Ketika Kamu Dihina, Apa yang AKAN KAMU LAKUKAN ???

Klik disini untuk melihat videonya

Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Sebelum anda melanjutkan video ini, dan bagi anda yang merasa terhina, jangan lupa klik tombol subscribe sekarang juga. Saya tahu rasanya dihina itu bagaimana.

Jadi ketika saya masih SMP, saya pernah ke sekolah naik sepeda. Waktu saya naik sepeda, sepeda itu hasil hadiah dari kopi ‘Kapal Api’. Tapi ini bukan endorsement ya.. Jadi ini bukan endorsement kopi ‘Kapal Api’ y ang sekarang menjadi salah satu sponsor dari klub sepak bola. Tetapi memang betul waktu itu kakek saya mengumpulkan satu struk kopi Kapal Api. Satu sachet demi satu sachet dia kumpulkan sampai sekian sachet, kemudian dia tukarkan dengan hadiah sepeda.

Dan sepeda itu saya pakai ke sekolah saya. Waktu itu ketika SMP, teman-teman saya di sekolah kebanyakan sudah pakai sepeda motor. Tetapi, saya bukan satu-satunya. Banyak juga yang pakai sepeda. Dan sepedanya pun bagus-bagus. Sepeda BMX dan lain-lain. Tetapi cuma saya satu-satunya anak yang naik sepeda dari hadiah kopi Kapal Api. Dan apakah saya malu? Gak juga. Bagi saya, ‘toh ini pemberian kakek saya. Dan saya hargai ini’.

Tetapi teman-teman saya menghina saya. Teman-teman saya menertawakan saya. “Eh, ternyata cuma hadiah dari kopi Kapal Api”. Apalagi itu hanya sepeda mini, terlebih lagi sepeda cewek. Saya malu? Ya. Saya sakit hati? Ya. Saya marah? Ya. Namanya juga anak SMP diejek teman-teman cowoknya. Karena kebetulan di SMP saya itu cowok semua. Dan brutal-brutal semua, waktu itu. Tetapi sekarang SMP’nya sudah campur cowok cewek.

Namun peristiwa itu tidak pernah saya lupakan sampai hari ini. Karena saya tahu seperti apa rasanya dihina.

Sebetulnya, ada 5 reaksi ketika anda dihina. Reaksi yang pertama adalah marah. Kalau cowok, apabila anda cenderung marah karena merasa dihina, apalagi karena dia menghina kedua orang tua anda. Jika anda punya kemampuan bela diri, atau mungkin anda tidak bisa mengendalikan emosi anda, anda bisa memukul balik orang yang menghina anda. Tetapi, bagi saya itu reaksi yang wajar. Karena mungkin memang dasarnya anak-anak, mungkin belum bisa mengendalikan diri.

Reaksi yang kedua adalah anda menerima. Dulu saya cenderung menerima. Karena sewaktu SMP, saya bukan orang yang percaya diri. Saya adalah orang yang minder. Saya adalah orang yang boleh dikatakan tidak punya kemampuan apa-apa. Sehingga apabila saya diejek dan dihina teman saya, saya hanya bisa menerima. Dan mereka pergi sambil tertawa lepas.

Tetapi saya pribadi mau bilang apa? Ya sudah. Bagi saya, yang terpenting saya tidak merugikan siapa-siapa. Ini bukan barang curian. Kalau saya pakai barang curian, saya boleh malu. Tetapi ini bukan barang curian. Barang ini adalah hadiah pemberian kakek saya. Dan saya sangat-sangat menghormati kakek saya. Tidak lama kemudian, kakek saya meninggal. Dan itu adalah benda peninggalan yang paling bersejarah bagi saya. It’s OK. Karena saya tidak bisa berbuat apa-apa. Mau marah pun tidak bisa apa-apa.

Reaksi yang ketiga adalah berdebat dan menghina kembali. Itu reaksi yang ketiga. Anda memilih untuk berdebat dan menghina kembali. Kalau tidak terima, ujung-ujungnya bisa berantem.

Reaksi yang keempat adalah dibercandain. Anda tidak perlu menaggapi secara serius. Kalau dia menghina, anda bercandain saja. “Ya udah gak papa, emang gue orang yang terhina kok. Mau ngomong apa lagi?”. Akhirnya, orang yang menghina anda akan capek sendiri.

Seperti salah satunya Tukul Arwana, yang sudah pernah saya bahas di buku saya ‘Badai Pasti Berlalu’. Justru Tukul Arwana membuat dirinya untuk selalu dihina. ‘Memang gue jelek’. ‘Memang wajah saya pas-pasan begini’. Tetapi justru dengan wajah pas-pasan, dia sukses. Justru dengan dia menghina dirinya sendiri, orang senang bercandain dia. Itu adalah salah satu reaksi yang juga bisa saya berikan.

Jadi kalau misalkan anda dihina, anda bercandain saja.

Tidak usah ditanggapi dengan serius. Seperti itu juga bisa. Lalu yang kelima, diabaikan. Atau tidak usah dihiraukan. Jadi ‘ada anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu’. Itu adalah sebuah pepatah yang selalu diajarkan oleh guru kita. Jadi biarkan saja orang mau ngomong apa. Tidak usah dihiraukan.

Jadi bagi adik-adik yang merasa hari ini ada 5 reaksi tersebut, silahkan anda tulis di kolom comment. Anda suka menanggapi hinaan itu dengan reaksi seperti apa. Saya harapkan jika anda bisa merespon dengan positif. Emosi itu tidak perlu. Karena begini.. Bagi saya jika anda balas hinaan tersebut dengan pukulan, dengan berantem, menurut saya pribadi, itu artinya anda menanggapi orang gila. Kalau orang gila anda tanggapi, berarti anda juga orang gila.

Jadi, ngapain anda nanggepin orang gila? Kita yang waras ini lebih baik tidak perlu menanggapi. Jadi bagi saya pribadi ketika anda dihina, sahabat entrepreneur. Tidak usah takut, tidak usah khawatir. Suatu hari, anda pasti bisa membuktikan bahwa anda memang bisa menjadi orang yang lebih dewasa.

Pesan saya satu. Ketika anda sukses nanti, datangilah orang yang menghina anda. Bukan untuk membalas, tapi justru harus anda beri salam, dan ucapkan terima kasih padanya. Lalu kita harus berkata apa? Ucapkan thank you. Ucapkan terima kasih. Dan anda tinggal ngomong satu kalimat padanya. Bahwa ‘karena berkat hinaan anda lah saya sekarang bisa sukses’. Pukulan/uppercut’nya itu 5 kali lipat daripada anda langsung berantem detik itu juga.

Balaslah hinaan itu dengan kesuksesanmu. Balaslah hinaan itu dengan kunci sukses keberhasilanmu. Niscaya, hal itu jauh lebih powerful daripada anda berantem detik itu juga. Hal itu menunjukkan ketidakdewasaan anda.

Demikian video kali ini. Semoga video kali ini bisa menginspirasi. Dan jangan lupa subscribe. Jangan lupa nyalakan loncengnya. Dan juga disini ada 2 video, silahkan ditonton dan bagikan kepada teman-teman anda.

Salam hebat luar biasa..!!


by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.