Inilah 4 Resiko yang Dapat Anda Temui Dalam Investasi Saham

 

SB30 – Sahabat entrepreneur, apa saja sih resiko berinvestasi di bursa saham Indonesia? Saya berani bilang bahwa resikonya sangat besar. Bisa dikatakan berinvestasi saham di bursa saham Indonesia itu memiliki high risk, low return.

Mari kita bicara realita. Resiko terjadi karena adanya volalitas harga yang mengakibatkan di satu sisi mendapatkan keuntungan dan di sisi lain menderita kerugian.

Secara logika, perusahaan listing di bursa hadir untuk mendapatkan sumber dana murah yang menjadi pendorong untuk perusahaan bertumbuh dan menghasilkan earning yang lebih baik lagi di masa mendatang.

Logika sederhananya, kalau perusahaan potensi dan realisasi earning growthnya bagus di atas inflasi, maka akan menarik banyak peminat. Akibatnya, harga saham bisa naik. Begitu pula sebaliknya, prinsip supply dan demand.

Tetapi kenyataannya, ada ketakutan (fear) dan ketamakan (greed) yang ikut mempengaruhi supply dan demand sehingga membuat harga bergerak liar. Parahnya, fear dan greed ini susah diprediksi. Dan yang punya kendali adalah si penyandang dana gede Yakni bisa institusi, bisa orang pribadi, ataupun sejumlah orang secara berkelompok.

Jadi, berikut ini adalah beberapa resiko investasi saham :

1. Nilai saham yang kita beli bisa jatuh

Contoh, anda membeli saham ABCD di harga 300 Rupiah. Namun seminggu kemudian, jatuh ke angka 290 Rupiah. Akan tetapi hal ini masih belum bisa dibilang kita sudah rugi. Bisa dikatakan rugi  jika saham itu kita jual di angka 290 Rupiah. Yang perlu kita perhatikan, nilai saham tersebut masih bisa bangkit lagi.

Maka dari itu, solusinya adalah jangan invest jangka pendek. Namun investasilah minimal 5 tahun dengan catatan anda berinvestasi di perusahaan dengan brand yang kuat, keuangan yang positif dan manajemen yang bagus.

 

2. Perusahaan yang sahamnya kita beli, punya potensi bangkrut

Apabila perusahaan tersebut bangkrut, maka saham yang kita pegang jadi tidak ada nilainya sama sekali. Solusinya adalah sebelum membeli saham, coba cek secara detail sebelum membeli saham sebuah perusahaan. Semakin lengkap dan detail, maka akan semakin bagus. Mungkin saja ketika anda sedang melakukan pengecekan, nantinya anda justru menemukan sebuah perusahaan yang bagus dengan harga murah.

 

3. Bagi investor yang pemahamannya sedikit atau baru belajar, potensi kerugiannya sangat tinggi

Jadi bagi anda yang merupakan investor pemula, sebaiknya belajar dahulu dan cari tahu banyak info tentang saham dari sumber yang terpercaya. Anda harus berhati-hati dengan sumber yang salah, karena hal itu justru bisa membawa anda pada kerugian. Intinya, anda harus banyak membaca, mencari informasi, tanyakan pada mentor, dan awali investasi saham anda dengan modal yang kecil dulu.

 

4. Jumlah investor saham kita masih sangat rendah

Investor saham di Indonesia saat ini hanya sekitar 1-2% orang saja. Sedangkan sisanya lebih memilih menggunakan uangnya untuk berwirausaha. Perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham juga hanya sekitar 1-2% dari jumlah medium to large scale company. Angka ini tentunya sangat kecil jika dibandingkan dengan negara lain.

Hal ini sudah disadari oleh BEI dengan digalakkan program “Ayo Menabung Saham”. Akan tetapi, program untuk menarik investor baru demi mengurangi dominasi pemain besar memang tidak mudah. Banyak investor baru yang akhirnya kecewa dengan kerugian akibat ‘dikerjai’ oleh para pemain besar.

Investor hebat sendiri tentunya akan mengakui bahwa investasi di saham dan turunannya tak akan mengalahkan kecepatan cash flow. Anda bisa membaca selengkapnya di dalam buku Rich dad poor dad series karya Robert Kiyosaki.

investasi saham memang sangat beresiko, apalagi jika kita tidak mempunyai pengetahuan dan ilmunya. Anda bisa-bisa jadi kere karena uang lenyap. Namun di balik resiko yang besar, kita bisa mendapatkan reward atau profit yang cepat besar juga. Misalkan anda invest 10.000.000, maka dalam beberapa menit atau hari anda bisa mendapatkan untung 25% ataupun sebaliknya.

Jadi, semua itu tergantung pada jangka waktu investasi anda. Jika anda hanya berinvestasi tidak lebih dari 5 tahun, maka resiko saham sangat besar. Karena dalam jangka waktu tersebut, kita tidak bisa memprediksi timbal balik dari saham.

Tapi untuk jangka panjang, saham adalah sebuah aset yang sangat menguntungkan. Anda bisa membeli bagian dari hasil kerja orang lain (dalam hal ini manajemen). Dan tentunya, aset ini akan mampu mengalahkan inflasi. Resiko besar seperti manajemen yang tidak baik atau sektoral dapat diminimalisir dengan diversifikasi.

Investasi saham itu seperti naik mobil balap. Mungkin anda memiliki mobil hebat dengan kecepatan tinggi. Namun ketika anda masuk ke mobil itu dan menyetirnya, instrumennya belum tentu anda kuasai. Anda hanya sekedar tahu tancap gaspol dan anda belum mampu mengendalikannya. Atau bahkan, anda tidak mengenakan pengaman yang memadai.

Anda tahu ‘kan seberapa besar kemungkinan terjadinya kecelakaan karena berbagai hal tersebut?

Bagaimana dengan pembalap profesional? Mereka harus naik tingkat dulu dari formula yang lebih rendah, dan akhirnya mendapatkan super license (SIM super) yang mengizinkan mereka untuk ngebut di sirkuit. Itupun mereka tetap mengenakan berbagai pengaman untuk safety driving. Intinya, banyak ilmu dan pengetahuan yang perlu anda kuasai untuk sukses di bidang investasi saham.


Posted

in

, , , , , , ,

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.