Pria Penemu Starbucks Ini Awalnya Terlahir Miskin, Meniti Karir, Sekarang Bisnisnya Di 75 Negara

SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Selamat datang di channel Success Before 30. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas sebuah segmen baru tentang seorang pengusaha sukses.

Saya yakin kisah inspiratif ini bisa anda baca di berbagai buku. Akan tetapi, kali ini saya buatkan videonya agar anda bisa mendengarkan kisah ini secara live. Segmen ini saya beri judul “Secangkir Kopi Bagi Jiwamu”.

Kali ini saya akan menceritakan tentang kisah sebuah kedai kopi yang sangat terkenal di seluruh dunia. Kedai kopi ini terkenal di seluruh penjuru Amerika, bahkan sampai mendunia.

Di Indonesia sendiri, anda mungkin juga pernah berkunjung ke kedai kopi ini, yaitu Starbucks. Tahukah anda, bagaimana kisah Starbucks ini hingga bisa sukses?

Berikut ini sejarah dan kisah sukses Starbucks.

Tentunya anda sudah tahu bahwa Starbucks merupakan sebuah kedai kopi yang sangat terkenal di seluruh penjuru dunia. Namun, apakah anda tahu kisah kelam seperti apa di baliknya?

Kisah ini dimulai dari seseorang yang bernama Howard Schultz. Ia adalah pendiri Starbucks mulai dari nol hingga seperti saat ini. Howard merupakan bocah miskin asal Brooklyn. Ia lahir pada tanggal  19 Juli 1953 dan bukan berasal dari keluarga kaya. Baginya, uang adalah tantangan terbesar dalam keluarganya. Ibunya hanya bekerja sebagai resepsionis hotel, sedangkan ayahnya  hanyalah seorang supir setelah dulunya sempat berprofesi sebagai tentara.

Orang tuanya juga tidak memiliki pendidikan tinggi, namun mereka bekerja keras untuk menghidupi Howard dan keluarganya. Namun suatu ketika, sebuah kecelakaan fatal mengakibatkan sang ayah mengalami patah kaki sehingga harus kehilangan pekerjaannya. Howard dan keluarganya saat itu berada di titik terendah dalam hidupnya.

Parahnya  lagi, ia tidak mendapatkan uang/jaminan asuransi kecelakaan untuk berobat. Mereka terpukul karena peristiwa tersebut. Hal itu membuat Howard menangis dan berjanji agar orang lain tidak merasakan hal yang sama karena ia tahu bahwa hal ini begitu berat.

Howard bahkan sudah harus bekerja di usia 12 tahun untuk membantu perekonomian keluarganya. Saat itu, ia bekerja sebagai pengantar koran dan menjadi pelayan kafe. Howard juga sempat menjadi penjaga toko saat usianya baru 16 tahun.

Masa kecil Howard dipenuhi dengan kerja keras, di mana anak seusianya sedang bersenang-senang.

Akan tetapi, Howard memiliki keahlian dalam olahraga sepakbola dan berhasil mendapatkan beasiswa di Northern Michigan University  pada tahun 1971. Ia sangat bahagia karena ia menjadi satu-satunya di keluarganya yang mengenyam bangku kuliah karena terkendala dana. Howard lantas tak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Karena kesungguhannya, Howard berhasil lulus dari universitas tersebut.

Pada usia 26 tahun, Howard berhasil menjadi wakil presiden dan Manajer di perusahaan perabotan rumah, Pestorp AB, asal Swedia cabang Amerika, Hammerplast, Amerika Serikat.

Akan tetapi, ia merasa ada banyak tekanan selama bekerja disana. Sampai akhirnya,  ia berkunjung ke salah satu kedai kopi yang menjadi pelanggannya di Seattle, Amerika Serikat. Ia penasaran karena kedai kopi itu sering memesan plastik kerucut (penyaring untuk membuat kopi) dalam jumlah banyak.

Rupanya kedai tersebut menjual biji kopi, teh, rempah-rempah serta  aksesoris pembuatan kopi. pada tahun 1981, kopi hanyalah minuman biasa yang dikonsumsi para pekerja. Saat itu, Howard merasa bahwa ini merupakan panggilan jiwanya.  Howard sudah punya optimism bahwa kedai kopi ini punya potensi besar untuk dikembangkan.

Hal itulah yang membuat Schultz tertarik dengan Starbucks. Ia kemudian menghubungi salah satu pendiri Starbucks, Jerry Baldwin. Lalu memohon untuk dipekerjakan di sana. Namun Ia tidak langsung diterima saat itu.

Barulah sekitar 1 tahun kemudian, Schultz meninggalkan pekerjaan sebelumnya dan bekerja di Starbucks dengan posisi sebagai direktur pemasaran.


Di Starbucks, Howard bekerja sebagai tenaga pemasaran dengan gaji yang jauh lebih rendah dibandingkan saat ia bekerja di Hammaplast. Lantaran dianggap berprestasi, ia lalu dikirim ke Italia untuk belajar resep kopi di sana.

Ia lantas menyadari perbedaan budaya terkait kedai kopi tersebut. di Italia, orang-orang menikmati kopi sambil mengobrol. Sedangkan di Amerika, pemilik hanya menyajikan kopi secara cepat. Howard merasa bahwa kedai kopi bukan hanya masalah kecepatan penyajian kopi saja. Namun sebuah tempat di mana orang bertemu, berbincang dan menghargai secangkir kopi yang dibuat dengan baik.

Pada tahun 1985, Schultz sempat mengajukan konsep kafe baru ke Baldwin, yakni konsep yang terinspirasi oleh kafe yang ada di Milan, Italia. Namun usulan dari Schultz ditolak oleh Jerry Baldwin, alasannya karena mereka belum siap untuk menghadirkan konsep kafe seperti yang ditawarkan oleh Schultz.

Karena tak sejalan lagi, ia pun memilih resign dan membuat kedai kopinya sendiri di Seattle dengan modal awal sebesar US$ 1,6 juta.

Howard pun berbicara kepada 242 orang, dan 217 di antara mereka menolaknya. Mereka mengatakan bahwa bisnis seperti itu tidak akan menghasilkan keuntungan dan hanya akan merugikan. Bahkan, ia sering dicaci maki karena ide terkait kedai kopi tersebut.

Namun, penolakan itu tidak sia-sia, Howard berhasil mengumpulkan uang dari para investor dan akhirnya ia membuka sebuah kedai kopi di Seattle dengan nama “Il Giornale”. Awalnya ia memiliki banyak kesalahan dalam membuka usaha pertamanya tersebut. Namun kedai kopi itu pada akhirnya menuai sukses besar dan mendapatkan keuntungan sebesar 500 juta US Dollar.

Setahun setelah menjalankan bisnis kedai kopi “Il Giornale”, Howard mendapat kabar bahwa pemilik Starbucks ingin menjual kedainya beserta brand kedai tersebut karena mereka kewalahan mempertahankan perusahaan itu. Howard yang melihat kesempatan emas itu akhirnya membeli Starbucks pada tahun 1987. Howards juga membeli 6 kedai kopi lainnya seharga 6,3 juta US Dollar dan menggabungkannya dengan kedai kopi miliknya dan menjadi CEO Starbucks Coffee.

Starbucks adalah tempatnya meniti karir. Dimana dulu ia pernah memohon kepada sang pemilik kedai agar bisa dipekerjakan disana. Namun sekarang justru dia yang menjadi pemiliknya. Howard akhirnya bisa mengubah kedai kopi tersebut seperti keinginannya selama ini. yakni bukan hanya sekedar kedai kopi, melainkan sebuah tempat dimana orang-orang bisa berkumpul, bercerita dan menikmati kopi yang telah dihidangkan dengan sempurna.

Howard akhirnya teringat dengan orang-orang yang menolaknya dan mengatakan bahwa idenya itu buruk, bodoh dan tidak menguntungkan sama sekali. Akhirnya, ia bisa membuktikan bahwa semua itu salah.

Saat ini, ada lebih dari 26.736 gerai Starbucks di lebih dari 75 negara dan mempekerjakan lebih dari 300.000 karyawan. Howard berhasil meraih impiannya dan berjanji akan terus membantu oran-orang yang kesusahan agar tidak merasakan seperti apa yang ia rasakan, yakni dengan mempekerjakan ratusan ribu karyawan melalui usaha kedai kopi yang ia impikan selama ini.

Howard juga memberi gaji dengan opsi saham dan memberikan jaminan kesehatan gratis serta rencana dana pensiun untuk para karyawannya.

Sahabat entrepreneur, demikian kisah inspiratif dari Howard. Meski keberhasilannya tak bisa dilihat oleh kedua orang tuanya, namun Howard percaya bahwa kedua orang tuanya bangga akan dirinya. Karena ia telah membangun sebuah perusahaan yang memperlakukan karyawannya dengan penuh kesejahteraan.

Topik kali ini bukan hanya tentang uang, keuntungan dan kekayaan. Namun tentang banyak orang yang telah dibantu Howard, dan itulah definisi dari kesuksesan yang sesungguhnya. Starbucks merupakan salah satu brand yang paling dikenal di seluruh dunia.

Howard memiliki kekayaan bersih sekitar 5,3 miliar US Dollar dan telah menghadapi berbagai rintangan sejak ia kecil. Ia memiliki mindset yang pantang menyerah dan gigih bekerja, meskipun beban yang ia pikul sangat berat.

Semoga topik kali ini bisa menginspirasi anda dan bermanfaat untuk anda.

Silahkan anda share pada teman-teman anda. Mungkin mereka tidak mendapatkan pelajaran ini dari orang tuanya, namun mereka justru mendapatkannya dari channel ini. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa baca di buku saya ‘Success Before 30’.

Semoga video kali bermanfaat. Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!

 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.