Inilah Penyebab Mengapa Anda, Investor Pemula Selalu Gagal Dalam Investasi Part 1

SB30 – Sahabat entrepreneur, keuntungan yang dapat diraih dalam dunia investasi memang terlihat sangat menggiurkan. Tentunya anda mengenal beberapa miliarder dunia yang hartanya melimpah ruah seperti Warren Buffet, Benjamin Graham, Carl Icahn atau Charlie Munger.

Mereka berhasil menjadi salah satu dari orang-orang kaya di dunia yang berhasil mengumpulkan hartanya melalui investasi saham. Akan tetapi, bukan berarti dunia investasi itu merupakan cara mudah untuk mendapatkan uang. Karena segala sesuatu itu pasti tetap ada resikonya.

 Apabila anda memiliki usaha, maka resiko reksadana yang langsung terlihat adalah :

  • Return yang lambat bahkan ada kemungkinan turun
  • Kena pajak
  • Fee manajer investasi
  • Dan tak kalah pentingnya, anda bisa kehilangan opportunity ketika grafik turun.

Misalkan anda memiliki usaha online. Apabila usaha anda sedang dalam kondisi terburuknya, paling parah mungkin anda masih bisa ambil keuntungan 10% per bulan.

Sebelum anda mulai terjun ke dalam dunia investasi, ada baiknya anda memperhatikan dulu langkah-langkah yang benar untuk memulai investasi agar anda nantinya tidak merugi.

Jadi, berikut ini adalah beberapa penyebab mengapa anda selalu gagal dalam investasi :

1. Tidak memulai lebih awal

Anda harus mulai berinvestasi di usia yang cukup muda, yakni di usia 20 tahunan saat anda sudah memiliki pekerjaan dan memiliki penghasilan yang mulai stabil. Tidak perlu langsung ‘mendonorkan’ sebagian besar penghasilan anda pada investasi besar seperti investasi saham atau properti. Namun anda bisa memulai investasi cukup dengan investasi reksadana atau investasi emas.

 

2. Tidak melakukannya secara rutin

Anda tahu teori tentang dollar cost averaging. Jadi untuk meminimalkan resiko dan meningkatkan return, maka apabila anda tidak mempunyai banyak uang untuk diinvestasikan, lebih baik anda investasi mulai dengan nominal kecil dahulu. Sebaiknya, investasi dilakukan secara rutin tiap bulan. Baik ketika market sedang turun maupun sedang naik.

Jangan pernah berpikir : “Ah, kumpulin aja duitnya dulu. Nanti kalo lagi turun baru masukin semua”. Itu adalah cara yang salah!

 Ingat : Timing the market is a fools game, whereas time in the market is your greatest natural advantage. -Nick Murray.

 

3. Melakukan terlalu banyak diversifikasi

Ingatlah sebuah pepatah : “Jangan letakkan semua telur pada satu keranjang.”


Jadi, jangan hanya berinvestasi di reksadana saja atau di emas saja. Misalkan anda terlalu banyak investasi reksadana, maka bayangkan dengan reksadana sebanyak itu. Pasti anda akan merasa bingung mana yang harus anda top up secara rutin.

Apabila dana awal yang anda investasikan tidak seberapa, yang ada justru anda akan merasa pusing karena terlalu banyak surat informasi investasi yang datang setiap bulannya. Diversifikasi itu harus, tapi bukan yang seperti itu.

Jadi, anda memang bisa saja meletakkan uang anda di beberapa instrumen saham yang berbeda. Akan tetapi, pastikan anda sudah mampu mengelola beberapa jenis saham. Jadi apabila anda masih merupakan investor pemula, maka cukup mencoba satu jenis instrumen saham dulu sebelum merambah ke instrumen saham lainnya.

 

4. Tidak melakukan rebalancing asset atau penyesuaian kembali

Setiap tahunnya, investasi kita harus disesuaikan. Jadi misalkan kita sudah memilih portofolio yang sesuai, contoh sederhana 30% di investasi beresiko tinggi, 50% investasi di resiko rendah, kemudian 20% di investasi emas.

Jika tahun berikutnya investasi yang memiliki resiko tinggi menghasilkan keuntungan tinggi, maka seharusnya keuntungan tersebut diambil, kemudian didistribusikan kembali sehingga portofolio aset kita tetap di 30–50–20 pada semua bagian. Repot? Iya. Tapi memang harus begitu.

 

5. Berinvestasi di cryptocurrency

Saat ini  teknologi blockchain mulai dikenal oleh para investor. Akan tetapi berinvestasi di kriptokurensi secara aktif dengan jumlah yang cukup besar adalah kesalahan awam seseorang yang tidak mengerti bahwa alokasi aset itu benar-benar harus sesuai dengan tingkat resikonya.
Investasi kriptokurensi saat ini untuk orang awam sama halnya dengan pergi ke casino. Jika beruntung anda bisa menang banyak. Namun tentu kita semua tahu bahwa ini adalah bentuk zero-sum game, yang mana tiap satu orang pemenang keuntungannya diambil dari banyak kekalahan orang lain. Kedengarannya seperti judi, bukan?

Dan saat ini, melakukan investasi di bitcoin hanya mengandalkan dengan adanya orang lain lagi yang mau membelinya dengan harga yang lebih mahal semacam Greater Fool Theory.

Jadi itulah beberapa kesalahan terbesar yang bisa saja terjadi di dalam melakukan investasi sebagai investor pemula.


Posted

in

, , , , , , , , ,

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.