SELURUH ALUR CERITA Perusahaan DJARUM Kisah BUDI dan BAMBANG HARTONO Pemilik DJARUM dan BANK BCA

SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Selamat datang di channel Success Before 30. Pada kesempatan kali ini, kita kembali ke segmen “Secangkir Kopi Bagi Jiwamu”.

Jadi topik saya adalah membahas tentang : “SELURUH ALUR CERITA Perusahaan DJARUM Kisah BUDI dan BAMBANG HARTONO Pemilik DJARUM dan BANK BCA”.

Perlu anda ketahui, bahwa bapak Michael Bambang Hartono dan Budi Hartono adalah orang terkaya di Indonesia saat ini. mereka berdua memiliki kekayaan sekitar 540 Triliun Rupiah.

Bapak Hartono lahir pada 2 Oktober 1939 di Kudus, Semarang. Sementara adiknya, bapak Budi Hartono lahir pada tanggal 28 April 1941.

Kisah mereka berawal dari sang ayah yang merupakan pengusaha rokok, Oei Wi Gwan yang berasal dari Lasem, Jawa Tengah. Awalnya, ayah dari Bambang dan Budi Hartono ini mendirikan sebuah pabrik rokok dan petasan di Jl. Bitingan, Kudus. Djarum sendiri berdiri pada tanggal 21 April 1951. Pabrik rokok kecil yang awalnya bernama NV Murup ini dibeli oleh ayah Bambang dan Budi Hartono karena hampir bangkrut yang awalnya memiliki nama brand Djarum Gramofon.

Setelah dibeli, ia kemudian menyingkat namanya menjadi Djarum saja dan digunakan sebagai merek dagang rokoknya. Akan tetapi, pada tahun 1963 pabrik rokok tersebut kebakaran dan menderita kerugian yang cukup banyak.

Tak hanya itu saja, Bambang dan Budi Hartono harus mengalami kesedihan karena mereka harus kehilangan ayahnya di tahun yang sama.

Di tengah tekanan yang begitu dalam, mereka berdua harus mempertahankan perusahaan Djarum agar bisa tetap berdiri dan survive.

Produk Djarum dulunya adalah rokok lintingan tangan dan rokok kretek lintingan mesin. Kedua produk tersebut sangat populer dan diproduksi dalam jumlah yang sangat besar.

Rokok kretek klasik hasil lintingan tangan tersebut terus dilakukan oleh perusahaan Djarum dengan menggunakan metode kuno yang dikerjakan secara manual oleh buruh. Sementara rokok kretek lintingan masih dipertahankan hingga awal tahun 1970, diproduksi secara otomatis menggunakan mesin berteknologi tinggi.

Dengan kerja keras dan kegigihan mereka berdua, akhirnya pada pertengahan tahun 1970’an mereka secara resmi mendirikan Research and Development Center untuk mengembangkan produk rokoknya.

Di tengah pesatnya pasar domestik rokok kretek, pada tahun 1972 Djarum mulai mengekspor produk rokok kretek lintingan tangan dan lintingan mesin ke pengecer tembakau ke seluruh dunia, yakni ke RRC (China/Tiongkok), Korea, Jepang, Belanda dan Amerika Serikat.

Sampai pada tahun 1981, berkat jerih payah dan tangisan mereka berdua berhasil membuat sebuah produk yang booming di Indonesia, yaitu Djarum Super. Kemudian diikuti dengan Djarum Special yang diperkenalkan pada tahun 1983.

Pada tahun 1981, Djarum telah mencetak rekor karena memiliki sebanyak 75 ribu karyawan yang terbilang cukup besar untuk ukuran sebuah perusahaan. Dengan kesuksesan tersebut, Bambang dan Budi Hartono tak berhenti di situ saja. Mereka adalah orangyang selalu mencari kesempatan dan pantang menyerah.

Berkat kekompakan Bambang dan Budi Hartono, Djarum group mampu melebarkan ekspansi bisnisnya ke banyak sektor. Termasuk bermain di dunia perbankan, properti, agro bisnis, elektronik dan multimedia.

Verifikasi bisnis dan investasi yang dilakukan oleh Djarum group tentunya memperkokoh bisnisnya yang berawal pada tahun 1951.

Hingga pada tahun 1997-1998 ketika terjadi kerusuhan besar-besaran, Bambang dan Budi Hartono tidak membiarkan diri mereka terbawa arus dan terus melanjutkan usahanya. Sampai pada akhirnya, mereka memutuskan untuk membeli saham dari Bank Central Asia (BCA) yang sebelumnya dipimpin oleh Liem Sioe Liong alias Sudono Salim dan dikembangkan oleh Mochtar Riady.

Penjualan saham BCA terjadi pada Mei 1998, yakni ketika krisis moneter menimpa Indonesia. Ketika terjadi rush money yang artinya adalah para nasabah mengambil uang dalam jumlah besar dan dalam waktu yang bersamaan, dan hal itu disebabkan karena Sudono Salim diisukan meninggal dunia.

Beliau merupakan pemilik Salim group yang terdiri dari Indofood, Indomaret, dan pemegang saham mayoritas BCA. Berita hoax itu baru mereda setelah Sudono Salim muncul di depan umum dan menjelaskan bahwa isu tersebut tidak benar.

Tak berhenti sampai di situ, kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998 membuat nasabah bank BCA kembali panik hingga kembali melakukan rush money. Akibatnya, bank BCA membatasi penarikan uang nasabah melalui kasir maksimal 5 juta, ATM silver 500 ribu dan ATM gold maksimal 1 juta Rupiah.

Karena tak kuat menahan arus outflow tersebut, bank BCA akhirnya pasrah menjadi ‘pasien’ BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional). Hal tersebut membuat bank BCA berencana menjual 42% sahamnya untuk melunasi hutang.

Saat itu, hanya ada dua calon pembeli yang mampu membeli saham sebesar itu. Yaitu Consortium Standard Chartered dan Farallon Capital. Namun akhirnya pada 30 September 2007, 51,5% saham BCA berpindah ke Consortium Farindo Investment (Mauritius) dan Farallon Capital yang berada di bawah kelola Bambang dan Budi Hartono.

Pada tahun 2016, Farindo Investment melakukan crossing saham di BCA ke PT. Dwimuria Investama Andalan yang juga dimiliki oleh Bambang dan Budi Hartono.

Terhitung sejak tanggal 31 Oktober 2020, pemegang saham BCA terbesar adalah PT. Dwimuria Investama Andalan, yakni sebesar 54,96% yang dipegang oleh Bambang dan Budi Hartono. Sementara sisanya 45,06% disebar ke publik.

Saat ini, Bambang dan Budi Hartono merupakan orang terkaya nomor satu di Indonesia. Jerih payah, tangisan dan keringat mereka sudah benar-benar terbayarkan.

Kerja keras yang mereka lakukan sejak masih usia muda pasca meninggalnya sang ayah tercinta membuat mereka menjadi pantang menyerah dan tidak pernah patah semangat sampai hari ini. saat ini, BCA menjadi salah satu perusahaan dengan kapitalisasi terbesar di Indonesia, yakni sebesar 933 Triliun Rupiah.

Sahabat entrepreneur, demikian pembahasan saya kali ini, dan nantikan konten saya berikutnya. Pembahasan saya memang sederhana, akan tetapi tidak mudah dilakukan. Pertanyaan saya : apakah konten saya kali ini hanya akan anda dengarkan, atau bakal anda terapkan? Jika anda mau melakukannya, maka you’ll be the next billionaire.

Semoga topik kali ini bisa menginspirasi anda dan bermanfaat untuk anda. Silahkan anda share pada teman-teman anda. Mungkin mereka tidak mendapatkan pelajaran ini dari orang tuanya, namun mereka justru mendapatkannya dari channel ini. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa baca di buku saya ‘Success Before 30’.

Semoga video kali bermanfaat. Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.