Inilah 5 Alasan  MCDxBTS Meledak

SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Jumpa lagi pada kesempatan kali ini. Beberapa hari ini kita dihebohkan oleh berita tentang McD x BTS, yang mana sampai membuat antrean dimana-mana. Bahkan, jalanan menuju Drive Thru McDonald’s sampai macet. Dan akhirnya, membuat jalanan sekitar McDonald’s juga ikutan macet di seluruh Indonesia dan seluruh dunia.

Hal itu tentunya sangat meresahkan di kala pandemi seperti saat ini hingga penjualannya harus dihentikan oleh pihak kepolisian. Yang ingin saya share pada konten saya kali ini adalah :

Apa sih strategi marketingnya?

Apa sih yang membuat hal ini menjadi heboh dan sangat booming?

Semoga trik marketing ini juga bisa anda terapkan di dalam kehiduoan anda. Apa sajakah itu?

Sebelum itu, saya akan membacakan dulu sebuah artikel dari Detik Finance.

“Kok Bisa Sih BTS Meal Heboh Banget? Begini Penjelasan Pakar”.

BTS Meal menjadi incaran konsumen setelah produk tersebut diluncurkan kemarin (9/6). Bahkan, para driver ojek online (ojol) membludak di gerai-gerai McD untuk membeli pesanan para fans BTS, ARMY.
Terkait fenomena tersebut, pakar pemasaran Yuswo Hady menilai strategis marketing yang digunakan McD adalah pemasaran horizontal. Jika pemasaran vertikal bersifat satu arah, dan umumnya menggunakan media televisi, radio dan sebagainya, lain halnya dengan pemasaran horizontal.

“Kalau pendekatan horizontal itu memanfaatkan konsumen di mana konsumen itu ngomongin tentang brand dari satu konsumen ke konsumen lain, dan ketika size-nya sedemikian besar kemudian itu membentuk viral”.
“Jadi dalam konteks McD dan BTS ini, McD itu pintar memanfaatkan ARMY. Karena produknya ini dibikin barengan antara BTS sama McD maka itu kan menjadi tidak hanya punyanya McD kan, tapi juga punyanya BTS. Makanya ARMY ini karena punyanya BTS maka mereka langsung heboh gitu pengin punya” .


Apalagi dalam paket makanan tersebut juga mendapatkan saos asli Korea ya.

Hal lain yang bikin banyak orang berburu BTS Meal karena McD membatasi channel penjualan, melalui drive thru, order delivery yang disediakan McD, dan layanan pesan antar lewat ojek online. Ditambah lagi, periode penjualannya juga dibatasi.

“Jadi artinya kalau ini dipersulit maka itu menjadi istimewa, jadi langka, karena langkah maka anak-anak itu jadi cepat-cepatan, begitu dibuka langsung pesan, dan begitu pesan langsung menerima, dan begitu terima nggak langsung dimakan, yang paling penting dipotret dulu kemudian ditaruh di IG, kemudian taruh di IG kemudian dia pamer ke temannya,” tambahnya.

Akademi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali menerangkan bahwa pangsa pasar BTS adalah remaja.

Para kaum muda ini memegang peranan penting dalam konsumsi.

“BTS itu menggunakan teori psikologi yang sangat kuat. Jadi BTS itu buatan orang-orang marketing di Korea, hasil eksperimen. Nah lagu-lagunya itu membaca fenomena sosial yang sangat rentan dihadapi kaum muda. Jadi bukan lagi drakor masa lalu. Mereka sudah masuk kepada tema map of the soul,” jelasnya.

Fanatisme terhadap BTS yang berasal dari Korea Selatan pun tak terbangun secara instan. Semuanya sudah dimulai sejak budaya K-Pop merambah di drama Korea (drakor).

“Karena didukung dengan film-film Korea yang kuat, didukung dengan budaya Korea lewat kosmetika, operasi plastik bedah Korea. Nah terus kemudian mereka berhasil menanamkan cowok yang keren itu kayak apa, cewek yang asik kayak apa. Model rambut pirang versi mereka, pakai jaket seperti apa, itu mereka bangun dan itu kan konsumtif sebenarnya karena itu kan gaya hidup,” bebernya.
Penggemar BTS, lanjut dia pun ada level-levelnya. Ada yang sampai memperlakukan mereka selayaknya sebuah agama. Tak ayal begitu muncul produk berkaitan dengan BTS langsung diburu.

“Ada level yang lebih dalam yaitu kelompok yang belum matang, itu mereka kelompok yang benar-benar menjadi pejuang, jadi tentaranya yaitu army dalam arti yang sesungguhnya. Jadi mereka ini kelompok yang muncul membela BTS. Bahkan mereka itu beranggapan BTS itu menjadi seperti religion bagi mereka, agama,” tambah Rhenald.

Jadi, ini adalah sebuah sharing tentang BTS meal dari profesor Rhenald Kasali yang saya kutip dari Detik Finance. Saya melihat ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari pembahasan ini.

Yang pertama adalah strategi marketingnya.

Yakni menggunakan fansnya, yaitu Army tersebut.

Kemudian yang kedua adalah ‘Limited Edition’.

Yaitu persedian terbatas. Dan akhirnya memang benar, penjualan BTS meal ini dihentikan oleh polri beberapa waktu yang lalu.

Kemudian yang ketiga adalah konten.

Jadi, BTS meal ini sebenarnya bukanlah sebuah produk, melainkan sebuah konten. Yang dijual itu hanyalah kemasan makanan, dan yang terpenting bagi konsumen : Ada logo BTS’nya. Hal itulah yang membangkitkan keinginan para konsumen.

Kemudian yang keempat adalah community.

Mereka menjual produk tersebut dengan sasaran marketing khususnya adalah para ‘army’ itu sendiri.

Kemudian yang kelima adalah collaboration.

Jadi, terdapat sebuah kolaborasi. Karena di zaman sekarang ini adalah era kolaborasi, dimana kita membangun sebuah brand yang kuat. Kemudian, terjadilah kesuksesan penjualan seperti itu.

Itulah sebabnya di zaman sekarang ini, anda harus pandai-pandai memanfaatkan influencer. Karena pengaruh influencer ini bisa sangat luar biasa. Jika anda berkolaborasi dengan mereka lalu menciptakan sebuah produk yang hebat, maka brand anda pasti akan terkenal.

Sahabat entrepreneur, demikian sharing saya kali ini. Selamat mencoba! Untuk lebih lengkapnya, anda bisa baca di buku saya ‘Success Before 30’. Jadi, apa yang bisa anda pelajari dari kisah ‘tergesernya’ sebotol Coca Cola oleh seorang Ronaldo?

Semoga video kali bermanfaat. Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!

 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.