5 kesalahan keuangan terbesar dari umur 10-50 tahun

SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Pada topik kali ini, saya ingin membahas tentang kesalahan-kesalahan dalam hal keluangan yang terbesar ketika orang tersebut berusia antaraa 10-50 tahun. Apa sajakah itu?

Jadi sahabat SB30 yang saya cintai, ketika kita berusia 10 tahun, kesalahan keuangan apa yang kita lakukan?

Kesalahan yang pertama adalah kita tidak pernah belajar menabung.

Ketika anda berusia 10 tahun, anda diberi uang saku berapa oleh orang tua anda? Jadi berapapun uang saku anda, selalu anda habiskan. Itu artinya, anda tidak pernah belajar menabung. Menabung itu menjadi hal yang tabu bagi anda.

Saya tidak tahu apakah itu karena orang tua anda tidak pernah menekankan anda untuk belajar menabung, ataukah memang karena anda tidak punya habit menabung. Karena usia 10 tahun itu pasti masih di bawah kendali orang tua. Jadi menurut saya, hal ini terjadi karena orang tua tidak pernah menekankan untuk belajar menabung.

Misalkan orang tua anda memberikan anda uang saku 10 ribu. Seharusnya orang tua mengajarkan anda untuk menyisihkan sebagian uang saku anda. Meskipun itu hanya 10% saja untuk ditabung. Sedangkan anda jika diberi uang 10 ribu, ya sudah uang itu anda habiskan. Tidak pernah anda sisihkan sebagian. Ini adalah kesalahan pertama anda.

Lalu, kesalahan yang kedua adalah tidak melek keuangan dan mengikuti gengsi di usia 20 tahun.

Jadi ketika teman anda beli sepatu, anda ikut-ikutan. Ketika teman anda beli baju branded, anda mulai ‘kepanasan’ karena masih usia labil. Padahal harusnya, kita membeli seadanya dan tidak perlu mengikuti trend. Itulah kesalahan dalam hal keuangan di usia 20 tahun, ada Fear Of Missing Out alias FOMO. FOMO itu artinya takut kehilangan trend. Ayo ngaku, siapa disini yang pernah melakukan kesalahan ini?

Lalu, kesalahan yang ketiga adalah tidak berinvestasi dan tidak punya sumber pendapatan di usia 30 tahun.

Ketika saya masih berusia 25 tahun, ketika masalah finansial saya sudah beres dan sudah mulai mencapai financial freedom, saya sudah mulai belajar berinvestasi. Saya mulai membeli asuransi, menabung, dan investasi tanah serta rumah. Artinya, saya sudah paham berinvestasi ketika saya berusia 26 tahun.

Mengapa saya bisa membuat channel Success Before 30? Karena saya sudah mempraktekkannya. Ketika saya sudah berusia 30 ke atas, saya sudah memiliki rumah, mobil lebih dari satu, deposito sudah ada, tabungan keuangan sudah ada, saham dan reksadana juga sudah ada. Begitu pula dengan tabungan tanah dan emas.

Dari sini, kita sadar bahwa saya sudah paham berinvestasi. Banyak orang di usia 30 yang bahkan investasi saja belum paham. Itulah sebabnya banyak anak muda yang bertanya pada saya : “Investasi apa yang cocok untuk saya?”

Saya selalu menjawab, investasi ilmu. Yakni leher ke atas. Ketika anda mendapatkan investasi ilmu, maka ilmu tersebut akan menjadikan anda sebagai seseorang yang sangat berwawasan. Sehingga dengan dana yang terbatas, anda itu bisa mengalokasikan dana anda dengan tepat ke instrumen investasi yang anda inginkan.

Itulah sebabnya ada istilah “jangan menempatkan telur di satu keranjang”. Karena apabila telur tersebut jatuh dan pecah, maka habislah anda. Namun beda ceritanya jika anda menempatkan telur di keranjang yang berbeda-beda.

Sama artinya dengan apabila anda hanya memiliki satu sumber penghasilan. Hal ini akan menjadi masalah.

Kemudian kesalahan yang keempat adalah tidak punya dana persiapan pendidikan di usia 40 tahun.

Itulah sebabnya banyak orang di usia 40 tahun pontang-panting dan stress karena mencari sekolah yang gratis. Kita beruntung karena di Indonesia sekolah negeri itu disupport oleh pemerintah.

Akan tetapi jika anda berencana menyekolahkan anak anda di sekolah yang lebih high level seperti di luar negeri atau swasta, maka yang menjadi masalah adalah anda tidak memiliki dana persiapan untuk pendidikan anak. Hingga akhirnya, anda mengalami kesulitan dalam hal finansial.

Kemudian kesalahan yang kelima adalah tidak punya persiapan dana pensiun di usia 50 tahun.

Intinya, anda itu bermasalah dalam hal keuangan terus sejak usia 10 tahun hingga 50 tahun. Saya sendiri ketika berusia 30 tahun, saya sudah menyiapkan dana pensiun, bukan hanya dana pendidikan anak.

Padahal, saat itu saya belum menikah. Akan tetapi, saya sudah mempersiapkan dana untuk pendidikan anak. Saya sudah mempersiapkan itu semua karena saya ini memang tipe orang yang melakukan segala sesuatunya harus penuh dengan persiapan.

Bahkan ketika saya menikah, saya tidak menggunakan uang dari orang tua. Setelah menikah, saya juga sudah memiliki rumah pribadi, bukan ngontrak.

Saya sudah pernah membahas tentang hal ini di konten saya sebelumnya : “Menikah Dulu atau Membangun Karir?”.

Jadi ketika saya berusia 30 tahun, saya sudah mempersiapkan dana pensiun. Jadi ketika saya nantinya sudah berusia 50 tahun, saya sudah tidak perlu pusing karena hal ini. Namun banyak orang ketika berusia 40 tahun, mereka masih kelabakan. Jika diibaratkan, seperti ketika hujan deras dan anda masih kebingungan mencari payung.

Itulah sebabnya, kita harus memiliki persiapan. Channel ini adalah channel yang selalu konsisten mengajarkan edukasi terkait ‘persiapan’. Jadi apabila nantinya anda tidak siap, itu urusan anda.

Sahabat entrepreneur, demikian pembahasan topik saya kali ini. Semoga video kali ini bisa memberikan pencerahan. Bagi anda yang belum memasuki usia 30, anda mungkin belum merasakan hal ini. Namun bagi mereka yang sudah berusia 30 tahun, anda pasti sepakat dan sepaham dengan kata-kata saya.

Jadi, mankah dari 4 hal ini yang paling mengena dan anda rasakan saat ini? Silahkan anda share pada teman-teman anda. Mungkin mereka tidak mendapatkan pelajaran ini dari orang tuanya, namun mereka justru mendapatkannya dari channel ini. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa baca di buku saya ‘Success Before 30’.

Semoga video kali bermanfaat. Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!

 


Posted

in

, , , , , , , , , ,

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.