4 Tanda Kamu Terlalu Baik

SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Jumpa lagi pada kesempatan kali ini, saya akan sharing tentang 4 tanda anda menjadi manusia yang terlalu baik, sehingga banyak orang yang memperalat anda atau menyalahgunakan kebaikanmu.

Jadi, apa saja tanda-tandanya?

Sebelum saya membahas hal ini lebih lanjut, saya ingin berterima kasih kepada anda yang sudah menonton video ini. Channel kami sudah berdiri selama 8 tahun Kami konsisten membuat  video tentang pengembangan diri, tips-tips praktis, tips-tips bisnis, serta berkolaborasi dengan banyak tokoh publik dan influencer yang selalu memberikan edukasi serta konten yang positif kepada masyarakat Indonesia.

Tidak terasa channel ini sekarang sudah menyentuh hampir 3,5 juta subscribers. Dan kami tetap konsisten dengan konten yang sama. Semoga para penonton baru dapat terhibur dan mendapatkan manfaat dari channel ini.

Sahabat entrepreneur, jadi pertanda anda terlalu baik yang pertama adalah sulit untuk menolak.

Pernahkah anda mengalami ketika anda dimintai bantuan, dan rupanya anda itu selalu berkata ‘iya’? Karena anda sungkan. Setiap dimintai bantuan, anda itu selalu berkata ‘iya’. Disuruh kesana, mau. Disuruh ikut organisasi, mau. Disuruh nganterin, mau. Semuanya diiyakan, sehingga tak ada satupun yang selesai.

Anda itu kesulitan berkata tidak. Dan akhirnya ketika anda yang pinjam uang, anda juga berkata iya. Gak dibalikin juga iya-iya aja. Anda itu adalah tipe orang yang sulit untuk menolak. Dan ini adalah pertanda anda  terlalu baik.

“Lalu saya harus gimana dong pak kita menyikapinya san solusinya supaya saya bisa berkata tidak?”

Saya sudah membuat ratusan video terkait hal ini. Silahkan tonton video saya yang lain, saya tidak akan membahasnya disini.

Kemudian yang kedua adalah terlalu banyak meminta maaf.

Belum apa-apa, anda sudah minta maaf duluan. Banyak banget orang Indonesia yang seperti ini, karena saya tahu orang Indonesia itu baik banget.

“Maaf pak, bukannya itu adalah bagian dari etika sopan santun?”

Ya, memang tidak salah. Akan tetapi, “baiknya” anda itu ketika berbuat salah minta maaf. Berbuat baik juga minta maaf. Kemudian ketika tidak berbuat salah juga minta maaf. Akhirnya ketika segala sesuatunya anda terima, anda tetap meminta maaf.

Menurut saya jika anda dikategorikan sebagai seorang pemimpin, tidak bisa. Karena pemimpin itu harus berani berkata tidak. Pemimpin yang berani meminta maaf itu bagus, tetapi anda tidak bisa meminta maaf setiap hari karena minta maaf itu identik dengan berbuat salah.

Jika anda berani berbuat salah, anda harus berani meminta maaf. Namun jika anda tidak berbuat salah, kenapa anda harus meminta maaf?

Jika anda tahu orang lain yang salah, maka anda harus berani menegur. Jika anda berani menegur, itu artinya anda berani memperbaiki. Resikonya, orang lain akan merasa kesal dan tidak suka. Akan tetapi, seperti itulah yang namanya pemimpin. Menjadi pemimpin itu tidak bisa terlalu baik.

“Berarti harus kejam, pak?”.

Bukan kejam, namun pemimpin itu harus berani menjadi pribadi yang tegas.

Bagaimana cara menjadi pribadi yang tegas? Saya ada videonya.

Bagaimana cara menjadi pemimpin yang berani berkata tidak? Saya juga ada videonya.

Masalahnya, anda itu menjadi pemimpin yang terlalu baik.

Kemudian yang ketiga adalah selalu berusaha membuat orang lain bahagia.

Inilah masalahnya. Bahasa zaman sekarang itu kalau orang pacaran disebut bucin. Pacarnya ngomong apapun, diiyakan.

Jemput sekarang! Iya.

Telpon sekarang! Iya.

Antar aku sekarang! Iya.

Berhentiin aku di pinggir jalan sekarang! Iya.

Ini contoh pacar yang posesif banget. Akhirnya, anda disuruh apapun juga menurut saja. Jika sudah seperti ini, artinya anda adalah tipikal orang yang tidak bisa menjadi leader. Anda terlalu baik, dan anda selalu berusaha membuat orang lain bahagia. Tak bisa seperti itu.

Lalu, bagaimana cara menjadi pribadi yang baik? bukan disitu poinnya. Anda justru harusnya menjadi orang yang benar.

Menjadi ‘benar’ itu terkadang tidak ‘baik’ di mata orang lain.

Akan tetapi, menjadi ‘benar’ itu pasti ‘baik’ di hadapan Sang Pencipta.

Apabila anda ingin menjadi pribadi yang maju, maka anda harusnya menjadi pribadi yang benar.

Kemudian yang keempat adalah tidak memikirkan diri sendiri.

Ini fatal. “Wah, keren ya pak kalau bisa menolong orang lain sampai melupakan diri sendiri!”.

Begini.. Bagaimana anda bisa membuat orang lain kenyang jika diri anda sendiri masih lapar?

Kesalahan setiap orang yang terlalu baik adalah terkadang dia mengorbankan dirinya agar orang lain bahagia. Hidup ini bukan seperti drama Korea. Terkadang anda sendiri juga harus memikirkan dirimu sendiri. Jika diri anda sendiri tidak sehat, bagaimana anda bisa menolong orang sakit? Jika diri anda sendiri tidak kenyang, bagaimana anda bisa menolong orang yang kelaparan?

Yang benar itu adalah anda harus kenyang dahulu, barulah anda bisa berbagi dengan orang yang kelaparan. Yang salah itu adalah ketika anda sudah kenyang, namun anda tega melihat orang lain kelaparan.

Dan problem yang lebih fatal adalah ketika orang lain lapar, anda sendiri juga kelaparan. Lalu ketika ada makanan, anda berikan semua makanan itu kepada orang lain, namun anda sendiri kelaparan. Akhirnya, anda sakit dan tidak bisa lagi menolong orang lain.

Apa jadinya seorang pemimpin perusahaan yang memiliki 500 orang karyawan, namun dirinya sendiri masih defisit, masih hancur-hancuran hingga tak bisa membayarkan gaji karyawan? Akhirnya, perusahaannya tumbang dan seluruh karyawan anda keluar. Penyebabnya adalah karena anda terlalu baik. anda tidak bisa menjadi pribadi yang seperti itu terus menerus.

“Berarti kita harus menjadi pribadi yang kejam?”

Disinilah perbedaan pribadi yang ‘baik’ dan ‘benar’. Ada satu pemisah di antara keduanya, yaitu WISDOM alias kebijaksanaan.

Jadi ketika anda memiliki nilai wisdom di antara keduanya, maka anda akan memahami kapan anda harus berkata ‘iya’, kapan anda harus berkata ‘tidak’, kapan anda harus berkata tegas, kapan anda harus memberikan hukuman, dan kapan anda harus menegur. Anda memahami waktu yang tepat untuk melakukannya.

Jika anda setiap saat selalu berkata ‘iya’, maka itu artinya sama saja anda menghancurkan diri anda sendiri karena anda menjadi pribadi yang terlalu baik. Padahal di buku Success Before 30, saya sudah membahas tentang bagaimana kita harus memahami apa perbedaan orang kaya dengan orang sukses. Serta apa bedanya pedagang dengan pengusaha, di halaman 45 dan 51. Sudah tertulis disitu dengan sangat jelas. Silahkan anda pelajari sendiri.

Niscaya, anda akan menjadi pribadi yang jauh lebih berkembang, tak hanya menjadi orang yang ‘baik’. karena menjadi baik saja itu tidak cukup.

Sahabat entrepreneur, demikian sharing saya kali ini. Semoga hidup anda akan lebih maju. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa baca di buku saya ‘Success Before 30’.

Semoga video kali bermanfaat. Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!

 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.