggilan hidup. Lalu, saya ikut LBH, mau menjadi pengacara. Begitu ikut LBH, ikut fight dan magang, ternyata aduuh.. Isinya kok berantem melulu, ya? Sedih.. Jadi saya pikir, apa enaknya? Setiap orang ada panggilannya masing-masing ‘kan?”

C : “LBH itu singkatan dari Lembaga Bantuan Hukum ya?”

T : “Yes. Lembaga Bantuan Hukum. Lalu setelah saya merasa tidak nyaman ikut jadi pengacara, akhirnya ya sudah, ganti. Waktu itu, bank-bank lagi booming. Saya daftar ke Bank, lalu masuklah di Bank.”

C : “Umur berapa waktu itu, pak?”

T : “Sebetulnya bukan masuk di Bank. Pada waktu itu, tahun ’92. Jadi menginjak umur 25 di tahun tersebut.”

C : “Umur 25 tahun ya..”

T : “Karena saya kuliahnya ‘kan double. Tetapi saya menjadi mahasiswa teladan di Fakultas Hukum. Juara lomba Karya Tulis Ilmiah, juara Cepat Tepat P4. Karena telat setahun. Jadi terserah yang memberi arti. ‘Telat satu tahun. Wah, sayang kalau saya gak berprestasi disini. Harus ngebut disini.’

Kemudian saya jadi sales emas. Pada waktu itu jadi guru les matematika juga.”

C : “Sama dong kita, pak? Saya juga guru les dulunya. Untuk membantu, menafkahi supaya kita bisa kuliah.”

T : “Supaya bisa bayar kuliah sendiri. Jebul e ternyata..”

C : “Ternyata sama-sama punya kemiripan. Lalu bagaimana?”

T : “Kemudian, akhirnya saya kuliah di Fakultas Hukum pada waktu itu. Karena sering ikut lomba-lomba. Seperti juara lomba Karya Tulis Ilmiah, juara Cepat Tepat P4, akhirnya saya disuruh milih. Sudah jalan 2 tahun, sayang sih ekonominya. Akhirnya, saya milih Fakultas Hukum.

Setelah lulus, kemudian saya daftar. Saya daftar ke ASTRA. Dipanggil aja nggak.”

C : “Dipanggil aja nggak. Padahal udah ngelamar ya..”

T : “Dan sudah mahasiswa teladan.”

C : “Umur berapa waktu itu, pak?”

T : “Pada waktu itu memang belum lulus. Padahal, setelahnya Pak Johnny Darmawan di Astra mengundang saya training berkali-kali sampai saya bilang, ‘Aduh pak, jangan bayar saya mahal. Malu, pak. Dulu saya untuk dapat 600 ribu aja ditolak. Dipanggil aja nggak’. ‘Loh, kamu kapan ngelamar kerja?’. ‘Saya pernah ngelamar pak’. Saya lampirkan piagam saya 32 biji tetap tidak dipanggil.”

C : “Jadi bagi kamu yang saat ini sedang melamar pekerjaan dan ditolak, jangan berkecil hati.

Suatu hari, perusahaan yang menolak anda bekerja, siapa tahu suatu hari akan mengundang anda sebagai seorang pembicara terkenal di perusahaan itu seperti Pak Tung.”

T : “Itu dahsyaat ya.. Katanya Pak Johnny Darmawan pada waktu itu, Oh, itu kesalahannya kantor pos. Suratnya gak nyampe.”

C : “Lanjut pak. Sampai akhirnya berkarir di Bank ya?”

T : “Akhirnya saya daftar di BCA. Pada waktu itu saya baca ‘Suara pembaruan’ di sore hari, kemudian saya kirim lamarannya malam itu juga jam 10.”

C : “Usia berapa waktu itu, pak?”

T : “Tahun ’92, berarti sekitar usia 24.”

C : “Berarti setelah ditolak dari Astra, Pak Tung mencoba melamar di BCA ya..”

T : “Ya. Seumur hidup saya baru melamar di 2 perusahaan itu.”

C : “Lalu di BCA itu pertama kali diterima sebagai apa?”

T : “Di Management Development Program. Atau kader pemimpin. Sebelumnya survei dulu. Saya ke BCA Solo, tanya-tanya MDP itu pekerjaannya seperti apa. Bagaimana kerjanya. Dan kelihatannya ini bagus. Akhirnya saya daftar, kemudian dipanggil. Saat dipanggil itu saya cuma bawa baju tiga lengan pendek. Diwawancara itu tidak boleh pulang. Wawancara, 8 kali tes, langsung diterima. Itulah awal karir saya di BCA.

Saya dipanggil, ‘Kamu harus pakai kemeja lengan putih panjang dan pake dasi’. Saya bilang, orang belum gajian, pake duitnya siapa?”

C : “Beli dasi aja gak mampu. Beli kemeja pun gak mampu waktu itu.”

T : “Gak mampu. Yang penting pakai baju begini, ya sudah. Sampai akhirnya beberapa bulan saya tetep pakai lengan pendek dengan damainya. Saya ditanyain lagi,

‘Loh, kamu sudah gajian kok gak beli baju?’.

‘Gak cukup’.

‘Kok gak cukup?’

‘Gajinya cuma 600 ribu doang. Ini saja yang separuh saya kirimkan ke orang tua’.

Jadi, gaji pertama itu cuma 600 ribu. Yang 300 ribu saya kirimkan ke orang tua.”

C : “Anda pernah denger gak, kisah seperti ini?

Selama ini anda cuma melihat Pak Tung itu menceritakan bagaimana agar anda kaya raya, anda bisa sukses.

Tetapi, sebenarnya Pak Tung ini jarang mengulas kisah kelam hidup beliau. Ternyata, beliau itu punya ‘badai’ dalam hidupnya, yang mungkin publik jarang ketahui.

Orang selalu melihat orang sukses itu hanya dari kulitnya. Hanya dari keberhasilannya. ‘Wah, sekarang begini heboh. Begitu heboh’. Tetapi, tahukah anda? Bahwa kemeja pun beliau tidak mampu beli.”

T : “Dasi juga nggak.”

C : “Dasi pun juga nggak.”

T : “Kamar kosnya saja ukuran 3 x 2. Ranjangnya 1 meter 70 cm. Sedangkan tinggi saya 1 meter 83 cm. Jadi kakinya keluar begini. Kamar pun gak ada jendelanya. Jadi ketika saya gajian pertama kali, yang saya beli apa? Kipas angin. Dan itupun kalau ditutup, panas banget. Kalau dibuka, banyak nyamuk. Jadi pakai kipas angin, pakai selimutnya dari sprei. Saya tutupin sampai kepala. Karena panas pintu kamar saya buka, Ibu kosnya malam hari ngeliat itu kaget,

‘Hii.., pocong!! Pocong!!’ Saya ingat itu seumur hidup.

‘Bukan pocong,bu! Ini saya lagi tidur!’

‘Loh, kok kerudungan gitu?’

‘Takut digigitin nyamuk..’

C : “Ini adalah sebuah kisah yang mengartikan bahwa sebetulnya di balik orang-orang hebat, pasti mempunyai masa lalu yang menarik untuk diceritakan.

Jadi jika saat ini hidupmu berat, saat ini hidupmu lagi di bawah, saat ini hidupmu sedang dalam proses, jangan khawatir. Roda itu berputar ya, Pak Tung. Suatu hari kita bisa naik ke atas.”

T : “Anda gak ngerti rasanya ketika suatu hari saya naik helikopter.  Jadi teringat,‘Wah, jadi dulu saya naik ini, ya? Bis Matraman-Sudirman 213. Patas 213’. Saya hampir mati keseret karena pake lengan pendek, lalu berpegangan itu ‘kan di sebelah begini. Pada waktu turun, lengan kemeja saya kena cantolan di bis. Jadi orangnya sudah turun, bisnya jalan.

Kemudian, kalau rebutan naik bis itu ‘kan kadang gak bisa masuk sangking penuhnya. Begitu tangan saya mau megang begini, orang bilang, ‘INI HIDUNG!! TAU GAK?!’. Saya dimarahin. ‘Udah tau itu hidung, bukan pantat’. Ya sudah, saya pindah ke belakang. Begitu pindah ke belakang, pegangan di belakang itu kena karetnya. Sampai di kantor, hitam sebelah. Yang belakang hitam semua. Jadi nyuci baju dulu. Kasih pengering dulu.”

C : “Istimewa ya.. Istimewa sekali. Jadi, you are not alone. Kamu gak sendirian. Sebetulnya ini adalah kisah-kisah yang sangat menarik. Ketika kita sukses, hal seperti ini yang kita bicarakan. Dan ingat, di balik kisah sukses itu ada kumpulan kisah pahit yang tidak anda ketahui. Seperti yang hari ini Pak Tung ceritakan. Dan tentunya, kita lanjutkan lagi setelah yang satu ini..!”

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.