menikah vs membangun karir


Klik disini untuk melihat di YouTube

Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan tips yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan dunia entrepreneurship, tetapi berhubungan dengan kesuksesan di dalam karir anda.

Topik pada kali ini yaitu : “apakah sebaiknya menikah dulu atau membangun karir terlebih dahulu ?”

Banyak pertanyaan dari eksekutif muda ataupun para remaja atau usia muda yang mereka sudah memiliki karir, tapi mereka itu galau khususnya itu kalau ditanya masalah pernikahan.

Saya akan berbagi cerita saya sebagai seorang Life Coach. Saya memiliki banyak pengalaman khususnya bagaimana pasangan muda yang ingin menjalani kehidupan pernikahan tanpa kehilangan karirnya?

Saya akan bercerita tentang mengapa awalnya orang takut menikah?

Biasanya ada beberapa alasan-alasan klasik kalau ditanya pria ataupun wanita mereka takut menikah karena banyak yang berkata masih terlalu muda. Atau saya ini masih belum siap. Atau saya ini takut kehilangan kebebasan. Biasanya dilema ini menghinggapi pasangan-pasangan muda.

Ataupun saya ini khawatir tidak bias berteman secara bebas dengan lawan jenis karena takut pasangan saya cemburu dan sebagainya.

Atau nanti takut tidak bisa lagi memiliki kebebasan kemanapun karena pernikahan itu sama dengan keterikatan. pernikahan itu sama dengan kehilangan kebebasan, dan lain sebagainya.

Banyak sekali pasangan muda yang mengalami ketakutan-ketakutan seperti itu.

Saya juga memiliki perasaan yang sama dulunya. Tetapi saya cuma mau berbagi satu tips singkat dari pengalaman hidup saya.

Mungkin saat ini anda sedang berpacaran atau anda memiliki pasangan yang saat ini sedang bersama-sama dengan anda.

Entah itu sejauh mana hubungan pacaran anda, itu semua dikembalikan kepada diri anda.

Tetapi saya cuma mau berbagi satu tips bahwa sebetulnya kalau ingin memiliki karir yang baik, anda harus memiliki pasangan yang mendukung. Ini tips dari saya.

Karena tanpa pasangan yang mendukung, tidak mungkin karir anda itu bisa sempurna menurut saya.

Karena, untuk apa anda punya karir yang mulus tapi suatu hari anda tidak punya keluarga yang baik?

untuk apa anda punya karir yang sukses tapi anda mau menikmatinya bersama siapa?

Apakah anda cuma mau menikmatinya seorang diri?

Ataukah anda mau menikmatinya dengan orang-orang yang anda cintai? Tolong anda renungkan dan anda pikirkan.

Saya ingin berbagi sebuah tips bahwa apakah sebaiknya menikah dulu, atau membangun karir terlebih dahulu?

Banyak orang juga berpikir, “oh, sebaiknya menikah dulu”.

Karena dengan kita menikah, otomatis nanti karirnya terbangun.

Saya sering mendengarkan kata-kata seperti ini :

Sebaiknya menikah dulu. Yang penting punya keluarga dulu. Yang penting punya pasangan dulu.

Supaya suatu saat nanti pasti jalannya dan karirnya akan terbentuk dengan sendirinya.

Tidak salah sih kata-kata seperti ini. Tetapi anda harus tahu satu kalimat bahwa segala sesuatu itu harus dipersiapkan.

Jangan melakukan segala sesuatu itu tanpa persiapan.

Saya percaya, segala  sesuatu itu kalau dipersiapkan itu hasilnya akan jauh lebih baik dibandingkan tanpa persiapan.

Sebagai contoh kalau hari ini anda mau ujian. UNAS contohnya.

Anda ujian tanpa belajar, tanpa persiapan hasilnya pasti tidak lebih baik daripada kalau anda mempersiapkan dengan baik.

Begitu juga dengan kalau anda ke luar kota.

Jauh lebih baik kalau anda mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, dibandingkan anda pergi tanpa persiapan.

Nanti setelah sampai di luar kota anda baru bingung. Ketinggalan ini, ketinggalan itu, kurang ini kurang itu dan sebagainya.

Begitu juga dengan dunia pernikahan.

Saya percaya kalau pernikahan itu tanpa persiapan, hasilnya itu pasti jauh lebih berantakan, dibandingkan dengan mereka yang punya persiapan.

Sebagai contoh, saya disini melihat di detik.com, di tahun 2010 ada satu kasus yang cukup mencengangkan, yaitu banyak pasangan-pasangan pernikahan yang dari tahun 2005 sampai tahun 2010 kasus perceraian itu meningkat 10% setiap tahunnya.

Wow, ini angka yang cukup tragis menurut saya.

Karena di Mahkamah Agung atau bagian Pengadilan Tinggi di tahun 2010 saja itu tercatat 285.184 kasus perceraian. Bisa anda bayangkan?

Ini angka ratusan ribu di Indonesia. Ini angka yang sangat besar. Bisa anda bayangkan kalau di Indonesia ini ada 250 juta penduduk.

Hampir pasangan 0,1% itu mengalami kasus perceraian.

Seandainya kasus dewasa saja kita bagi jadi dua, 100 juta lebih penduduk, kemudian dibagi dua lagi pria dan wanita, bisa kita bayangkan angka ini cukup tragis.

Itu belum terhitung mereka yang sudah menjanda atau menduda atau mereka yang masih belum menikah. Berarti angka ini angka yang cukup tinggi.

Dan ternyata dicari penyebabnya, tiga penyebab terbesar yang pertama adalah mereka tidak harmonis satu sama lain. Mereka sudah tidak menemukan kecocokan.

Yang kedua, mereka salah satu pasangan tidak bertanggung jawab dengan kehidupan pernikahan mereka.

Yang ketiga adalah masalah perekonomian.

Yang saya mau bahas disini adalah kesimpulan saya dari tiga ini hampir sebagian besar dari penyebab ini adalah karena pernikahan mereka tidak dipersiapkan dengan baik.

Oleh sebab itu sahabat entrepreneur, saya percaya hari ini apakah sebaiknya menikah dulu atau karir dulu? Saya mempunyai satu jawaban yang paling bijak, karena membangun karir juga penting, menikah juga penting. Saya punya satu jawaban yang cukup bijak yaitu satu titik temunya yaitu

apakah kalau anda hari ini mau menikah, apakah anda sudah siap atau tidak?

Jawabannya disitu. Tentu angka siap atau tidak itu angka yang relatif. Apakah usia 20, usia 25, usia 30/40. Karena banyak pasangan juga usia 40 belum siap juga.

Usia 50 pun masih belum siap. Tapi ada orangyang berkata usia 20 sudah siap. Kata siap ini relatif.

Tetapi saya mau kasih satu tips, jangan menikah karena 4 alasan ini.

Yang pertama, jangan menikah karena terdesak. Apakah anda didesak oleh pasangan, didesak oleh pihak keluarga, jangan. Karena pernikahan itu tidak boleh ada unsur desakan.

Pernikahan itu harus dengan ketenangan, dengan bijak kita mempersiapkan pernikahan. Karena saya menganut satu prinsip, menikah itu cukup satu kali. Saya tidak menganut prinsip nikah boleh berkali-kali. Dan yang kedua menikah itu jangan ada tekanan.

Tekanan dari pihak manapun. Karena mungkin menikah karena melakukan suatu kesalahan, atau karena desakan ekonomi, atau desakan alasan apapun.

Itu yang menjadikan pernikahan itu penuh dengan tekanan. Yang ketiga, menikah itu jangan karena ada faktor emosional. Emosi. Karena saya itu sudah lihat teman-teman saya menikah, saya ingin menikah. Lihat saudara saya menikah, saya ingin menikah.

Karena lihat usia saya ingin menikah. Itu faktor emosi. Itu tidak baik.

Atau menikah karena saya sakit hati. Saya melihat teman-teman saya ini mengolok-olok saya jomblo sejati. Oke, saya buktikan suatu hari saya akan menikah. Itu juga tidak baik. Itu karena faktor emosi.

Dan yang keempat, sekali lagi tadi saya sudah katakan di depan, tanpa persiapan.

Saya pribadi menikah usia 30. Saya menikah tanpa biaya orang tua.

Saya dengan istri ketika saya menikah saya sudah mempersiapkan rumah pribadi, bukan warisan dari orang tua.

Saya waktu menikah pesta pernikahan saya, saya siapkan pakai uang pribadi, bukan dari orang tua.

Bukan karena orang tua tidak mampu, tapi karena kami ingin membangun keluarga kami sendiri.

Saya bersama istri. Dan saya ingin bertanya pada anda, berapa banyak pasangan muda yang mau menikah mempersiapkan hal seperti saya?

Minimal kisah hidup saya ini bisa menjadi inspirasi bagi anda. Dan di dalam buku Badai Pasti Berlalu yang saya tulis di halaman 154, saya menulis impian saya yang ke 26 adalah saya menikahi wanita yang saya cintai.

Dan waktu saya menikahi wanita yang saya cintai, saya harus memastikan bahwa saya hari ini menikahi anak orang, saya harus memastikan bahwa saya bisa menafkahinya lahir dan batin. Itulah kisah hidup pernikahan saya.

Jadi waktu saya menikah, semua pesta saya persiapkan sendiri.  Rumah sudah saya persiapkan bukan dari orang tua. Dari kerja keras saya pribadi. Dan yang ketiga adalah biaya bulan madu saya bersama istri itu saya biayai sendiri. Dan itu sangat nikmat sekali. Tentu kepuasannya sangat berbeda apabila kita menikah didanai oleh orang tua.

Karena bagi saya keluarga yang saya bangun bersama istri saya adalah keluarga saya pribadi. Tidak boleh ada desakan atau tekanan dari pihak manapun.

Tentu anda semua tidak harus seperti saya. Tetapi saya mau kasih satu tips, ingat pernikahan atau karir jawabannya Cuma satu. Apakah anda sudah siap atau tidak.

Jangan menikah karena tidak siap, dan juga jangan tunggu semuanya siap baru anda mau menikah.

Jadi tips dari saya bangun karir bagus, tapi kalau anda sudah siap, siaplah untuk menikah.

Cari pasangan yang cocok, bukan pasangan yang seperti bagaimana. Yang tepat untuk anda, dan tentunya pasangan yang siap mendukung karir anda.

Bagi anda yang sekarang adalah pasangan muda atau masih jomblo semoga anda dipertemukan dengan pasangan yang baik, pasangan yang cocok.

Bagi anda yang sekarang berpacaran, sedang membangun pondasi untuk pernikahan keluarga saya doakan semoga karir anda semakin maju dan pernikahan anda juga bisa berlangsung dengan baik.

Dan bagi anda yang sekarang sedang bimbang, apakah anda mau menikah atau karir dulu, jangan khawatir. Semoga anda menemukan solusi yang terbaik untuk jawaban anda semua.

Sukses untuk anda, semoga anda bisa menjalani pernikahan dengan baik dan tentunya karir yang sukses pula.

Bila anda senang dengan tips-tips kesuksesan, atau tips-tips kehidupan maupun bisnis seperti berikut ini jangan lupa di bawah ini ada subscribe video saya di success before 30 channel dan anda bisa dapatkan tips-tips kesuksesan maupun kehidupan yang tentunya akan bermanfaat bagi kita semua.

Salam hebat luar biasa !!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.