Bukti dan Alasan Orang Sabar Memiliki Kecenderungan Sukses Lebih Besar

 

SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Pada video kali ini saya ingin membahas topik tentang ‘filosofi orang sabar’. Kesabaran ini memang sangat sulit dimiliki oleh para generasi muda. Mengapa? Disini ada penelitiannya.

Saya menemukan sebuah research tentang “Bukti dan Alasan Orang Sabar Memiliki Kecenderungan Sukses Lebih Besar”. Apa saja research tersebut?

Sebelum saya membahas masalah ini lebih lanjut, saya ingin mengulas sedikit tentang buku ‘Success Before 30’ bab dua, yaitu “alat” di halaman 46.

Sebelumnya saya juga pernah membuat konten berjudul “Darimana Bisnis Besar itu Dimulai?”. Bagi anda yang tidak mengerti bisnis, anda pasti berpikir bahwa untuk membangun bisnis itu modal adalah nomor satu. Itu tidak benar, karena modal itu menurut saya adalah nomor sekian.

Kalaupun anda tidak memahami ilmunya, anda diberi modal berapapun pasti uangnya akan habis. Jadi di dalam bisnis, modal itu bukan yang nomor satu, melainkan ilmunya. Jika anda memahami ilmunya, maka ketika anda diberi modal, anda pasti bisa mengelolanya dengan baik.

Dan ternyata, hal ini juga didukung oleh research. Jadi, mengapa orang sabar memiliki kecenderungan sukses lebih besar?

Hal ini sebenarnya berhubungan dengan delay gratification atau menunda kenikmatan.

Penelitian ini dilakukan oleh Walker Michelle, pakar psikologi kepribadian dari University of Columbia. Dalam eksperimen The Marshmallow Test, anak-anak berusia 4-5 tahun dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan dan masing-masing diberikan satu marshmallow. Mereka tidak boleh memakan atau bahkan menyentuhnya selama 15 menit. Jadi bagi anak yang berhasil, ia akan mendapatkan tambahan 1 marshmallow lagi. Rupanya dari 653 anak, hanya ada 3 anak yang berhasil melakukannya. Itu artinya, rata-rata anak kecil tidak memiliki kesabaran.

Kalau di Indonesia, anggap saja anak-anak tersebut dihadapkan dengan sepiring cireng, ice cream atau snack yang menggugah selera mereka. Pastinya anak-anak tersebut tidak akan tahan dan ingin segera melahapnya. Itulah sebabnya hanya 3 anak yang berhasil.

Kegagalan mereka ini rupanya juga dalam waktu yang berbeda-beda. Ada yang hanya dalam 1 detik sudah gagal, namun ada yang bertahan sampai 5 menit atau 10 menit.

Namun setelah 20 tahun kemudian, Walker Michelle melakukan penelitian ulang terhadap anak-anak yang dulunya mengikuti test marshmallow tersebut. Rupanya anak-anak yang mampu menahan diri untuk tidak memakan marshmallow selama 15 menit ini tumbuh dengan sangat mengagumkan.

Dan di antara mereka yang paling sabar, konsentrasi dan logikanya juga berkembang pesat, serta bagus dalam pemeliharaan persahabatan dan bertahan dalam setiap tekanan.

Coba kita perhatikan anak-anak zaman sekarang. Kebanyakan mereka itu tidak sabaran, pengen cepat kaya atau berhasil secara instan. Padahal, mereka tidak memiliki dasar dan fundamentalnya. Padahal, semua itu membutuhkan ilmu dan perlu melatih kesabaran.

Jika anda tahu ilmunya namun anda tidak mempraktekan, sama saja bohong.

Anda harus bisa menerapkannya, dan anda juga harus bisa sabar dalam melakukannya. Dengan begitu, barulah anda bisa melakukan delay gratification.

Kita ambil satu contoh. Saya ini sering membuat konten tentang sultan Tuban. Ketika ia dapat uang 18M, langsung dibelikan 4 mobil. Itu adalah salah satu contoh orang yang tidak bisa menunda kenikmatan.

“Pak Chandra gimana sih? Dia kan lagi dapat duit banyak, dinikmati boleh dong?”.

Memang benar, tapi caranya yang salah. Seharusnya jangan langsung dibelikan 4 mobil, karena keempat mobil itu tidak akan terpakai semua. Meskipun anda mendapatkan 18M, hal itu mengartikan anda tidak siap menerima uang kaget.

Perumpamaannya sama dengan ketika anda diberi marshmallow gratis itu tadi. Rupanya, para anak-anak berusia 4-5 tahun itu tadi dididik dengan cara seperti itu. Dan hasilnya, hanya ada 3 orang anak yang sabar. Padahal, sudah diberikan waktu untuk menunda.

“Loh, Pak Chandra sendiri kalau mendapatkan uang 18M kira-kira langsung beli mobil gak?”

Jawaban saya adalah tidak. Justru saya akan mengusahakan sejumlah uang tersebut untuk berinvestasi aset yang dapat menghasilkan passive income. Selanjutnya, barulah saya akan membeli mobil dari passive income tersebut. Itu baru benar.

Jadi, bukan berarti anda harus langsung membeli mobil setelah mendapatkan uang kaget. Jika begitu, maka anda tidak akan punya aset lagi karena mobil itu bukan aset. Mobil itu setelah anda beli, nilainya akan langsung turun. Sedangkan yang disebut aset itu adalah ketika anda membelinya, maka harga barangnya bisa naik. Dari nilai yang naik tersebut, tentunya akan menghasilkan passive income.

Jadi, passive income itulah yang bisa anda gunakan untuk ‘membiayai gaya hidup’ anda. Itu yang paling benar.

Teori dari Walker Michelle ini sangat menunjukkan bagaimana kecerdasan finansial itu dapat dilatih sejak dini. Jadi apabila anda bisa sabar menunda, mau menjalani proses dan berlatih dengan baik, saya percaya anda bisa menjadi orang sukses. Ini adalah hasil dari sebuah research.

Jadi apabila anda mau memulai dari sekarang, “Success Before 30” itu pasti bisa anda raih. Jika di usia muda anda sudah mulai berlatih, niscaya di usia 30’an anda pasti akan menjadi orang sukses.  

Jangan lupa baca buku ‘Success Before 30’, karena buku ini juga relate dengan konten-konten yang saya buat. Tentunya anda akan semakin paham, mindset anda juga akan semakin tajam. Bahkan, kecerdasan finansial anda akan lebih luar biasa.

Sahabat entrepreneur, demikian sharing saya kali ini tentang 4 fase kehidupan. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa baca di buku saya ‘Success Before 30’. Semoga video kali bermanfaat. Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.