4 Fase Keuangan Dalam Kehidupan Manusia

SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Pada video kali ini saya ingin membahas topik tentang finansial. Dan topik tentang hal ini sebenarnya sudah saya bahas di buku saya ‘Success Before 30’. Khususnya di bab pertama, masalah mindset.

Jadi sebelum anda memiliki kemampuan atau diberi kekayaan, maka anda harus membangun mindset terlebih dahulu. Mindset itu ibaratkan sebelum anda membangun sebuah rumah yang besar, maka bangunlah dulu pondasinya.

Disini saya akan membahas tentang “4 Fase di Dalam kehidupan Manusia” yang sangat penting. Jika anda menguasainya, niscaya jika suatu saat anda akan memiliki kekayaan yang banyak itu bukan karena kebetulan, namun karena anda memang memiliki mindset yang benar. Apa sajakah 4 poin tersebut?

Di dalam bab 1, tepatnya di halaman 17. Saya disitu mengungkapkan mengapa ada banyak orang yang belum kaya. Penyebabnya adalah karena mereka tidak paham dengan keempat fase ini. Padahal, setiap orang pasti mengalami keempat fase ini di dalam kehidupannya.

 

1. Ketika anda baru lulus sekolah

Fase yang pertama adalah ketika anda baru lulus sekolah. Biasanya anda itu mendapatkan uang darimana sih ketika masih masa sekolah? Kebanyakan pasti dapat uang saku dari orang tua.

Jadi orang tua yang mencari nafkah setiap hari dengan satu tujuan, yakni bisa menafkahi biaya sekolah anda. Namun problemnya adalah ketika anda baru saja lulus sekolah. Disinilah letak kemandirian finansial anda terjadi.

Seperti yang kita ketahui, kalau di negara Barat usia 17 tahun itu sudah menjadi batas maksimal tanggungan orang tua. Jika sudah berusia di atas 17 tahun, maka mau ngapain aja sudah bukan tanggung jawab orang tuanya.

Sedangkan di Indonesia, kita sebagai orang Timur atau orang Asia masih memiliki budaya. Terlebih lagi orang Jawa, makan gak makan yang penting kumpul. Itu adalah budaya orang Jawa. Meskipun anaknya sudah dewasa, maunya berkumpul sama anak terus. Memang benar bahwa budaya orang Jawa itu bagus. Namun secara tidak langsung, kebiasaan ini membuat sang anak tidak tumbuh dewasa dan tidak mandiri.

Bahkan, ia juga tidak diberi sebuah pengertian bahwa di usia 17 tahun ia harus sudah memiliki kemandirian dalam segala hal, terutama masalah finansial. Intinya, di usia tersebut kalau bisa sudah mencari nafkah sendiri.

Mungkin memang masih tinggal di rumah orang tua, namun anda harus mencari nafkah sendiri. Jadi, anda harus menguasai problem ini.

Jadi ketika anda baru lulus sekolah, anda harus sudah memiliki kemantapan dalam masalah kemandirian finansial. Anda tidak boleh mengandalkan orang tua terus. Jika anda ingin pacaran dengan anak orang, maka anda harus cari duit sendiri.

 

2. Fase berkeluarga

Fase yang kedua adalah fase berkeluarga. Anda perlu tahu, bahwa pacaran dengan berkeluarga itu berbeda. Pacaran itu mudah sekali, karena kita tidak perlu berkomitmen. Yang cowok tinggal di rumahnya sendiri, yang cewek tinggal di rumah orang tuanya. Jadi, tidak ada komitmen untuk tinggal bersama.

Ketika anda pacaran, anda pasti merasa bahagia karena masih belum ada komitmen. Kegiatannya hanya makan bareng, nongkrong, nonton bioskop atau jalan-jalan.

Akan tetapi, saat pacaran kita belum tentu memutuskan untuk berkomitmen membangun keluarga. Fase ini sebetulnya harus dimiliki oleh anak muda manapun di seluruh dunia.

Itulah sebabnya, banyak anak-anak muda di Indonesia yang tidak matang secara finansial justru mengandalkan uang orang tuanya, sehingga orang tuanya masih menafkahi.

Jika anda tahu kisah saya, saya saja menikah tidak memakai biaya dari orang tua, melainkan menggunakan biaya sendiri. Itu artinya, anda sudah memahami fase keuangan dimana anda harus menjalani semuanya seorang diri.

Di zaman sekarang ini, ada banyak sekali orang-orang yang aneh. Saat hendak menikah, mereka masih mengandalkan uang orang tuanya. Apalagi, pesta pernikahan tersebut digelar mewah. Memang benar itu hak orang tua anda jika mereka memang mampu mengadakan pesta sememwah mungkin. Ibarat orang tua yag ingin menunjukkan kesuksesannya di hadapan teman-teman dan koleganya.

Namun perlu anda ketahui, pernikahan itu bukan masalah pesta satu malam. Saat anda berkeluarga, tantangan yang paling utama adalah hari +1 setelah anda menjalani pernikahan. Pastikan anda sudah mandiri secara finansial. Mampukah anda menjadi seorang kepala keluarga?

Ketika istri anda menjalani fase kehamilan, mampukah anda rutin mengajaknya kontrol ke dokter? Ketika isti anda sedang tidak enak badan, mampukah anda membawanya berobat? Dan hal ini membutuhkan biaya yang tidak kecil. Terkadang orang tidak siap dengan dana ini. Itu artinya, anda belum matang secara finansial. Itulah sebabnya saya membahas juga tentang ‘mengapa banyak orang yang belum kaya’. Selain itu, saya juga membahas tentang ‘mindset dan mental orang sukses’.

Intinya, kita harus paham tentang mengapa banyak orang yang tidak siap berkeluarga.belum lagi ketika sudah punya anak, atau ketika anaknya sakit. Belum lagi ketika anaknya memasuki masa sekolah. Fase keluarga itu sama saja dengan istilah life just begins.

Akan tetapi, saya tidak bermaksud menakuti anak-anak muda yang belum menikah atau yang disebut dengan kaum jomblo dan sebagainya. Anda baru jomblo saja sudah stress. Padahal, berkeluarga itu bakal lebih stress lagi. Jadi apabila kaum jomblo itu sering dibully, sebenarnya kaum jomblo itu juga berhak membull mereka yang sudah berkeluarga. Karena nyatanya, lebih neka jadi jomblo ‘kan? Candaannya seperti itu.

Namun sebenarnya, semua fase tetap memiliki tantangannya tersendiri. Jomblo itu tantangannya kesepian, sedangkan berkeluarga itu tantangannya adalah beban hidup semakin berat karena ada tanggungan anak dan istri. Jadi, semua orang itu memiliki kesulitan masing-masing. Anda tak perlu saling membully.

 

3. 10 tahun menjelang pensiun

Ini adalah fase yang sangat berbahaya, yakni fase kritis. Jadi ketika anda sudah mencapai puncak karir anda di usia 40-45. Tahukah anda, channel ini memang channel ‘success before 30’. Akan tetapi yang saya bahas itu bukan hanya terkait mereka yang berusia before 30.

Saya juga membahas topik tentang someday, ketika kita harus siap dengan yang namanya ‘pensiun’. Sedangkan banyak orang yang ketika sudah memasuki usia pensiun, ia kelabakan karena ibaratkan tidak sedia payung sebelum hujan.

Ketika masa pensiun atau hujan tersebut tiba, ia kelabakan mencari payung alias perlindungan kesana kemari. Jika anda tidak menyiapkan dana sejak 10 tahun lebih awal sebelum pensiun, maka problem yang terjadi adalah anda akan merasa stress menjelang pensiun.

Bahkan, tidak sedikit pensiunan yang rumah saja belum punya, sedangkan dana pensiunan juga tidak ada. Usia sudah tua, bahkan anak juga belum mandiri. Akhirnya, mereka hanya menjadi pengasuh anak cucu. Bahkan ketika sakit, bingung mau berobat kemana dan terpaksa merepotkan anak cucu. Jadi, banyak orang yang menjelang pensiun itu belum punya persiapan. Dan celakanya, mereka hanya mengandalkan pensiunan. Saya tidak setuju, karena pensiunan bagi anda yang dulunya karyawan biasanya hanya menerima gaji UMR, yakni sekitar 3-4 juta.

Jika tiba-tiba saja anda pensiun, misalkan anda menerima pesangon 400 juta. Anda menerima uang kaget yang jumlahnya 100 kali lipat dari gaji anda.

Ketika anda menerima uang dalam jumlah besar,  anda syok, kaget karena tidak memiliki pengetahuan finansial. Maka uang pensiunan yang biasanya baru bisa anda terima setelah ratusan kali gaji bulanan, saya yakin hanya dalam kurun waktu 3-4 bulan akan habis.

Bukannya dipersiapkan untuk membangun bisnis atau pekerjaan baru di kala pensiun, anda justru memfoya-foyakan uang tersebut.

 

4. Saat memasuki usia pensiun

Saat inilah nightmare akan benar-benar terjadi. Tahukah anda bahwa ketika anda pensiun, anda sudah tidak punya penghasilan. Mungkin anda hanya mengandalkan pasangan anda, atau mengandalkan anak anda. Sungguh sangat memprihatinkan.

Disini saya menghimbau anda, para sahabat SB30 yang menonton video ini. Jangan mengulang sejarah para pendahulu kita.

Tentunya kita pasti berharap anak kita menjadi orang sukses. Namun kalau bisa, kita jangan pernah mengandalkan anak untuk kehidupan kita di kala pensiun. Kalau bisa, anda harus mengandalkan diri anda sendiri. Bahkan, akan lebih baik jika kita bisa memberikan lebih untuk anak dan cucu kita.

Jadi apabila anak cucu kita belum beruntung, maka ketika anak kita bekerja, kita sendiri juga harus bekerja. Inti dari pensiun itu tidak lagi bekerja keras, melainkan minimal kita tidak repot dengan masalah finansial.

Sahabat entrepreneur, demikian sharing saya kali ini tentang 4 fase kehidupan. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa baca di buku saya ‘Success Before 30’. Semoga video kali bermanfaat. Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!


by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.