Eps “BONGKAR” : 3 LANGKAH Untuk Anda yang Ingin Jadi Pengusaha ONLINE SUKSES ! Ft Denny Santoso ( Part 2 of 2 )

<iframe width=”560″ height=”315″ src=”https://www.youtube.com/embed/yE1gD-ZY8C0″ frameborder=”0″ allow=”accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture” allowfullscreen></iframe>

Klik disini untuk melihat videonya

C : “Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Jumpa lagi di sesi yang kedua. Hari ini kita di episode “BONGKAR!!” dengan Denny Santoso. Bagaimana seorang ahli online atau bahasa kerennya digital marketer. Hari ini kita akan belajar banyak. Bagi anda yang sedang berkecimpung di dunia bisnis online, sedang stress karena banyak persaingan, kemudian baru jualan sebentar sudah dibanting harga sama kompetitor. Kemudian, baru laku 2 biji sudah gak laku lagi.

Hari ini saya panggil ‘gurunya’. ‘Suhu’nya bisa datang disini itu adalah suatu hal yang istimewa. Tentunya di sesi pertama kita sudah melihat bahwa ternyata kesuksesan Pak Denny itu bukan dalam satu-dua hari. Beliau selama 14 tahun membangun perusahaannya, sampai bisa punya company sebesar ini seperti sekarang. Bahkan bisa dikatakan beliau ini adalah bapak digital marketer’nya Indonesia. Ngomong-ngomong, kamu tahu artinya digital marketer  itu apa gak sih? Jangan-jangan gak ngerti.

‘Oh, tahu pak! Digital marketer, marketer itu market dan er’, gitu contohnya. ‘Pemasar keter’ gitu ya.. Dari beliau, kita akan belajar banyak. Boleh dijelaskan secara simple, digital marketing itu apa sih?”

D : “Oke, so digital marketing secara basicly itu biasanya diartikan secara salah kaprah.

Jadi mereka itu berpikir bahwa digital marketing itu adalah jualan online. ‘Maksudnya jualan online ‘kan?’. Padahal, sebenarnya kita ambil dari kata marketing itu sendiri. Marketing itu pemasaran. Jadi, artinya adalah bagaimana cara kita menciptakan interest dan demand. Yaitu bagaimana membuat orang lain atau orang awam tertarik dan menginginkan produk anda. Itulah marketing.

Sedangkan digital marketing artinya adalah proses marketing ini kita bawa ke ranah digital.

Proses ini kita lakukan dengan social media. Seperti Facebook, YouTube, Instagram, kita pakai WA, kita pakai website, e-mail dan sebagainya. Menggunakan itu semua untuk menciptakan interest and demand. Jadi, bisnis apa yang bisa menggunakan digital marketing? Semua bisnis. Asalkan audience anda dalam lingkup online. Kalau tidak online, ya tidak bisa.”

C : “Jadi kalau bisnisnya offline sulit ya.. Minimal harus punya social media, dong?”

D : “Paling tidak harus ada smartphone untuk bisa online.”

C : “Jadi, smartphone ini jangan cuma digunakan untuk curhat-curhatan. Tapi gunakanlah untuk berdagang. Inilah kunci nomor satu, harus punya smartphone dulu. Lalu berikutnya?”

D : “Jadi, itulah yang pertama. Yang kedua, kita harus tahu. Jadi ada digitalmarket.id

Disitu kita punya yang namanya friend box. Build, automated and scale. Kita memiliki 3 langkah untuk membangun bisnis melalui digital marketing. Jadi yang pertama itu build dulu.”

C : “Anda ngerti build gak sih? Build itu membangun. Jangan maunya laris. Tapi gak mau membangun.”

D : “Bangun tidur ya?”

C : “Kalian itu terkadang lucu. Pengen 10 juta per bulan, tapi membangun bisnis aja gak mau. Jadi, maksudnya ‘bangun’ ini gimana sih?”

D : “Jadi begini, anda harus tahu bisnis anda itu bisa di’onlinekan atau enggak. Bisa di’scale nggak? Digital itu artinya luas. Kalau misalkan tiba-tiba anda didatangi seribu orang, bisa nggak anda meng’handle itu? Karena ada contoh-contoh seperti ini.

Misalkan ada seorang dokter praktek. Kemudian dia ingin memperluas bisnisnya. Pengen mendapatkan pasien lebih banyak. Tetapi ‘kan gak mungkin. Karena dalam sehari dia punya batas berapa pasien yang bisa dia handle. Kalau misalkan sehari ditambah terus sampai 24 jam dia terus bekerja, maka besoknya dia yang menjadi pasien.”

C : “Sudah pasti..!”

D : “Ya seperti itu. Kemarin dokter gigi juga begitu. Pasien yang operasi sudah penuh. Kalau ditambah lagi, lebih tenar lagi ya gak bisa. Yang bisa dilakukan, mungkin buat klinik, franchise dan sebagainya. Karena banyak yang seperti itu. Jadi, bisnisnya itu sendiri bisa gak dibesarkan? Sudah benar belum? Ini yang harus diperhatikan.”

C : “Ini yang dimaksud dengan build. Jadi nomor satu, ketika ingin pasien naik 5 kali lipat, atau omzet dagangnya naik 5 kali lipat, anda harus  pastikan dulu build ini atau infrastrukturnya sudah benar atau belum? Jadi, jangan membangun rumah tingkat tinggi, tetapi cor-corannya belum kuat. Pondasinya itu harus diperkuat. Semua kelengkapannya harus dipersiapkan semua. Kalau pondasinya sudah kuat, barulah bangunannya bisa solid dan kokoh. Begitu juga dengan dokter itu tadi.

D : “Tetapi dokter itu bukan sekedar masalah itu. Misalkan kita gali lebih dalam, dokter itu masalahnya banyak banget. Contohnya kita ikut sebuah agama. Agama itu pasti punya visi, punya future hope. Semua agama sama, maunya ketika mati masuk surga, hidup enak, dan sebagainya. Jadi, ada hope’nya. Sedangkan bisnis anda, hope’nya itu apa? Harus jelas. Orang mau join bisnis anda itu kenapa? Mereka mau join bisnis anda bukan karena ingin membuat anda lebih kaya. Mereka mah gak peduli. Mereka hanya ingin menyelesaikan masalahnya.”

C : “Mereka hanya memikirkan kantongnya sendiri.”

D : “Exactly. Anda mengkomunikasikan hal ini sudah benar belum?”

C : “Banyak juga yang comment, Pak Chandra bikin channel YouTube karena Pak Chandra pengen duitnya YouTube. Saya bilang ‘duit YouTube itu apaan? Untuk bayar karyawan aja gak cukup kok’. Tetapi saya memberikan value, memberikan content seperti Pak Denny. Beliau ini memberikan ilmu gratis, dan ini luar biasa. Ini penting banget. Ini adalah ilmu pengalaman sejak 14 tahun yang lalu. Dan hari ini dibagikan secara cuma-cuma.

Inilah salah satu hal yang harus anda berikan. Salah satu bentuk build itu adalah hal seperti ini, sehingga orang tertarik dengan anda. Itu adalah visi.”

D : “Kemudian, harus ada messenger’nya. Misalkan seperti Pak Chandra ini. Harus ada orang yang ngomong. Balik lagi ke topik agama. Ada Nabinya. Gak ada agama yang ak ada Nabinya, lalu tiba-tiba anda ikuti. Pasti ada nabinya. Kita lihat, di Apple ada Steve Jobs’nya. Di Facebook ada Mark Zuckerberg’nya. Ada figurnya. Sekarang, anda berani gak menjadi figur? Banyak yang gak berani. Barang doang yang di’upload kesana kemari.”

C : “Karena tidak bisa dipungkiri bahwa lakunya Apple itu karena peran Steve Jobs.”

D : “Exactly.

C : “Facebook pun terkenal juga karena peran Mark Zuckerberg. Lakunya Amazon karena peran Jeff Bezos. Lakunya Alibaba karena peran Jack Ma. Dan lakunya DigitalMarketer karena peran Bapak Denny Santoso..! Ini adalah sesuatu yang dicontohkan dengan hal-hal seperti itu. Sedangkan kamu, ngomong di depan kamera aja udah keder. Gemetaran kayak gitu, tapi pengen barang dagangannya laku? Lanjut pak..”

D : “Terkadang ada yang tanya, ‘Den, kamu itu sebenarnya ngomong apaan?’. Banyak banget yang tanya begitu. Tinggal cari di Google dong. Cari di Pinterest, semuanya udah keluar. Cari di content-content, semuanya udah keluar.”

C : “Lah kamu, kalau di Google yang dicari apa? Kayak gitu mau dagangannya laku? Lanjut pak..”

D : “Ya. Jadi itu yang pertama, build. Yang kedua, automated. Jadi setelah kita fokus dan solid, future hope’nya jelas, mau kemana jelas, messenger’nya jelas, orangnya juga jelas. Maka berikutnya adalah automated. Automated adalah bagaimana kita mengautomasi semuanya.

Kita sudah bukan di zaman konvensional, dimana kita menjual satu per satu. Kita sudah di zaman digital. Kita bikin landing page, halaman.”

C : “Jangan-jangan, mereka masih kayak gitu?”

D : “Diprospek satu-satu gitu ya?”

C : “Dan bahkan, mungkin masih kepikiran untuk buka toko di mall. Jadi ketika semuanya sudah tutup toko, anda masih mau buka toko. Terutama orang-orang tua yang pengen anaknya punya bisnis, masih dibukain toko. Karena itu jika anda sudah menonton episode kali ini, berpikirlah dua kali.”

D : “Bahkan bisa 3 sampai 4 kali.”

C : “Jangan sampai anda keliru jalan. Automasi ya.. Jadi setelah build, yang kedua apa?”

D : “Automated.”

C : “Automated. Yaitu automasi, bagaimana supaya bisnis anda bisa berjalan secara otomatis.”

D : “Ya. Anda lihat saja, misalkan channel ini. Yang nonton itu berapa banyak? Subscriber’nya berapa banyak? Bisakah anda bawa itu semua ke offline? Tidak bisa. Yang nonton ada berapa banyak? Misalkan kita mau bikin seminar. Yang datang paling berapa? Kalau online, yang nonton langsung ribuan/jutaan seperti ini.

Jadi, automated itu bisa digunakan jika anda membuat prospek dan sebagainya. Melalui landing page, melalui video, melaui e-mail marketing, itu semua menjadi otomatis. Anda tidak perlu melakukan satu per satu. Jadi setelah build jadi, proses automated’nya selesai, landing page’ dan e-mail’nya selesai, convert. Ada penjualan gak? Kalau memang ada, sebanyak apa?”

C : “Tujuannya dulu. Kalau misalkan anda penyanyi di kampung, maka otomatis anda terkenalnya cuma di kampung anda. Iya kalau suaranya enak. Kalau suaranya gak enak? Mungkin anda hanya terkenal di kakak dan adik sendiri. Tetapi kalau anda penyanyi terkenal di kampung, mengapa gak membuat channel YouTube? Jadi, diperbaiki dulu build’nya. Contoh, suaranya diperbagus, latihan vokal.”

D : “Basic’nya dibenerin dulu, dan akhirnya mulai automasi. Jadi, gaya jualan kita itu tidak perlu prospek satu per satu. Dulu saya itu pertama kali bisnis harus door to door. Saya jualan dari gym ke gym, bawa tas besar.”

C : “Sama. Kita hidup di masa-masa yang kurang beruntung. Tidak seperti anda sekarang, sudah ada channel YouTube.”

D : “Enak banget ya.. Itu yang kedua. Begitu poin ini sudah jadi, orang sudah membeli produk anda, berikutnya adalah bagaimana cara agar pembeli produk anda bertambah banyak. Barulah kita bicara poin berikutnya, yaitu scale. Scale adalah bagaimana caranya kita memakai iklan di Facebook, iklan di YouTube, iklan di Instagram, atau iklan di Google. Sehingga yang melihat produk anda ada jutaan orang. “

C : “Tapi masih banyak yang iklan di pohon loh..! Masih banyak yang iklan di majalah, di kolom baris. Ada gak, yang main kayak gitu? Atau anda tahu gak, FB ads itu apa? IG Ads itu apa? Dan inilah pakarnya. Tahu gak, caranya FB ads dan IG Ads itu bagaimana? Untuk bisa buat iklan di Facebook itu saja banyak yang belum tahu loh cara iklannya gimana.”

D : “Itu artinya anda melewatkan hal yang luar biasa banget.”

C : “Dengarkan Bapak Denny membagikan ilmunya.”

D : “Jadi intinya adalah build, kemudian automated, dan setelah ini jadi, baru di’scale.

Jadi, anda bisa scale. Anda bisa membesarkan bisnis anda dengan mudah. Anda punya budget tidak seberapa, tai yang melihat sampai 2 juta orang. Jadi, step’nya kayak gitu.”

C : “Seperti kita buka restoran, buka toko. Mungkin gak  kita datangkan 1 juta orang? Dagangan dalam 1 hari kalau ada pengunjung 10, itu sudah syukur.”

D : “Di mall saja saat kemarin weekend hanya 3 ribu orang. 3 ribu orang datang ke mall, itu semuanya datang ke toko anda atau restoran anda gak? Paling cuma beberapa. Anda pasang brosur di bawah tangga, paling ujung-ujungnya masuk ke tempat sampah.”

C : “Mari.. Boleh kak.. Silahkan. Boleh, boleh..”

D : “Boleh apa nih, maksudnya?”

C : “Yang di Mangga Dua pasti ngerti.. Lalu, paling maksimal pengunjungnya berapa sih?”

 D : “Dikit banget. Jadi begitu anda online, anda bisa lihat. Ketika anda sudah bisa melakukan scale, anda bisa mulai ‘ke luar negeri’. Saya kemarin melakukan penjualan ke luar negeri. Lumayan dahsyat banget.

Jadi, Facebook itu enaknya begini. Begitu anda bisa berjualan di Indonesia, atau anda bisa jualan di Amerika dan anda punya base customer. Ini agak advance dikit ya.. Customer ini anda berikan ke Facebook, dan anda bisa minta ke Facebook. ‘Facebook, tolong dong carikan di negara-negara lain yang pengunjungnya mirip dengan customer saya’.”

C : “Itu yang bikin laku lagi ya..”

D : “Jadi apabila ada customer, kita kasih ke Facebook dan kita minta ke negara lain. Minta dikasih database negara itu yang mirip dengan pembeli kita. Jadi, kita langsung bisa buka banyak cabang secara instan. Semuanya, worldwide.”

C : “Saya seneng banget nih, ilmunya nyantol. Ini ilmu penting buat SB30. Dan sekali lagi, beliau membangun usahanya itu bukan dalam satu-dua hari. Buat anak-anak zaman now, yang mana anda itu diolok-olok sebagai generasi micin. Anda itu pengen banget cepet kaya. Lihat orang naik Ferrari di usia 17-20 tahun, semuanya juga pengen. Tetapi anda tidak melihat bahwa mereka membangun itu selama puluhan tahun.”

D : “For me, personally buat banyak orang di Indonesia. Orang Indonesia itu hidupnya terlalu enak. Sehingga jadi manja banget. Kita selalu bilang bahwa untuk mendapatkan income sepuluh kali, kamu harus melakukan 10 kali dari apa yang kamu lakukan hari ini. Mana bisa dapat income sepuluh kali, tapi yang dilakukan sama saja. Gak bisa lah..

Jadi misalkan, posting aja bingung mau posting apa. Lama banget, sampai seminggu baru posting sekali. Dan minggu depan lupa lagi. Gitu-gitu aja. Kayak mikirin content, posting, dan sebagainya. Jualan gitu ‘kan.”

C : “Jualannya pengen laris, tapi isi Facebook’nya galau semua. Lalu, siapa yang mau beli barangmu? Ya ‘kan??

Sekarang, content’nya itu diperbaiki. Jadi jika anda itu sudah stress, isi Facebook dan IG itu jadi lebay melulu. Kalau seperti itu, gimana anda mau maju?

Sesuatu yang bisa kita pelajari dari Pak Denny adalah beliau membangun bisnis ini sejak 15 tahun yang lalu. Dan itu adalah e-commerce ketika e-commerce belum booming, di tahun 2004. Saat itu kecepatan internetnya masih berapa. Handphone juga belum support.Tetapi, Pak Denny sudah memulainya duluan.

Jadi, suksesnya beliau sekarang ini adalah sesuatu yang bisa terjadi karena beliau sudah bangun dari lama dan sudah mengerti ilmunya. Saya dengar Pak Denny juga dalam satu tahun bisa pergi beberapa kali ke luar negeri hanya untuk belajar.”

D : “Ya. Memang harus seperti itu semuanya. Jadi kalau saya habis dari luar negeri, yang hanya sebentar begitu.”

C : “Sekali ikut seminar bisa habis berapa itu?”

D : “Sekali ke luar negeri 1M.”

C : “1M..!! Hei, denger baik-baik ya.. Kamu disuruh ikut seminar bayar 1 juta aja bilang mahal. Kayak gitu mau dapat Ferrari? Ferrari apaan? Nanti saya beliin deh, mobil-mobilan Ferrari. Pak Denny ini keluar 1M hanya untuk belajar. Anda pasti kaget. “Kalau gue, 1M bisa buat beli rumah. Enak banget”. Sedangkan dia ini untuk belajar. Pantas ilmunya banyak banget.”

D : “Kita compare deh, spending buat gadget versus spending buat otak. Investasinya besar yang mana? Gadget tahun depan expired. Sedangkan otak dibawa sampai mati. Prinsip saya seperti itu.”

C : “Jadi, dia ini Steve Jobs’nya Indonesia. Ini beneran, luar biasa. Kalau menurut saya, visioner seperti inilah yang bisa membuat kita maju. Jadi tolong setelah anda menonton episode kali ini, merenunglah. Mari merenungkan berapa sih, uang yang sudah anda korbankan? Berapa pengorbanan yang sudah anda berikan untuk meraih kesuksesan yang anda impikan? Beliau 1M saja digunakan untuk belajar. Dan ini dalam setahun berapa kali?”

D : “Setahun sekali. Jadi dalam setahun sekitar 1M itu tadi, budget’nya kurang lebih segitu. Tapi hanya untuk 1-2 kali saja.”

C : “Bagi orang lain, 1M-2M itu bisa untuk beli rumah, beli mobil. Kalau anda punya 1M, mungkin langsung ganti mobil ya. Tetapi, anda gak berpikir untuk belajar dulu. Inilah karakter orang Indonesia yang harus kita pelajari dari pribadi Pak Denny. Dimana kalau kita mau maju, maka harus belajar dari orang yang lebih sukses.

Dan anda juga harus bisa berkolaborasi. Itu penting. Berkomunitaslah dan jangan minder.

Ini penting, karena mereka itu banyak yang minder. Nyapa aja gak berani. Makanya dimanapun anda bertemu dengan saya, sapa saja. Jangan berkata, ‘aduh, saya ini pengen tapi saya malu, pak. Saya minder’. Ngapain malu?”

D : “Kita aja gak mikirin kalo dia malu.”

C : “Itulah sebabnya anda harus change your mindset. Jadi, it’s all about mindset. Seperti kaos yang hari ini kita pakai. Ini adalah sesuatu yang luar biasa. Dan mungkin setelah automasi, ada lagi yang lain?”

D : “Sudah. Scale, that’s it. Build, automated, and scale.”

C : “Scale itu menaikkan ya.. Jadi artinya naik level. Jangan sabuk kuning terus, naik ke sabuk hijau, naik ke sabuk cokelat, naik ke sabuk hitam. Masak sudah puas di sabuk kuning? Kalau anda kelasnya kecamatan, naiklah ke kelas kelurahan sampai kelas kabupaten. Itu namanya scale. Terkecuali jika anda sudah puas. ‘Ya cukup disini aja lah, Pak Denny. Yang penting cukup makan, cukup tidur’. Kalau begitu, tinggalkan channel ini sekarang juga..! Channel ini tidak cocok untuk orang-orang yang cuma maunya diam di tempat. Mengerti ya..?

Saya memang keras, mohon maaf. Tetapi, itu demi kebaikan kalian. Kalau kalian memang ingin maju, kita harus banyak belajar yang seperti ini. 1M hanya untuk belajar. Sinauu… Hanya untuk belajar. Kita ini sama-sama orang Jawa Timur. Dadi ngerti boso Jowo. Ya ‘kan? Mung kanggo sinau, hanya untuk belajar. Kamu dikasih uang 1M dibuat apa? Langsung beli handphone, beli ini, beli itu. Please, change your mindset. Mungkin ada pesan terakhir bagi subscriber SB30?”

D : “Kalau buat saya, always kayak begini. ‘Doing is Better Than Perfect’.

LAKUKAN. Karena perfeksionis itu sebenarnya adalah fear in nice packaging. Kalau ditanya, ‘kenapa sih harus perfeksionis?’ ‘Ntar gak laku, ntar begini, begitu’. Berarti, sebenarnya anda penakut ‘kan? Cuma bilangnya perfeksionis, biar keren.”

C : “Bahasa Malangnya ‘gocik’. Jadi apabila anda ingin maju, maka anda harus berani untuk keluar dari ketakutan anda. Dan hari ini saya dihadiahi Pak Denny bukunya, thank you. Dan saya juga memberikan buku saya.”

D : “Badai Pasti Berlalu. Mantap..”

C : “Doing is Better Than Perfect. Jadi, saya yakin banyak orang itu terlalu idealis. ‘Ini harus begini dan begitu’. Tetapi belum action. Jadi pesan saya sahabat entrepreneur, jika anda hari ini ingin maju, pengen scale up bisnis anda, pengen scale up kapasitas anda, saya yakin sesi kali ini pasti akan sangat bermanfaat. Dan akhir kata, jangan lupa subscribe channel beliau. Yaitu?”

D : www.youtube.com/dennysantoso.

C : “Atau search aja di YouTube ‘Denny Santoso’, maka anda akan menemukan channel beliau. Jangan lupa subscribe, ada banyak ilmu disana. Anda bisa ambil ilmunya, dan ilmunya gratis. Dia bayar 1M, tetapi kamu gratis dan masih gak mau nonton? Ini artinya yang salah bukan kami.

Baik sahabat entrepreneur, terima kasih untuk sharing kali ini. Terima kasih Pak Denny sudah mampir ke channel kita. Semoga bisnisnya sukses selalu, maju terus. Dan begitu juga kami mendoakan anda yang menonton video kali ini. Meskipun kata-kata kami agak pedas, tetapi tentunya bisa membuat anda maju dan sukses. Serta membuat anda ingin mendengarkan kisah SB30 yang lain. Sukses selalu, salam hebat luar biasa..!!


Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.