Orang Kaya Paling Sulit Melakukan 4 Hal Ini

SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Kali ini saya akan membahas sebuah topik yang sangat menarik dan selalu menjadi perdebatan orang banyak. yaitu “Beruntunglah anda”.

Karena banyak orang-orang yang ketika belum memasuki ‘level kaya’ dan belum menjadi miliarder, ia selalu berandai-andai :

“Gimana rasanya punya duit 1M ya?”

“Gimana ya kalau misalkan gue punya duit 5M di rekening?”

Mereka itu selalu berandai-andai seperti itu. Kali ini saya ingin menjabarkan psikologis orang ketika sudah memiliki uang sebanyak 1M-5M itu karena anda penasaran ingin tahu.

Jadi, kali ini topik saya adalah : “Beruntunglah Anda, Karena Belum Tentu Orang Kaya Bisa Melakukan 4 Hal Ini”. Apa sajakah itu?

Jadi begini, sahabat SB30. Orang yang belum punya mobil selalu berpikir :

“Gimana ya kalau gue punya mobil?”

“Gimana kalau suatu hari saya punya rumah seharga milyaran?”

Salahkah jika kita bermimpi seperti itu? Tidak salah. Karena memang hidup itu harus dimulai dari mimpi.

“Jika suatu hari saya menjadi konglomerat, gimana ya?”

Semua orang pasti pernah berpikir seperti itu.”Kalau suatu hari di rekeing saya ada 10M gimana ya?”

Tidak ada yang salah dengan bermimpi, karena dulu saya juga seperti itu. Namun ketika kita sudah berhasil melewati itu semua, yakni ketika kita sudah memiliki rumah mewah, mobil mewah, deposito atau aset sudah milyaran dan sebagainya, sampai di suatu tahap hal ini menjadi challenge bagi orang kaya.

Jadi, challenge bagi orang kaya ini ada empat :

1. Mindset ‘less is more’

Jadi yang pertama adalah less is more. Apa yang dimaksud dengan less is more.? Less is more. adalah mindset hidup sederhana. Anda tahu Raditya Dika? Pada tahun 2017, ia pernah menjadi YouTuber nomor satu di Indonesia. Namun ketika ia sudah menikah, Raditya Dika pernah berkata dalam sebuah konten yang diunggahnya :

“Saya mencoba untuk hidup minimalis”.

Ia melepas jam Rolex miliknya, melepas semua mobilnya, dan ia hanya menyimpan satu buah jam Rolex. Mobilnya pun hanya ada satu-dua saja. Intinya, ia ingin mencoba gaya hidup yang minimalis.

Jadi, dirinya itu masuk ke dalam suatu tahap dimana ia merasa bahwa uang itu sudah lebih dari cukup. Ia merasa bahwa banyak uang tidak membuatnya merasa lebih bahagia. Ini adalah tantangan untuk orang kaya. Yaitu apakah anda bisa mengatakan ‘less is more’? Harta yang saya miliki ini sudah cukup.

Saya sering berkata : Bahagia itu ada di dalam perasaan. Jadi, apakah anda sudah merasa cukup di dalam hati anda?

Ketika seseorang sudah mulai merasa cukup, maka ia memakai satu helai baju berwarna abu-abu saja seperti Mark Zuckerberg, pendiri Facebook sudah merasa cukup. Padahal, ia adalah manusia terkaya nomor empat di dunia. Setiap hari, ia memakai baju yang sama.

Sama seperti Warren Buffett. Ia sudah merasa cukup. Ia hanya mengendarai mobil lamanya dan tinggal di rumah lamanya. Padahal, kekayaannya mencapai ribuan triliun. Dan dia sudah merasa cukup.

Jadi, ia merasa tidak perlu pamer jam tangan mewah, belt mewah, ataupun mobil mewah untuk menunjukkan betapa kayanya dia. Apakah itu salah? Tidak. Itu adalah fashion style, dan hal ini bisa menjadi personal branding juga.

Akan tetapi di level tertentu, orang akan merasa jenuh. Masalahnya, orang kaya belum tentu selalu merasa cukup.

 

2. Tidak takut kehilangan

Kemudian yang kedua adalah tidak takut kehilangan. Dulu ketika baru saja mendapatkan rumah yang besar, selalu dijaga satpam. Namun sekarang ketika bisnisnya terguncang, satpamnya diberhentikan, mobilnya juga mulai dijual. Bahkan, rumahnya hampir disita oleh bank. Orang kaya itu sebenarnya paling takut kehilangan.

Jika anda bisa berada di suatu tahap dimana anda sudah tidak takut kehilangan, itu keren banget!

Hal itu menandakan bahwa kita sudah berada di satu level dimana kita tidak lagi takut ketika merasa kehilangan. Selama hampir satu tahun lebih kita menghadapi pandemi ini di Indonesia, sesungguhnya pandemi ini mengajarkan kita bahwa ada banyak orang kaya yang akhirnya merasakan kehilangan.

Jadi bukan hanya orang yang kehilangan pekerjaan, namun banyak o rang kaya yang juga merasa kehilangan. Kalau mungkin dulunya ia memiliki karyawan hingga seribu orang, sekarang hampir seluruh karyawannya dirumahkan dan hanya tersisa 300 orang. sedangkan yang 700 orang di’PHK.

Bukan karena ia tidak mau menggaji 300 orang tersebut, namun dia terpaksa melakukan itu karena perusahaannya sedang di ujung tanduk. Jadi apabila anda kehilangan pekerjaan, bisa jadi perusahaan anda juga sedang kehilangan uang milyaran.

Apakah anda berani kehilangan? Karena orang kaya belum tentu bisa melakukannya.

 

3. Lebih leluasa dengan hidup minimalis

Kemudian yang ketiga adalah lebih leluasa dengan hidup minimalis. Ia akan lebih memilih memakai jam yang tidak bermerek, contohnya seperti itu. Bisakah anda menerima cap ‘dia yang tadinya kaya raya kok sekarang hidupnya sederhana banget?’.

Saya adalah tipikal orang yang terinspirasi oleh Bob Sadino. Tahukah anda, bahwa Bos Sadino itu kemana-mana hanya mengenakan kaos dan celana pendek. Itulah sebabnya saya berusaha untuk setiap harinya mengenakan pakaian kasual.

Mungkin orang-orang yang mengenal saya ketika bertemu di Jakarta atau Surabaya, ketika saya masuk ke supermarket itu mau menyapa saya justru merasa bingung. Karena ketika membuat konten, saya pakai jas. Namun di dalam kehidupan sehari-hari, saya suka memakai celana pendek karena saya suka berolahraga.

Jadi ketika pagi hari saya sering jogging dan ngegym. Itulah sebanya saya sering memakai kaos. Selain itu, banyak juga yang comment :

“Pak, bapak keren kalau pakai jas tapi bawahnya pakai celana pendek”.

Tidak masalah, karena mau bagaimanapun juga saya tetap keren kok. jangan khawatir.. 

Tapi pertanyaan saya adalah : bisakah anda hidup sederhana?

 

4. Tidak stress

Kemudian tantangan yang keempat adalah tidak stress. Semakin tinggi kekayaan seseorang, biasanya ia justru semakin stress. Karena takut akan hal ini, itu, dan lain sebagainya.

Saya pernah mengalami suatu peristiwa pada tahun 2003, yakni sekitar 18 tahu yang lalu. Tahukah anda, saya pernah mencoba bungee jump yang tingginya 54 meter dari TKP di New Zealand.  Bagi sahabat SB30 yang pernah mengunjungi atau tinggal di New Zealand pasti tahu Auckland.

Saat itu, saya terjun ke bawah memakai bungee jump. Mengapa saya berani melakukannya? Karena saya tidak ingin dibatasi oleh ketakutan apapun. Terkadang semakin kaya seseorang, ia justru menaiki jet coaster saja merasa takut. Naik pesawat saja merasa takut. Lalu, untuk apa anda kaya jika hidup anda terbelenggu dengan ketakutan anda sendiri?

Semakin kaya seseorang, semakin parno hidupnya. Apalagi di masa pandemi seperti ini, ia justru semakin parno ketika mendengar rekan-rekannya meninggal karena terinfeksi virus Covid-19.

Saya paham bahwa virus Covid-19 ini berbahaya. Namun menurut saya, lebih bahaya lagi jika anda punya ketakutan yang berlebihan. Karena ketakutan yang berlebih itu merendahkan imun. Dan ketika imun anda rendah, anda bukan hanya bisa terjangkit Covid-19. Namun virus apapun juga bisa masuk.

Permasalahan orang kaya itu adalah ia takut mati. Sedangkan orang yang belum kaya biasanya justru tidak takut mati. Karena apa? Mau mati atau tidak, hidupnya itu sudah terasa setengah mati.

Itulah 4 tantangan terbesar orang kaya. Jadi, bersyukurlah jika anda belum kaya dan sedang berproses menuju kaya raya. Tentu saya mendoakan kesuksesan anda. Namun pesan saya ketika anda sudah menjadi orang yang kaya raya, saya harap anda tidak memiliki keempat mental ini.

Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!


by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.